Ilmu ekonomi (economics) pada dasarnya adalah studi tentang bagaimana masyarakat mengelola sumber-sumber daya yang selalu terbatas atau langka. Disebagian masyarakat sumber-sumber daya bukan dialokasikan oleh sebuah pelaku perencana tunggal, melainkan oleh jutaan unit atau pelaku ekonomi yang terdiri dari sekian banyak rumah tangga dan perusahaan. (Mankiw,1998;3).
Menurut Samuelson (1985 :5) Ilmu ekonomi merupakan suatu studi tentang perilaku orang dan masyarakat dalam memilih menggunakan sumber daya yang langka dan yang memiliki beberapa alternatif penggunaan, dalam rangka memproduksi berbagai komoditi, untuk kemudian menyalurkannya – baik saat ini maupun di masa depan kepada berbagai individu dan berbagai kelompok yang ada dalam suatu masyarakat. Dengan demikian para ekonom mempelajari bagaimana orang membuat keputusan, mulai dari seberapa banyak harus bekerja untuk mencukupi kebutuhannya, apa saja yang mereka harus beli, bagamana mereka dapat menabung dan seberapa banyak tabungan yang harus disisihkan untuk investasi serta bagaimana mereka harus berinteraksi satu dengan yang lainnya.
Ide teori ekonomi perilaku (behavioural economics)sebagian besar datang dari Daniel Kahneman dalam Hamid (2003 :2), psikolog yang tahun lalu memperoleh Nobel dalam bidang ekonomi. Berbeda dengan ajaran Neo-Klasik, ekonomi perilaku ini menganggap bahwa manusia tidak selalu bertindak rasional. Orang mengabaikan risiko, dan mengambil langkah untung-untungan. Manusia mungkin tidak tahu bagaimana mengalokasikan uangnya untuk mencapai kepuasan maksimum. Lebih dari itu manusia tidak melulu mementingkan diri sendiri atau serakah (selfish).Orang tua rela berkorban untuk anaknya dan orang menyumbang untuk kegiatan sosial atau keagamaan tanpa mengharapkan keuntungan apapun.
Anggapan manusia yang “selfish” telah menjadikan ilmu ekonomi mengajarkan manusia untuk selalu “berperang” (kompetisi) satu dengan lainnya mengajarkan “keserakahan” yang diperhalus dengan kata kemakmuran. Kenyataannya manusia tidak selalu demikian. Manusia bisa bekerja sama (co-operation) untuk memenuhi kebutuhannya, mengedepankan keadilan ketimbang efisiensi, atau memasukkan pertimbangan moral dan etika dalam mengambil keputusan ekonomi. Karenanya ilmu ekonomi pun seharusnya bisa mengajarkan tentang konsep kerja sama untuk mencapai kemakmuran bersama bukan keserakahan individual.
Perilaku ekonomi masyarakat transmigrasi diidentifikasi melalui perilaku ekonomi rumah tangga yang termasuk anggota transmigrasi. Perilaku ekonomi masyarakat transmigrasi adalah totalitas dari perilaku ekonomi rumah tangga yang ada pada kelompok transmigrasi tersebut. Perilaku ekonomi rumah tangga dibedakan menurut fungsinya , yaitu sebagai produsen dan sebagai konsumen. Sebagai produsen mereka menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa dan sebagai konsumen mengkonsumsi barang-barang dan jasa-jasa.
Schumacher (1979 : 48) mengemukakan pandangannya mengenai perilaku ekonomi dalam kegiatan produksi bahwa manusia itu sebenarnya bukanlah produsen, melainkan hanya perubah wujud. Schumacher membedakan antara barang karunia Tuhan dan barang buatan manusia. Barang pertama dibagi atas barang yang tidak dapat dipulihkan (non-renewable) dan barang yang dapat dipulihkan (renewable). Barang kedua dibagi atas barang buatan pabrik dan jasa. Bertambahnya kecakapan manusia untuk menghasilkan barang ke-dua tidak ada gunanya kalau tidak didahului kecakapan manusia untuk menggali barang pertama dari bumi dia memerlukan barang pertama setiap kali membuat barang ke-dua.
Randall (1981 ; 24) dalam hubungan perilaku ekonomi dan produksi yang banyak memperhatikan ekonomi sumber daya, lebih menekankan pengertian produksi dan konsumsi sebagai kegiatan dalam bentuk transformasi dan pada penciptaan dan penguasaan atau penghancuran pada pemakaian barang. Sedangkan konsep ekonomi untuk konsumsi dianggap cukup luas untuk mencakup penggunaan barang-barang, jasa-jasa dan kesenangan atau kenikmatan (aminities). Yang dimaksud kenikmatan konsumsi disini ialah daya guna atau manfaat yang diperoleh dari keadaan alam atau lingkungan yang indah dan lestari, umpamanya kesenangan atau ketenangan yang diperoleh pada suatu tempat peristirahatan ditepi danau yang indah di daerah pegunungan. Barang ini digolongkan ke dalam barang-barang yang pemakaiannya tidak dapat dibagi-bagi (indivisible goods) dan dikonsumsi tanpa bersaingan. Keputusan yang telah diberikan kepada seseorang tidak mengurangi kemampuannya untuk memberikan kepuasan kepada orang lain. Hal ini erat hubungannya dengan manfaat lingkungan hidup di pedesaan yang aman, dan tenteram, indah dan nyaman, yang dapat mendatangkan kesenangan bagi semua orang.
Menurut Veblen perilaku pengusaha Amerika dimasanya telah banyak mengalami perubahan. Dahulu para pengusaha menghasilkan barang-barang dan jasa untuk memperoleh keuntungan melalui kerja keras. Investasi ke dalam apa yang disebutnya production for use. Tetapi pada masa sekarang laba dan keuntungan sebagian tidak lagi diperoleh melalui kerja keras dengan menciptakan barang-barang yang disukai konsumen, tetapi lewat “trik-trik bisnis” Produksi seperti ini disebutnya production for profit (Veblen, 1997 ;134)
0 Response to "Perilaku Ekonomi dan Kegiatan Produksi"
Post a Comment