Berita Hangat Hari Ini

Pengertian Keputusan Pembelian Konsumen

Pengertian Keputusan Pembelian Konsumen 

Menurut Buchari Alma (2004;102) Keputusan pembelian adalah “...individu mengadakan proses dalam dirinya, akhirnya melakukan pembelian dengan tujuan memperoleh kepuasan dari barang yang dibelinya itu.”

Menurut Sutisna (2002;15) “Pengambilan keputusan oleh konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk diawali oleh adanya kesadaran atas pemenuhan kebutuhan dan keinginan yang oleh Assael disebut need arousal”.

Menurut Leon G.Schiffman & Leslie L. Kanuk dialihbahasakan oleh Zoelkifli Kasip (2004;8) “ the behavior that consumer display in searching for furcasing, using, evaluating and disposing of produc service”. Studi perilaku konsumen adalah suatu studi mengenai bagaimana seorang individu membuat keputusan untuk mengalokasikan sumberdaya yang tersedia. 

Keputusan pembelian konsumen dapat diartikan sebagai tindakan yang diambil konsumen dalam usaha memenuhi kebutuhannya, dengan cara melakukan pembelian produk maupun jasa.



2.3.2 Karakteristik dan Perilaku Pembelian Konsumen

Konsumen adalah orang atau rumah tangga yang menggunakan barang atau jasa. Dimana dalam setiap individunya mempunyai karakteristik yang berbeda. Pemasar perlu mengetahui bahkan mempelajari sifat, ciri dan karakteristik konsumen agar dapat menciptakan produk yang sesuai dan dapat mengkomunikasikannya dengan tepat. Berikut adalah hasil riset yang dilakukan Handy Irawan dan dikemukakan oleh Hertanto Widodo (2007). Dimana “Secara garis besar 10 karateristik konsumen Indonesia adalah sebagai berikut:

1) Berpikir Jangka Pendek, 

2) Tidak Terencana, 

3) Suka Berkumpul, 

4) Gagap Teknologi, 

5) Berorientasi pada Konteks, 

6) Suka Merek Luar Negeri, 

7) Religius,

8) Gengsi, 

9) Kuat di Subkultur, 

10) Kurang Peduli Lingkungan”.

Selain karakteristik konsumen, yang mempengaruhi dalam melakukan konsumsi suatu produk, ada beberapa faktor seperti yang disebutkan oleh Kotler (2002;183) “Perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor budaya, sosial, probadi, dan psikologis. Faktor-faktor budaya mempunyai pengaruh yang paling luas dan paling dalam”. Sedangkan Buchari Alma (2004;99-100) menyatakan bahwa “Pola konsumsi akan mempunyai variasi yang berbeda diantara banyak keluarga, karena pola konsumsi keluarga ini sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut: 1. umur, 2. jenis kelamin, 3. jabatan pekerjaan, 4. suku dan kebangsaan, 5. agama, 6. jumlah pendapatan, dan 7. pendidikan”. 

Buchari Alma (2004;99-101) menambahkan “Faktor yang mempengaruhi pembelian dapat dikelompokan berupa:1. sosial factors, 2. cultural factors, 3. personal factors, 4. psychological factors.”

Djaslim Saladin (2004;54) menyebutkan bahwa “Pasar konsumen terdiri atas semua individu dan rumah tangga yang membeli atau memperoleh barang dan jasa untuk konsumsi pribadi.” 

Dengan berbagai karakterisriknya masing-masing, konsumen berusaha memenuhi kebutuhan dan bahkan keinginan mereka dengan cara dan perilaku yang berbeda. Seperti yang dijelaskan oleh Djaslim Saladin (2004;58-59) dimana tipe-tipe perilaku membeli adalah sebagai berikut:

1. Perlilaku pembelian yang kompleks: konsumen mengakui keterikatan yang tinggi dalam proses pembeliannya, harga produk tinggi, jarang dibeli, memiliki resiko yang tinggi.

2. Perilaku pembelian yang mengurangi ketidakefisienan: konsumen mengalami keterlibatan tinggi akan tetapi melihat sedikit perbedaan, diantara merek-merek.

3. Perilaku pembelian karena kebiasaan: keterlibatan konsumen rendah sekali dalam proses pembelian karena tidak ada perbedaan nyata diantara berbagai merek. Harga barang relative rendah.

4. Perilaku pembelian yang mencari keragaman: keterlibatan konsumen rendah akan dihadapkan berbagai pemilihan merek.

Menurut Sutisna (2002;48) perilaku konsumen dalam pembeliannya dapat dikelompokan kedalam empat tipe, diantaranya sebagai berikut:

1. Konsumen yang melakukan pembeliannya dengan pembuatan keputusan (timbul kebutuhan, mencari informasi, dan mengevaluasi merek serta memutuskan pembelian), dan dalam pembeliannya memerlukan keterlibatan tinggi.

2. Perilaku konsumen yang melakukan pembelian terhadap satu merek tertentu secara berulang-ulang dan konsumen memiliki keterlibatan tinggi dalam proses pembeliannya.

3. Perilaku konsumen yang melakukan pembeliannya dengan pembuatan keputusan, dan pada proses pembeliannya konsumen merasa kurang terlibat.



4. Perilaku konsumen yang dalam pembelian atas suatu merek produk berdasakan kebiasaan, dan pada saat melakukan pembelian, konsumen merasa kurang terlibat.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Pengertian Keputusan Pembelian Konsumen "

Post a Comment