Berita Hangat Hari Ini

KEBERANIAN MENGALAHKAN RASA SAKIT

Prof.Dr.H. Nasaruddin Umar,MA 

Arti pentingnya keberanian.Menjadi mukmin sejati adalah harapan setiap orang. Karena dengan demikian rintangan dan halangan seperti apapun tidak akan berpengaruh terhadap kondisi keimanannya. Bahkan kekayaan dan kemewahan, tidak mampu memberikan pengaruh yang luar biasa kepadanya. Sama dengan kesukaran dan musibah yang tidak akan berpengaruh dominan di dalam kehidupannya. Dengan kata lain, kebahagiaan dan musibah sudah tidak mempan lagi mengubah pandangan hidup, karakter, dan keimanan. Muslim sejati senantiasa tangguh diatas shiratal mustaqim. Tarikan kanan-kiri tidak lagi memberikan pengaruh kepadanya. Keteguhan dalam shiratal mustaqim merupakan buah dari doa yang selalu diucapkan dari hadis nabi : “Ya Allah Tuhan yang membolak-balikan hati, tetapkanlah hatiku pada agama-Mu dan pada ketaatan terhadap-Mu” 

Mudah atau beratnya sebuah cobaan sangat bergantung pada persepsi dan keimanan kita. Kalau kita menganggap urusan itu berat, maka urusan itu menjadi berat. Tapi kalau kita menganggapnya kecil, maka ia menjadi kecil. Inilah yang disabdakan dalam hadis qudsi, “Sesungguhnya Aku adalah sesuai persepsi hamba-Ku.” Kalau kita mengatakan urusan ini penting, mudah dan gampang, maka urusan itu-pun menjadi penting, tapi terasa mudah dan gampang dilakukan. Sebaliknya, kalau kita menganggapnya berat, maka urusan itu akan terasa sulit. Kalau kita anggap mudah, Allah akan memberikan energi spiritual yang luar biasa, sehingga pekerjaan itu akan mudah. Tapi sebaliknya, kalau kita menganggap urusan itu berat, Allah akan mencabut energi dari dalam diri kita dan memindahkannya ke dalam urusan itu, sehingga urusan itupun menjadi berat bobotnya. Oleh karena itu, jika ada masalah, maka anggaplah mudah, tapi dengan catatan bahwa : 



Apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya. (QS3:159) 


Kalau tekad kita sudah mantap, “Insya Allah saya bisa,” maka bismillahi tawakkaltu ‘alallah, kita pasrah kepada Allah. Orang yang beriman seringkali mendapat pertolongan dari Allah Swt secara tidak terduga. Kenapa, karena dia tahu kunci-kunci rahasia Allah Swt. Dimana ketika sebuah keikhlasan itu memuncak dalam diri seseorang, maka superpower hadir di depan. Tetapi ketika keikhlasan itu hilang dalam diri, yang muncul adalah sebuah keraguan dan kebimbangan. Selanjutnya, kebimbangan itu mewujud ibarat benang, tidak bisa lurus dan tegak. Kalau kita yakin bahwa Tuhan itu mampu mengubah nasib seseorang, dan membuat daya tahan seseorang itu menjadi luar biasa, maka kita harus berpegang teguh kepada keyakinan kita sendiri sebagai muslim, bahwa Tuhan tidak akan pernah menimpakan persoalan terhadap hamba-Nya yang diluar kemampuannya. 


Salah satu hal yang dapat membantu membangun keberanian adalah melihat orang lain melewati situasi sulitnya, melihat orang lain mengalahkan rasa sakitnya. Inilah yang bisa menjadi pelajaran berharga bagi kita. Ada orang yang menjalani penyakitnya dengan ringan, ada juga orang yang melewati masa sulitnya dengan begitu optimis, penuh ketekunan. Agama juga mengajarkan bahwa kita tidak boleh putus asa. 



Kisah nabi Musa bisa dijadikan pelajaran bagi kita. Ketika musa di dalam kandungan, ibunya seperti tidak sedang mengandung karena perutnya tidak membesar sebagaimana layaknya ibu hamil. Ketika Musa lahir, berita kelahirannya tidak segera diketahui oleh tentara Firaun yang saat itu sedang gencar membunuhi bayi laki-laki karena takut kekuasaannya direbut. Namun karena mereka sering melakukan pemeriksaan kerumah-rumah rakyat, ibu Musa menjadi kuatir. Bahkan suatu hari, tatkala ibu Musa sedang membakar roti dalam alat pembakaran, tiba-tiba datang tentara Firaun. Dan karena panik, ibu Musa meletakkan Musa kecil ke dalam pembakaran roti, padahal api dibawahnya sedang menyala. Pikirnya, lebih baik membunuh anaknya sendiri daripada diambil tentara Firaun. Dan tatkala tentara Firaun telah pergi, ibu Musa segera membuka pembakaran roti, dan ternyata si bayi Musa tidak terbakar sama sekali. Jadi ada dua nabi yang bebas dari api, Nabi Ibrahim a.s dan Nabi Musa a.s. 

Merasa tidak aman karena dicari-cari terus, ibu Musa membuat kotak untuk menghanyutkan Musa ke sungai Nil. Denga harapan, semoga Musa selamat dan ditemukan orang di luar Mesir. Dan keanehan-pun terjadi, ketika kotak itu dihanyutkan ke sungai, kotak itu bukannya bergerak dari hulu ke hilir sebagaimana seharusnya, tetapi malah dari hilir ke hulu atau bergerak melawan arus air, bahkan berputar-putar di belakang istana raja Firaun. Sehingga akhirnya kotak bayi itu ditemukan oleh istri Firaun dan dijadikan anak angkat mereka. Dan kisah selanjutnya kita sudah mengetahui bahwa pada akhirnya Nabi Musa berhasil menyelamatkan Bani Israil keluar dari Mesir 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "KEBERANIAN MENGALAHKAN RASA SAKIT "

Post a Comment