Berita Hangat Hari Ini

Apa Itu Hati

 Hati

Hati berada di kuadran kanan atas rongga abdomen dan merupakan organ terbesar di tubuh. Hati melakukan banyak fungsi penting yang berbeda-beda dan bergantung pada sistem aliran darahnya yang unik dan sel-sel nya yang khusus. Ketika hati rusak, maka semua sistem tubuh terpengaruh (Elizabeth, 2009).

Hati rentan terhadap gangguan metabolik, toksik, mikroba, dan sirkulasi. Pada sebagian kasus, proses penyakit berlangsung di hati. Jika penyakit meluas atau terjadi gangguan sirkulasi darah atau aliran empedu, gangguan fungsi hati dapat mengancam nyawa (Robbins, dkk, 2013).

Hati adalah kelenjar terbesar di dalam tubuh, yang terletak dibagian teratas dalam rongga abdomen sebelah kanan di bawah diafragma. Hati secara luas dilindungi iga-iga.

Hati terbagi dalam dua belahan utama, kanan dan kiri. Permukaan atas berbentuk cembung dan terletak di bawah diafragma, permukaan bawah tidak rata dan memperlihatkan lekukan, fisura transversus. Permukaannya dilintasi berbagai pembuluh darah yang masuk keluar hati. Fisura longitudinal memisahkan belahan kanan dan kiri dipermukaan bawah, sedangkan ligamen falsiformis melakukan hal yang sama di permukaan atas hati. Selanjutnya hati di bagi-bagi dalam empat belahan (kanan, kiri, kaudata, dan kuadrata). Dan setiap belahan atau lobus terdiri atas lobulus. Lobulus ini berbentuk polihedral (segi banyak) dan terdiri atas sel hati berbentuk kubus, dan cabang-cabang pembuluh darah diikat bersama oleh jaringan hati. Hati mempunyai dua jenis persediaan darah, yaitu yang datang melalui arteri hepatika dan yang melalui vena porta (Evelyn C. Pearce, 2009).

Hati dapat darah dari vena portae dan arteria hepatica. Darah ini disalurkan keluar hati melalui vena hepatica. Empedu disalurkan dari hati ke duodenum melalui saluran empedu intra dan ekstrahepatik. Vena portae, arteria hepatica dan saluran empedu berkumpul dalam daerah yang dinamai porta hepatis (Dr. Soekojo Saleh, 2006).



A.1.1. Anatomi Hati

Hati adalah kelenjar terbesar dalam tubuh, berat rata-rata sekitar 1.500 gr atau 2% berat badan dewasa normal. Hati merupakan organ lunak yang lentur dan tercetak oleh struktur sekitarnya. Hati memiliki permukaan anterior yang cembung dan terletak dibawah kubah kanan difragma dan sebagian kubah kiri. Bagian bawah hati berbentuk cekung dan merupakan atap dari ginjal kanan, lambung, pankreas dan usus. Hati memiliki dua lobus utama yaitu kanan dan kiri. Lobus kanan dibagi menjadi segmen anterior dan posterior oleh fisura segmentalis kanan yang tidak terlihat dari luar. Lobus kiri dibagi menjadi segmen medial dan lateral oleh ligamentum falsimormis yang terlihat dari luar (Sylvia A. Price, dkk, 2006).



A.1.2. Fungsi hati

Selain merupakan organ parenkim yang paling besar, hati juga menduduki urutan pertama dalam hal jumlah, kerumitan, dan ragam pungsi. Hati sangat penting untuk mempertahankan hidup dan berperan dalam hampir setiap fungsi metabolik tubuh, dan terutama bertanggung jawab atas lebih dari 500 aktivitas berbeda. Hati memiliki kapasitas cadangan yang besar, dan hanya membutuhkan 10-20% jaringan yang berfungsi untuk tetap bertahan. Destruksi total atau pengangkatan hati menyebabkan kematian dalam waktu kurang dari 10 jam. Hati mempunyai kemampuan regenerasi yang mengagumkan. Pada kebanyakan kasus, pengangkatan sebagian hati akan merangsang tumbuhnya hepatosit untuk mengganti sel yang sudah mati atau sakit.

Fungsi utama hati adalah membentuk dan mengekskresi empedu, saluran empedu mengangkut empedu sedangkan kandung empedu menyimpan dan mengeluarkan empedu ke dalam usus halus sesuai kebutuhan. Hati mengekskresi sekitar 500 hingga 1000 ml empedu kuning setiap hari (Sylvia A. Price, dkk, 2006).







Hati merupakan organ yang terbanyak melakukan fungsi metabolik dibanding organ lain:

· Metabolisme makanan yang masuk, menyaring, detoksifikasi (neutralisasi) racun dalam darah, melepas komponen toksik.

· Memproduksi zat-zat untuk kontrol infeksi dan dapat meregenerasi bila ada kerusakan hati.

· Sintesis protein dan kolesterol.

· Sintesis faktor-faktor pembekuan: protombin, fibrinogen.

· Sintesis heparin.

· Sekresi cairan empedu.

· Merombak protein, membentuk urea yang disintesis dari karbondioksida dan amonia.

· Produksi enzim-enzim untuk pencernaan.

· Merupakan tempat penyimpanan cadangan makanan berupa glikogen yang dapat dipecah menjadi glukosa pada saat dibutuhkan (glikogenolisis).

· Menyimpan besi, tembaga (Cu), dan vitamin A, D, B12 dalam hati (E.N.Kosasih, dkk, 2008).



A.1.3. Gagal Hati

Gagal hati merupakan ahir terberat dari spektrum ini, keadaan tersebut terjadi hanya ketika lebih dari 80-90% fungsi hati hilang, dan memiliki angka mortalitas total sebesar 70-95%. Kerapkali pasien dengan fungsi hati yang sangat terbatas jatuh ke dalam keadaan dekompensasi (kegagalan) ketika timbul penyakit lain yang menambah beban pada fungsi hati (misalnya,perdarahan gastrointestinal, infeksi sistemik, gangguan elektrolit, stres fisiologik yang berat, pemberian obat dengan dosis yang bagi hati normal bersifat nontoksik). Sebagian pasien bertahan hidup hanya dengan tindakan suportif, sebagian lainnya membutuhkan transplantasi hati (Robins, dkk, 2009).





A.1.4. Sirosis Hati

Sirosis hati (liver cirrhosis) merupakan perjalanan patologi ahir berbagai macam penyakit hati. Istilah sirosis diperkenalkan pertama kali oleh Laennec pada tahun 1826. Diambil dari bahasa yunani scirrhus atau kirrhus yang artinya warna oranye dan dipakai untuk menunjukkan warna oranye atau atau kuning kecoklatan permukaan hati yang tampak saat autopsi. Banyak bentuk kerusakan hati yang ditandai fibrosis.

Batasan fibrosis sendiri adalah penumpukan berlebihan matriks ekstraselular seperti kolagen, glikoprotein, dan proteoglikan dalam hati.

WHO memberi batasan histologi sirosis sebagai proses kelainan hati yang bersipat difus, ditandai fibrosis dan perubahan bentuk hati normal ke bentuk nodul-nodul yang abnormal. Progresivitas kerusakan hati ini dapat berlangsung dalam waktu beberapa minggu sampai beberapa tahun. Namun, pada pasien hepatitis C, perjalanan hepatitis kroniknya dapat berlangsung selama 40 tahun sebelum mengalami perubahan ke arah sirosis.

Setiap tahun ada tambahan 2000 kematian yang disebabkan gagal hati fulminan (fulminant hepatic failure, FHF). FHF dapat disebabkan hepatitis virus (virus hepatitis A dan B), obat (asetaminofen), toksin (jamur amanita phalloides atau jamur yellow death-cap), hepatitis autuimun, penyakit Wilson, dan berbagai macam penyebab lain yang jarang ditemukan. Kasus kriptogenik merupakan sepertiga penyebab hepatitis fulminan. Pasien FHF mempunyai mortalitas sebesar 50-80%, kecuali bila ditolong dengan transplantasi hati. Belum ada data resmi nasional tentang sirosis hati di Indonesia. Namun, dari beberapa laporan rumah sakit umum pemerintah di Indonesia, berdasarkan diagnosis klinis saja, dapat dilihat bahwa prevalensi sirosis hati yang dirawat di bangsa penyakit dalam umumnya berkisar antara 3,6-8,4% di Jawa dan Sumatra, sedangkan di Sulawesi dan Kalimantan di bawah 1%. Secara keseluruhan, rata-rata prevalensi sirosis adalah 3,5% dari seluruh pasien yang dirawat di bangsa penyakit dalam atau rata-rata 47,4% dari seluruh pasien penyakit hati yang dirawat. Perbandingan pria:wanita rata-rata adalah 2,1:1. Rentang usia 13-88 tahun, dengan kelompok terbanyak antara 40-50tahun, dan usia rata-rata 44 tahun (H. Ali Sulaiman, dkk,2012).

Sirosis adalah suatu keadaan patologis yang menggambarkan stadium akhir fibrosis hepatik yang berlangsung progresif yang ditandai dengan distorsi dari arsitektur hepar dan pembentukan nodus regeneratif. Gambaran ini terjadi akibat nekrosis hepatoselular. Jaringan penunjang retikulin kolaps disertai deposit jaringan ikat, distorsi jaringan vaskular, dan regenerasi nodularis parenkim hati. Secara klinis sirosis dibagi menjadi :

a. Sirosis hati kompensata yang berarti belum adanya gejala klinis yang nyata. Sirosis hati kompensata merupakan keanjutan dari proses hepatitis kronik dan pada satu tingkat tidak terlihat perbedaannya secara klinis.

b. Sirosis hati dekompensata yang ditandai gejala-gejala dan tanda klinis yang jelas (Siti Nurdjanah, 2006).

Perubahan besar yang terjadi karena sirosis adalah kematian sel-sel hepar, terbentuknya sel-sel fibrotik (sel mast), regenerasi sel dan jaringan parut yang menggantikan sel-sel normal. Perubahan ini menyebabkan hepar kehilangan fungsinya dan distorsi stukturnya. Hepar yang sirotik akan menyebabkan sirkulasi intrahepatik tersumbat atau obstruksi intrahepatik.

Sirosis hepatis dapat disebabkan oleh intrahepatik dan ekstrahepatik, kolestasis, hepatitis virus, dan hepatoksin. Alkoholisme dan malnutrisi adalah dua faktor pencetus utama untuk sirosis Laennec. Sirosis pascanekrotik akibat hepatotoksin adalah sirosis yang paling sering dijumpai. Ada empat macam sirosis, yaitu:

1. Sirosis Laennec. Sirosis ini disebabkan oleh alkoholisme dan malnutrisi. Pada tahap awal sirosis ini, hepar membesar dan mengeras. Namun, pada tahap akhir, hepar mengecil dan nodular.

2. Sirosis pascanekrotik. Terjadi nekrosis yang berat pda sirosis ini karena hepatotoksin biasanya bersal dari hepatitis virus. Hepar mengecil dan banyak nodul dan jaringan fibrosa.

3. Sirosis bilirer. Penyebabnya adalah obstruksi empedu.

4. Sirosis jantung. Penyebabnya adalah gagal jantung sisi kanan (gagal jantung kongestif).

Ketika mengalami sirosis, hati akan sangat kecil beratnya hanya berkisar 700-800 gr, dan permukaannya tidak rata secara noduler. Pada hal untuk hati yang normal, biasanya mempunyai berat 1.200-1.500 gr. Hati yang sudah mengalami sirosis, biasanya terjadi pengerasan hati. Aliran darah yang melalui vena porta akan mengalami suatu tahanan tinggi di dalam hati yang telah mengerut tersebut. Akibatnya, tekanan pada vena porta sangatlah tinggi, sehing ga aliran kolateral pun tidak bisa melewatinya (by pass) dan vena-vena submulosa dari aesofagus menjadi sangat lebar. Selain itu, limpa juga selalu membesar, demikian pula vena lienalis. Penyakit ini menimbulkan tiga macam gejala bagi penderitanya, yaitu insufisiensi, hipertensi portal, dan intoksikasi pada otak (Sholeh S. Naga, 2012).

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Apa Itu Hati"

Post a Comment