Berita Hangat Hari Ini

TENTANG MATRIK ANALISIS


MATRIK ANALISIS

Tabel 19. ANALISIS DETERMINAN PRIORITAS MASALAH KESEHATAN
No
Masalah
Lingkungan
Perilaku
Yankes
Demografi
a.
Kematian bayi dan Neonatus





1. BBLR
Mutu garam beryodium rendah
Keterlibatan / peran serta stake holder tidak ada atau sangat minim
Status Gizi Masyarakat secara umum masih rendah
Pola makan tidak bagus :
Konsumsi daging 3,8%
Konsumsi Ikan 1,85%
Konsumsi padi-padian 25,30%
Cakupan pemanfaatan Yankes masih rendah (Mutu pelayanan)
Cakupan persalianan oleh nakes masih rendah Cakupan K4 masih rendah
Pendidikan rendah (38,89 %)
Jumlah KK miskin tinggi
Pendapatan rendah (24,26 %)
Biaya untu kesehatan masih rendah 1,92%
Cakupan Fe rendah

Perilaku hidup sehat masih rendah
Petugas Pelaksana  profesional masih kurang

53,3% masih berada dalam garis merah
Tenaga perencana dan monitoring evaluasi program di Tk II masih kurang

Cakupan garam yodium pada bumil massih rendah
Rasio tenaga profesional kesehatan dengan penduduk rendah


SIK kesehatan Ibu anak kurang


Keterlibatan masy., LS,LSM


Sistem Pembiayaan


2. Pneumoni
Cakupan rumah sehat rendah
Keterlibatan / peran serta stake holder tidak ada atau sangat minim
Status Gizi Masyarakat ikut berperan memper-lemah kondisi tubuh
Pola konsumsi gizi kurang baik: konsumsi ikan 1,85%, konsumsi daging :3,81%, konsumsi padi-padian: 25,30%
Biaya untuk pemeliharaan kesehatan rendah (1,92%)
PHBS masih rendah (53,3 % warna merah).
Anggaran Asuransi rendah
Petugas Pelaksana  profesional masih kurang
Diagnosa kurang tepat (Mutu pelayanan kurang memadai)
Tenaga perencana dan moni-toring evaluasi program di Tk II masih kurang
SIK kurang bagus
Keterlibatan LS, LSM, Masy
KK miskin tinggi ( penghas-ilan rendah (24,62%)
Penduduk berpendidikn rendah tinggi (38,89%)

3. Diare
Cakupan kualitas air bersih masih rendah
Cakupan Jamban sehat masih rendah
Cakupan PHBS rendah (Warna merah 53,3%) Pengetahuan rendah Keterlambatan berobat
Petugas Pelaksana  profesional dan perencana programn profesional kurang memadai
KK miskin tinggi ( penghasilan rendah (24,62%)
Pendidikan Penduduk (38,89%)
Cakupan air bersih masih rendah
Keterlibatan / peran serta stake holder tidak ada atau sangat minim.
Anggaran kesehatan kecil Anggaran asuransi
Monev dan SIK kurang bagus
Mutu pelayanan Diare masih rendah (Cfr)
Keterlibatan Masy, LS, LSM


4. Gizi
Tanah berkapur sehingga Kurang garam beryodium Tanah kurang subur
Curah hujan dan Musim
Keterlibatan / peran serta stake holder tidak ada atau sangat minim
Status Gizi masyarakat secara umum masih rendah
Pola konsumsi gizi kurang baik: konsumsi ikan 1,85%, konsumsi daging :3,81%, konsumsi padi-padian: 25,30% (perilaku)
Biaya untuk pemeliharaan kesehatan rendah (1,92%)
Status PHBS warna merah masih tinggi
Peran serta masyarakat rendah
Cakupan pemanfaatan Yankes masih rendah.
Petugas Pelaksana  profesional masih kurang Tenaga perencana program kurang
Rasio tenaga profesional kes. rendah
Keterlibatan LSM rendah
SIK kesehatan Ibu anak
Sistem Pembiayaan
KK miskin tinggi ( penghasilan rendah (24,62%) Penduduk berpendidikn rendah tinggi (38,89%)
Penduduk berpendidikn rendah tinggi (38,89%)
Mobilitas penduduk tinggi


No
Masalah
Lingkungan
Perilaku
Yankes
Demografi


5. Anemi Ibu
Pola pertanian (penyediaan bahan pangan)
Status Gizi khususnya bumil, bufas masih sangat rendah
Keterlibatan / peran serta stake holder tidak ada atau sangat minim

Pola konsumsi gizi kurang baik: konsumsi ikan 1,85%, konsumsi daging :3,81%, konsumsi padi-padian: 25,30% (perilaku)
Biaya untuk pemeliharaan kesehatan rendah (1,92%)
Status PHBS warna merah masih tinggi
Peran serta masyarakat rendah
Cakupan pemanfaatan Yankes masih rendah.
Petugas Pelaksana  profesional masih kurang Tenaga perencana dan monitoring evaluasi program masih kurang
Rasio tenaga prof. kesehatan rendah
Keterlibatan stake holder
SIK kesehatan Ibu anak
Sistem Pembiayaan
Penduduk berpendidikn rendah tinggi (38,89%)
KK miskin tinggi ( penghasilan rendah (24,62%) Penduduk berpendidikn rendah tinggi (38,89%)
Penduduk berpendidikn rendah tinggi (38,89%)
Mobilitas penduduk tinggi
b.
TB Paru
Cakupan rumah sehat rendah
Status gizi dan sosial ekonomi masyarakat yang masih rendah
Beberapa stake holder penting tidak terlibat / berperan serta
Cakupan PHBS masih rendah (warna merah (53,3 %)
Pengetahuna dn kesadaran penderita kurang
Kedisiplinan PMO kurang

Petugas Pelaksana  profesional masih kurang
Upaya promosi petugas dan bimbingan (mutu Pelayanan)
Tenaga perencana dan monitoring evaluasi program di Tk II masih kurang
SIK kurang bagus
Stake holder kurang berperanan
Monev kurang
Cakupan penemuan penderita masih rendah
Sistem Pembiayaan
KK miskin tinggi ( pengha-silan rendah (24,62%)
Penduduk berpendidikn rendah tinggi (38,89%)
Mobilitas penduduk tinggi

 

Tabel 20. MATRIK ANALISIS SWOT

No

Kekuatan
Kelemahan
Peluang
Ancaman
Strategi Kebijakan
1

Adanya PERDA Struktur Organisasi Kesehatan
Rasio tenaga profesional kesehatan di Puskesmas, RS dan Dinas masih sangat rendah
Desentralisasi
Tingkat sosial ekonomi masyarakat
Optimalisasi fungsi organisasi Dinas Kesehatan untuk pemberdayaan stake holder dalam mempertahankan DKM (Derajad Kesehatan Masyarakat)
2

Peningkatan pembiayaan dengan disetujuinya Perda Retribusi Pelayanan Kesehatan
Kemampuan teknis, manajerial SDM dan disiplin pegawai
Dukungan Legisaltif
Tingkat pendidikan masyarakat masih rendah
Pemberdayaan Puskesmas dan RSUD untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan pemerataan pelayanan kesehatan khususnya kepada keluarga miskin
3

Jumlah Sarana Kesehatan pemerintah cukup
Petugas belum berorientasi kepada Paradigma Sehat
Anggaran Pemerintah
Kondisi Geografis
Peningkatan mutu SDM tenaga kesehatan dalam meningkatkan peran serta masyarakat menuju kemandirian pembiayaan kesehatan
4

Memiliki RSUD
Sistem penilaian kinerja karyawan belum mampu mendorong motivasi dan inovasi
Jumlah Kader Kesehatan Cukup
Pelaksanaan kemitraan dengan LSM dan org. non politik kurang
Pemanfaatan komunikasi untuk menjalin kemitraan dengan swasta
5

Komunikasi Internal cukup baik
Sarana, Prasarana, tatalaksana sistem Informasi masih sangat kurang
Kebutuhan Masyarakat terhadap Pelayanan Kesehatan
Biaya kesehatan tinggi
Pemberdayaan tenaga kesehatan untuk meningkatkan PHBS dan lingkungan sehat
6

Jumlah tenaga cukup besar
Manajemen Perencanaan belum rasional
Dampak Pembangunan terhadap lingkungan meningkat
Aktivitas kader kesehatan kurang
Optimalisasi fungsi organisasi untuk pencegahan dan penanggulangan penyakit
7

Master Plan Dinas Kesehatan dan RSUD jelas
Project oriented
Perkembangan Pelayanan kesehatan swasta
Transisi Demografie dan Epidemiologi
Penyesuaian tarip Puskesmas dan RSUD untuk peningkatan pelayanan kesehatan
8

Iklim Reformasi
Konsep Sentralisme masih melekat dalam perencanaan program
Perkembangan Perusahaan – perusahaan di daerah
Mobilisasi Penduduk
Meningkatkan kwalitas SDM dalam rangka pemberdayaan untuk meningkatkan peran serta masyarakat termasuk swsta di bidang kesehatan
9

Dukungan dana Provincial Health Project
Beban kerja tinggi di Puskesmas
Keterlibatan LSM, Organisasi non politik dan akademisi
Dampak pembangunan terhadap lingkungan
Mengurangi beban kerja Puskesmas dengan menyusun kebijakan pengembangan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan
10

Meningkatnya anggaran pembiayaan kesehatan dari DAU
Kerja sama lintas sektor masih bersifat seremonial
Kemajuan Ilmu pengetahuan dan Teknologi (terutama komputer dan telekomunikasi)
Perilaku masyarakat belum baik
Mengembangkan SIK untuk penyediaan data yang akurat
NO

Kekuatan
Kelemahan
Peluang
Ancaman
Analisis kelayakan
11

Program JPS-BK
Data hasil Survey atau penelitian masih sangat terbatas untuk wilayah Gunungkidul
Adanya Bapel JPKM
Kemapuan pembiayaan kesehatan masyarakat rendah
meningkatkan pembiayaan kesehatan
12

Jumlah sarana UKBM masih cukup memadai
Kondisi fisik UPTD belum memadai
Dukungan Negara Donor atas program-program kepada keluarga miskin
Dampak krisis ekonomi
Meningkatkan sarana fisik untuk prasarana UPTD untuk penyediaan pelayanan kesehatan bagi masyarakat utamanya gol menengah kebawah
13

Perkembangan pelayanan kesehatan swasta cukup pesat
Mutu Pelayanan di UPTD masih buruk
Keterikatan keluarga tenaga kerja di luar wilayah (“Boro”)
Berkembangnya produk obat, makanan, alkes, dan kosmetika
Pengembangan sarana prasarana pendukung khususnya sub sistem kesehatan
14

Ketersediaan anggaran obat mencukupi
Ketersediaan sarana Alkes UPTD tidak Memadai
Pengembangan Kawasan Wisata
Pengembangan Kawasan wisata
Peningkatan kinerja SDM Jajaran Kesehatan dan pelaku yang peduli terhadap kesehatan
15


Upaya promotif dan preventif tidak terdukung oleh dana operasional Puskesmas
Kesepakatan Bupati seluruh Indonesia dalam mengalokasikan 15 % APBD
Keseimbangan Profesional–non profesional dan keterbatasan Anggaran Belanja Daerah
Perbaikan dan Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan
16


Perangkat hukum di bidang kesehatan kurang
Perkembangan wira usaha
Motivasi karir kurang karena struktur flat
Peningkatan pelayanan kesehatan melalui pengembangan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPKM)
17


Ketidak jelasan status RSUD dalam tatanan struktur organisasi
Keinginan / kemauan positif stake holder
Dampak pengembangan tempat wisata
Peningkatan Efisiensi di semua sektor pelayanan mulai dari kegiatan Preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif (Paradigma Sehat)
18


Belum semua jabatan struktural terisi
Struktur penduduk konstruktif
Extended family masih banyak dijumpai di kalangan masyarakat
Penataan unit pelaksana teknis Dinas uintuk pelayanan kesehatan dan rujukan
19


Masih banyak tenaga kesehatan yang “nglajo”
Media informasi telah terjangkau di seluruh pelosok wilayah
Iklan berbagai produk yang tidak sehat (misal rokok ) cukup banyak
Menciptakan dan Mendorong perkembangan pola kemitraan bidang kesehatan
20


Penguasaan Ilmu pengetahuan dan teknologi kurang
Penguasaan bahasa dan kemampuan baca meningkat
Penurunan jumlah kader kesehatan
Proaktif dalam mencari peluang bagi pembangunan bidang kesehatan
21


Program-prorgam kurang inovatif
Persepsi menengah atas dan stake holder terhadap pelayanan kesehatan  pemerintah
Menurunya paritisipasi masyarakat

22


Suasana kerja lebih cenderung sosial ketimbang profesional
Peningkatnya jumlah pengobatan tradisonal, Pos Kesehatan  Institusi
Ketidak puasan atas mutu layanan



NO
Kekuatan
Kelemahan
Peluang
Ancaman
Analisis kelayakan
23

Dana guna membangun infra struktur desentralisasi kurang (infra struktur untuk sustainability)
Komunikasi dan transportasi telah cukup baik di sebagian besar wilayah
Ketergantungan masyarakat atas subsidi

24

Cakupan upaya pelayanan kesehatan masih rendah
Peningkatan Umur Harapan Hidup Masyarakat
Peningkatan angka kematian bayi dan neonatus

25

Anggaran promosi kesehatan masih rendah
Penurunan angka kematian ibu
Peningkatan prevalensi / incident rate penyakit menular TB-paru, ISPA, Malaria

26

Cakupan pemanfaatan pelayanan kesehtaan oleh masyarakat masih rendah
Penurunan Incident rate  dan kematian akibat penyakit menular DBD
Peningkatan prevalensi penyakit non menular

27

Petugas pelaksana profesional (fungsional) lapangan masih terbatas

Peningkatan status Gizi Buruk Masyarakat

28

Mutu petugas penyusun program kesehatan profesional di tingkat kabupaten kurang memadai

Kebocoran dan inefisiensi penggunaan obat di Puskesmas

29

Sistem pembiayan Puskesmas

Kepercayaan masyarakat terhadap pengobatan melalui suntikan

31



Tingginya kasus Berat Bayi Lahir Rendah (manifestasi Gizi)

32



Mutu garam beryodium di pasaran Gunungkidul masih rendah

33



Pertolongan persailnan oleh tenaga kesehatan masih rendah

34



Perilaku kesehatan masyarakat belum baik

35



Penemuan kasus berbagai macam penyakit menular masih sangat rendah

36



Kualitas air 


Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :

0 Response to "TENTANG MATRIK ANALISIS"

Post a Comment