Berita Hangat Hari Ini

Latar Belakang Masalah Negara

 Latar Belakang Masalah

Negara yang maju adalah negara yang memiliki mutu pendidikan yang berkualitas. Dimana pendidikan merupakan suatu usaha sadar yang dilakukan untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM). Melalui pendidikan, manusia akan memiliki potensi yang ditumbuhkankembangkan melalui kegiatan pengajaran serta dibenahi dan ditingkatkan kemampuan berfikirnya. Dengan demikian pendidikan harus benar-benar diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing. Disamping memiliki budi pekerti dan moral yang baik melalui pendidikan manusia akan tumbuh dan berkembang sebagai pribadi yang utuh dan sebagai akar dari pembangunan bangsa.

Seiring dengan perkembangan zaman banyak hal yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk memperbaiki pendidikan. Dan yang menjadi salah satunya adalah pembaharuan Kurikulum. Skilbeck dan Harris (Sanjaya 2008:9) “Kurikulum bukanlah materi pelajaran terpisah yang harus disampaikan dan dipelajari melainkan bentuk pengalaman dan kebudayaan individu yang harus dipelihara dan dimodifikasi”. Dengan demikian, dalam sistem pendidikan kurikulum merupakan komponen yang sangat penting, sebab di dalamnya bukan hanya menyangkut tujuan dan arah pendidikan saja akan tetapi juga pengalaman belajar yang harus dimiliki setiap siswa serta bagaimana mengorganisasi pengalaman itu sendiri.

Oleh karena itu, mengingat fungsi kurikulum tersebut maka Mendikbud menyarankan untuk mengganti kurikulum KTSP ( Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ) menjadi Kurikulum 2013.

Yang diharapkan dalam kurikulum 2013 yaitu lebih terfokus ke pengembangan karakter siswa. Siswa dituntut untuk lebih aktif dibandingkan guru dalam proses belajar mengajar. Di kurikulum 2013 ditekankan bahwa seorang guru hanyalah sebagai fasilitator dan pengarah. Dimana dalam proses belajar mengajar guru diharapkan menggunakan media pembelajaran seperti penggunaan teknologi yang berkembang dan menerapkan model-model pembelajaran agar siswa lebih tertarik dan aktif dalam proses belajar mengajar.

Namun kenyataannya dilapangan berbeda, kegiatan pembelajaran yang seharusnya menarik, penuh aktivitas, kreativitas dan ide-ide cemerlang tersebut kurang terlihat. Proses pembelajaran yang berlangsung masih cenderung berorientasi pada guru ( teacher oriented ). Hal tersebut berakibat buruk pada kurangnya kesempatan siswa untuk mandiri dan berkembang melalui penemuan-penemuan dan proses berfikirnya, sehingga siswa sering menjadi bosan, kurang dapat menyerap materi yang diberikan oleh guru, dan menganggap pelajaran akuntansi merupakan pelajaran yang sulit dan membosankan.

Demikian halnya dengan yang terjadi di SMK Swasta Teladan P. Siantar. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan penulis terhadap guru mata pelajaran akuntansi yaitu Bapak T.P.G Panggabean tepat hari rabu 04 Februari 2015 diketahui bahwa hasil belajar Akuntansi siswa masih rendah. Kondisi ini diperlihatkan dengan lemahnya hasil belajar akuntansi siswa kelas X Ak. Penulis mengamati bahwa proses pembelajaran yang digunakan adalah masih berpusat pada guru. Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh penulis di SMK swasta Teladan P.Siantar menemukan hasil belajar akuntansi siswa di sekolah tersebut khususnya di kelas X Ak masih rendah dalam bidang kognitifnya. Dari total siswa di kelas X Ak yang didata berjumlah 66 siswa diperoleh persentase dengan kriteria ketuntasan 75 adalah sebagai berikut:


Fenomena di atas terjadi disebabkan oleh karena proses pembelajaran masih berpusat pada guru. Sehingga membuat proses pembelajaran akuntansi yang terjadi hanyalah berupa penyampaian informasi satu arah dari guru kepada siswa. Dengan kata lain guru sangat bergantung pada metode ceramah, tanya jawab dan penugasan. Pembelajaran cenderung membosankan dan kurang menarik minat siswa sehingga membuat suasana proses belajar mengajar menjadi fakum, pasif dan kurangnya interaksi dan pada akhirnya siswa hanya termangu, ribut, mengantuk di kelas.

Bila kondisi ini terus dibiarkan, maka dikhawatirkan keadaan tersebut menimbulkan kejenuhan, kebosanan serta menurunkan minat belajar siswa sehingga hasil belajar siswa semakin rendah.

Oleh karena itu diperlukan perbaikan dalam pembelajaran agar proses belajar mengajar terlaksana dengan baik dan hasil belajar meningkat, yaitu dengan menciptakan suatu proses belajar yang lebih menarik, menggembirakan dan mudah dipahami. Salah satu cara untuk meminimalkan masalah di atas adalah adanya perubahan model pembelajaran. Guru dituntut menguasai model-model pembelajaran yang menarik sehingga siswa dapat mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Banyak model pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa, diantaranya model pembelajaran Problem Based Learning dan Contextual Teaching and Learning.

Model pembelajaran Problem Based Learning mampu meningkatkan tingkat analisis siswa. Pemberian masalah terhadap siswa merupakan salah satu tindakan mempersiapkan siswa mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan yang baru sehingga siswa dituntut untuk berfikir kritis dan analisis untuk menemukan permasalahan dan menemukan solusinya. Tujuannya yaitu untuk mengaktifkan pengetahuan siswa, membantunya mengembangkan kemampuan dan sikap siswa serta membantu mereka untuk memulai proses belajar.

Model pembelajaran Contextual Teaching and Learning merupakan suatu konsep mengajar dan belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membentuk hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan nyata mereka sehari-hari.

Penelitian ini akan dilakukan dengan teknik penelitian eksperimen sehingga peneliti dapat melihat apakah model pembelajaran Problem Based Learning dan Contextual Teaching and Learning berpengaruh terhadap hasil belajar siswa jika dibandingkan dengan proses pembelajaran yang berpusat pada guru yang biasa dilakukan oleh guru.

Berdasarkan latar belakang, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning dan Contextual Teaching and Learning Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas X Ak SMK Swasta Teladan P. Siantar Tahun Pembelajaran 2014/2015”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas , maka identifikasi masalah penelitian ini adalah :

1. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar akuntansi siswa kelas X Ak SMK Teladan P.Siantar ?

2. Apakah metode pembelajaran konvensional cenderung menyebabkan hasil belajar akuntansi siswa kurang memuaskan ?

3. Apakah model pembelajaran Prolem Based Learning dan Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa kelas X Ak SMK Swasta Teladan P.Siantar ?

4. Apakah ada pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning dan Contextual Teaching and Learning terhadap hasil belajar akuntansi siswa kelas X Ak SMK Swasta Teladan P.Siantar ?

1.3 Pembatasan Masalah

Agar permasalahan dalam penelitian ini lebih terarah serta jelas, maka pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Model pembelajaran yang diteliti adalah Model Pembelajaran Problem Based Learning dan Contextual Teaching and Learning dengan metode konvensional sebagai pembanding.

2. Hasil belajar yang diteliti adalah hasil belajar akuntansi siswa kelas X Ak SMK Teladan P.Siantar Tahun Pembelajaran 2014/2015.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah ada pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning dan Contextual Teaching and Learning terhadap hasil belajar akuntansi siswa kelas X Ak SMK Teladan P.Siantar 2014/2015?”

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning dan Contextual Teaching and Learning terhadap hasil belajar akuntansi siswa kelas X Ak SMK Teladan P.Siantar 2014/2015.

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi penulis mengenai model pembelajaran Problem Based Learning dan Contextual Teaching and Learning.

2. Sebagai bahan referensi dan masukan bagi civitas akademis Universitas Negeri Medan dan pihak lain yang melakukan penelitian yang sama.

3. Sebagai bahan referensi bagi pihak sekolah terutama guru bidang studi dalam memilih dan menerapkan model pembelajaran khususnya Problem Based Learning dan Contextual Teaching Learning dalam rangka meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa.

4. Sebagai bahan pertimbangan atau masukan bagi peneliti lain yang melakukan penelitian yang sama.

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :

0 Response to " Latar Belakang Masalah Negara"

Post a Comment