Berita Hangat Hari Ini

Gaya Hidup Rastafarian Sebagai Bentuk Eksistensi Subkultur Reggae

Pada masa remaja adalah masa dimana mereka mencari aktualisasi diri yang dianggap penting karena merupakan media dalam eksistensi diri, karena biasanya para remaja sering meniru apa yang menjadi sebuah kemarannya atau sebuah tren yang sedang terjadi baik di lingkurang sekitarnya maupun di luarnya.

Peran media massa dan industry sangat mempunyai pengaruh besar dalam memberikan sebuah kebutuhan para remaja melalui sebuah kampanya dan promosi tentang sebuah trend. Pada masa remaja daya cipta dalam tahap berkembang namun tidak semua dipengaruh oleh minat dan bakat mereka tapi adalah juga dipengaruhi oleh peniruan terhadap sesuatu yang sedang berkembang dan salah satunya tentang Lifestyle yang tercermin dalam suatu komunitas.

Bentuk dari sebuah komunitas itu adalah salah satunya Bentuk komunitas yang ada dalam antara lain adalah komunitas musik Reggae yang bisa juga disebut sebagai subkultur Reggae.Kehidupan komunitas reggae sangat mudah kita perhatikan kerena biasanya mereka me nggunakan sebuah atribut dalam pakaian mereka dan juga dalam lifesyte yang lain yang dimiliki oleh sosok Rastafarian sejati yaitu Bob Marley. Restafarian reggae adalah sebuah aliran musik dari jamaika seperti yang kita ketahui sosoknya Bob Marley dan inilah yang menjadi acuan dari para komunitas dimana banyak orang hanya mengikuti apa yang tersurat dari tampilan luarnya saja tanpa pernah memperdulikan apa yang tersirat di balik gaya dan kebiasaan yang ditirukan.

Maka muncullah sebuah streotipe negative yang mengasumsikan bahwa ini adalah musik reggae yang suka menghisap ganja, dan menganggap mereka adalah gembel karena rambut gimbalnya.

Apa itu reggae? 

Reggae, like its earlier counterpart calypso, quickly became a medium of social commentary as part of the African cultural tradition transported to the Caribbean by the slaves. It still serves as a social safety valve through which oppressed peoples express their discontent. Like the music of Africa, the Reggae is for dancing, but the lyrics elicit a variety of responsive emotions--crying, rage, and rejoicing. As Bob Marley sings in "Them Belly Full (But We Hungry)" ( Barrett, 1997:1).

Reggae adalah sebuah aliran musik yang digunakan sebagai media penyampikan komentar social yang dibawah ke karibia melalui budak –budak afrika dimana kita tahu music reggae ini ada jogetnya dan berisikan lirik tentang tangisan, kemaran dan suka cita seperti yang dinyanyikan oleh Bob Marley dalam lagunya “ Them Belly Full (But We Hungry)” (Barrett, 1997:1)

Musik Reggae masuk ke Indosia pada tahun 80 an sering dengan perkembangan dunia pariwaisata, musik reggae ini dibawah oleh wasatawan asing yang melakukan kunjungan wisata ke pulau bali dan juga yagyakarta lalu berkembang ke daerah lain yang ada di Indonesia.

Musik reggae biasanya musik yang selalu identik dengan suasana pantai, para komunitas reggae tentu mereka yang sudah tertarik dengan music reggae namun ada juga yang hanya sekedar nongkrong di suatu tempat band Reggae lokal ataupun di suatu distro yang menyediakan segala hal yang berbau dengan Reggae dan Rastafarian dan juga lokasi gig-gig Reggae baik regular ataupun insidentil. Di beberapa kota seperti Surabaya, Yogyakarta, dan Malang dapat di jumpai lokasi dan komunitas Reggae. 

Para komunitas musik reggae memiliki satu kelebihan dibandang komunitas lainya mereka dalam setiap acara event music reggae tidak pernah ada tauran dan mereka suka damai, namun musik reggae ini juga pernah redup di Indonesia tapi pada tahun 2000 an bangkit kembali.

Salah satu kota yang memiliki komunitas musik reggae adalah Yogyakarta adalah kota dengan intensitas event Reggae yang cukup sering di kampus dan juga cafe. Yogyakarta juga banyak terdapat distro-distro yang menyediakan segala aksessoris yang berbau Reggae.

Rastafarian dan Reggae 

Rastafarian sebenarnya merupakan sebuah ajaran agama Kristen yang berlaku di kalangan petani dan buruh yang ada di Jamaika terutama pada masyarakat kulit hitam (Negro). Nama Rastafarian sendiri diambil dari nama kaisar Ethiopia sebelum ia di beri gelar kekaisaran yaitu Ras Tafari Makkonen yang juga dipercaya oleh para Rastafarian sebagai penjelmaan Yesus yang turun untuk kedua kalinya ke bumi untuk memimpin bangsa-bangsa kulit hitam untuk kembali ke tanah nenek moyangnya Ethiopia yang juga di yakini sebagai surga yang ada dibumi.

Musik Reggae juga di anggap sebagai pentuk perlawanan dari para budak kulit hitam terhadap kulit putih (Eropa) yang mereka anggap sebagai pemilik kelas atas dalam masyarakat, dan akhirnya munculah Rastafarian sebagai gerakan yang menolak sistem yang diberlakukan oleh masyarakat kulit putih.

Dalam sebuah kebudayaan maka harus memiliki tiga ujud yaitu ide, perilaku dan artefak dan dalma kebudayaan musik reggae sangat mudah kita lihat yaitu dari rambut gimbalnya, Dalam gaya hidup subkultur Reggae sendiri terlihat beberapa simbol-simbol yang dominan dalam kehidupan kesehariannya untuk berkomunikasi dengan menggunakan tanda dan symbol dalam lukisan, tarian, musik, arsitektur, mimik wajah, gerak-gerik, postur tubuh, perhiasan, pakaian, ritus. Simbol-simbol dalam gaya hidup tersebut bermula dari kedekatan akar musik Reggae gerakan rastafarian yang dekat dengan kehidupan afrika.



Kemunculan Bob Marley mempopulerkan Reggae keseluruh dunia, kepopuleran Bob Marley sebagai musisi Reggae juga turut mempopulernya Rastafarian yang juga di jalani oleh ikon Reggae itu sendiri.

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :

0 Response to "Gaya Hidup Rastafarian Sebagai Bentuk Eksistensi Subkultur Reggae"

Post a Comment