Berita Hangat Hari Ini

Cara melakukan Prosedur perumusan hipotesis

Prosedur perumusan hipotesis 

Penelitian yang baik yaitu penelitian yang menguji hipote­sis hasil rumusan yang baik sangat diperlukan dalam proses pembangunan dengan dua alasan umum. Pertama, peranan kualitas sumberdaya manusia menjadi vital dalam program pembangunan yang sedang berjalan dan yang akan datang. Kenyataan ini mengaki­batkan perhatian banyak diberikan pada kualitas sumberdaya manusia belakangan ini. Hal ini berkaitan dengan tingkat kesu­litan masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan program pembangu­nan tersebut semakin tinggi. Keadaan demikian memang tidak dapat dihindari karena merupakan sifat dari proses pembangunan itu sendiri yang terus mengalami perubahan kemajuan dengan waktu. 

Pada program pembangunan sebelumnya, perhatian banyak dicu rahkan pada pembangunan ekonomi khususnya sektor pertanian. Tujuan pembangunan tersebut yaitu peningkatan produksi untuk mencapai terutama swasembada pangan dapat diwujudkan dengan peningkatan perluasan areal tanam, penggunaan pupuk, pemeliha­raan tanaman yang intensif dan pembangunan jaringan irrigasi. Penerapan tindakan ini dan penggunaan varietas unggul yang umumnya dihasilkan dari tehnik pemuliaan konvensional (seleksi dan hibridisasi) membawa kepada peningkatan produksi pada taraf swasembada. Apabila semua faktor-faktor produksi ini sudah diterapkan pada tingkat optimum, maka kendala upaya peningkatan produksi pangan lebih lanjut tentu tidak lagi terletak pada faktor-faktor ini. Keadaan sekarang membutuhkan pengetahuan yang lebih luas dan dalam. Sebagai kiasan, penciptaan varietas unggul tidak lagi dapat hanya mengandalkan pemuliaan tanaman konvensional, karena tehnik ini membutuhkan waktu yang lama khususnya untuk tanaman tahunan. Penciptaan suatu varietas unggul tanaman tahunan dapat menghabiskan waktu puluhan tahun dengan tehnik hibridisasi. Tehnik hibridisasi juga sulit diterapkan karena mengandung sifat untung-untungan (gambling) dalam proses rekon­stitusi operon genetik yang diinginkan. Rekonstitusi operon genetik akan lebih mudah dilakukan, apabila pengetahuan menge­nai biologi molekuler dan rekayasa genetik dikuasai. Ini tentu membutuhkan manusia yang berkualitas tinggi, karena pengetahuan ini tidak akan dapat dikuasai hanya dengan pendidikan biasa. Kualitas sumberdaya manusia yang telah menyelesaikan tingkat pendidikan tinggi sekalipun (setara S1) mungkin tidak banyak mengusai hal tersebut. Kesadaran akan masalah pemuliaan tana­man diatas mengakibatka ilmu-ilmu dasar seperti biologi mole­kuler and rekayasa genetik (genetic engineering) mendapat banyak perhatian. Persoalan yang sama juga dijumpai pada bidang ilmu pengetahuan biologi lain seperti kedokteran, peter­nakan dan perikanan. 

Alasan kedua adalah kebutuhan akan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tinggi tidak dapat digantungkan pada sumber manca negara, karena selain tidak selalu tersedia sehubungan dengan persoalannya yang spesifik negara atau bahkan daerah, tetapi adanya pembatasan akibat keterlibatan unsur kompetisi. Sistem pendidikan struktural yang formal juga tidak dapat diharapkan dalam peningkatan kualitas sumberdaya manusia secara terus-menerus karena sifatnya yang terbatas. Seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan tinggi/tertinggi dapat mening­katkan kualitasnya hanya dengan penelitian. Ironisnya, banyak ilmuwan tidak tertarik melakukan penelitian sehingga kualitasn­ya tidak banyak berkembang, dan karenannya kelompok ini tidak memberikan sumbangan kepada perkembangan ilmu pengetahuan dan pembangunan. Di pihak lain, ilmuwan yang ingin melakukan penelitian tidak begitu menguasai bagaimana membuat penelitian yang baik. Beberapa diantaranya melakukan penelitian hanya sekedar "partisipasi" atau untuk kenaikan pangkat, sehingga topik penelitian tidak jarang mengada-ada. Ini tercermin dari kenyataan bahwa banyak usulan penelitian yang ditolak dengan berbagai alasan antara lain (i) subjek yang diteliti tidak relevan atau "mengigit", (ii) metodenya tidak sesuai dan (iii) kepakarannya tidak memadai. 

Kalau berbicara terus-terang, tidak sedikit orang membuat penelitian yang berulang dengan tujuan yang tidak jelas. Penelitian demikian tentu tidak dapat diharapkan memberikan sumbangan kepada perkembangan ilmu pengetahuan atau pembangu­nan. Di lain pihak, banyak usulan penelitian yang sifatnya coba-coba (trial and error) atau untung-untungan. Penelitian ilmiah adalah sesuatu yang direncanakan secara cermat mengikuti metode ilmiah untuk memecahkan masalah yang dipertimbangkan. Pada hakekatnya, penelitian ditujukan untuk menjawab pertanyaan yang diajukan dalam bentuk hipotesis. Prosedur perumusan hipotesis untuk diuji dalam suatu penelitian akan dibicarakan berikut ini. Uraian tersebut ditujukan pada penelitian yang menyangkut tanaman, tetapi pendekatan yang digunakan dapat diadaptasikan untuk penelitian bidang lain khususnya yang menyangkut biologi.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Cara melakukan Prosedur perumusan hipotesis "

Post a Comment