Berita Hangat Hari Ini

Kerangka Konseptual



          Merujuk pada tinjauan pustaka dan hasil-hasil penelitian sebelumnya seperti yang diuraikan terdahulu, maka dibangunlah suatu kerangka pemikiran yang akan menjadi acuan guna mengkaji dan memberikan solusi tentang penerapan fungsi produksi Coob-Douglas yang diajukan pada penelitian ini. Penelitian ini akan mengkaji penerapan fungsi produksi Coob-Douglas terhadap peningkatan produksi masyarakat transmigran di Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah.
            Penelitian ini mengacu pada konsep yang dikemukakan oleh Shiffman dan Kanuk (2000 : 63) yang mengatakan bagaimana motivasi terbentuk dari stimulus atau ransangan (misalnya rasa lapar) akan menyebabkan pengenalan kebutuhan (need recornation). Ransangan tersebut bisa datang dari dalam diri seseorang (kondisi fisiologis). Ransangan terjadi karena adanya gap antara apa yang dirasakan dengan apa yang seharusnya dirasakan. Gap inilah yang mengakibatkan adanya pengenalan kebutuhan. Kebutuhan yang dimaksud selain kebutuhan primer ada juga kebutuhan sekunder. Kebutuhan sekunder muncul sebagai reaksi konsumen terhadap lingkungan dan budayanya. Kebutuhan yang dirasakan sering kali dibedakan berdasarkan kepada manfaat yang diharapkan dari pembelian dan penggunaan produk.
Perilaku (tindakan) berorientasi tujuan (goal orientied behavior)i. Artinya untuk memenuhi kebutuhannya seseorang harus memiliki tujuan akan tindakannya. Tujuan tidak lain adalah untuk memenuhi kebutuhan. Dipadukan dengan teori Maslow yang mengemukakan lima kebutuhan manusia berdasarkan tingkat kepentingannya mulai dari yang paling rendah, yaitu kebutuhan biologis (physiological or biogenic needs)  sampai paling tinggi yaitu kebutuhan psikogenik (psyhogenic needs). Menurut teori Maslow manusia berusaha memenuhi kebutuhan tingkat rendahnya terlebih dahulu sebelum memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi. Konsumen yang bisa memenuhi kebutuhan dasarnya, maka kebutuhan lainnya yang lebih tinggi biasanya muncul dan begitulah seterusnya.
            David McClelland mengembangkan suatu teori motivasi yang disebut sebagai McClelland’s Theory of learned Needs. Teori ini menyatakan bahwa ada tiga kebutuhan dasar yang memotivasi seorang individu untuk berperilaku, yaitu (1) Kebutuhan untuk sukses (Needs for Achivement), (2) kebutuhan untuk afiliasi (Needs for Affiliations), dan (3) kebutuhan kekuasaan (Needs for Power).
            Kebutuhan Sukses adalah keinginan manusia untuk mencapai prestasi, reputasi, dan karier yang baik. Seseorang yang memiliki kebutuhan sukses akan bekerja keras, tekun dan tabah untuk mencapai cita-cita yang diinginkannya. Ia akan memiliki kepercayaan diri yang tinggi, mampu menghadapi segala tantangan dan masalah demi mewujudkan cita-citanya. Kebutuhan sukses memiliki kesamaan dengan kebutuhan ego dan kebutuhan aktualisasi diri dari teori Maslow.
      Kebutuhan afiliasi adalah keinginan manusia untuk membina hubungan dengan sesamanya, mencari teman yang bisa menerimanya, ingin dimiliki oleh orang-orang sekelilingnya, dan ingin memiliki orang-orang yang bisa menerimanya. Seseorang yang memiliki kebutuhan afiliasi akan terlibat aktif dalam kegiatan sosial, maupun kegiatan yang melibatkan banyak orang. Ia akan memilih produk dan jasa yang disenangi atau disetujui oleh teman dan kerabat dekatnya. Kebutuhan afiliasi memiliki kesamaan dengan kebutuhan sosial dari Maslow.
Kebutuhan kekuasaan adalah keinginan seseorang untuk bisa mengontrol lingkungannya, termasuk mempengaruhi orang-orang disekelilingnya. Tujuannya adalah agar ia bisa mempengaruhi, mengarahkan, dan mengatur orang lain (Sumarwan, 2003 ; 34 – 42).
Tujuan seseorang pengusaha memproduksi output ada bermacam-macam. Mungkin ada seseorang yang memproduksi sesuatu dengan tujuan untuk memberi pekerjaan pada tetangga-tetangganya. Namun tujuan pengusaha yang dibahas adalah dengan anggapan untuk memaksimumkan keuntungan.
            Produksi adalah suatu proses mengubah input menjadi output sehingga nilai barang tersebut bertambah. Input dapat terdiri dari barang atau jasa yang digunakan dalam proses produksi, dan output adalah barang atau jasa yang dihasilkan dari suatu proses produksi. Jadi produksi tidak harus berarti suatu proses mengubah barang yang berujud menjadi barang lain, seperti halnya suatu pabrik. Jadi jasa pengangkutan atau pengiriman dan penyimpanan barang juga merupakan suatu contoh dari proses produksi karena keduanya menambah nilai. Orang yang melakukan fungsi ini dinamakan produsen. Pada umumnya seorang produsen akan berusaha untuk mendapatkan keuntungan yang maksimu, meskipun tidak semua produsen akan berusaha mendapatkan keuntungan maksimum. Misalkan ada seorang pengusaha yang mendirikan perusahaan hanya untuk prestise, jadi dia kurang memperhatikan masalah efisiensi. Atau seorang jutawan yang ingin beramal dengan jalan mendirikan perusahaan untuk memberikan lapangan pekerjaan bagi tetangganya (Adiningsih, 1999 ; 3-4).
            Dalam pembahasan ini kita mengamati hal-hal yang berkaitan dengan produksi yang berkaitan dengan perilaku produsen, karena produsen harus membuat banyak keputusan. Di antaranya keputusan tentang berapa jumlah output yang akan diproduksi dan berapa jumlah input yang dan bagaimana kombinasi input yang akan dipakai.
            Hal  pertama yang kita harus perhatikan apabila kita ingin mempelajari prilaku produsen adalah mengetahui apa saja keterbatasan-keterbatasan yang ada pada seorang produsen. Seperti halnya jenis dan jumlah input yang tersedia di pasar, teknik produksi yang fisibel, peraturan pemerintah dan lain-lain.
            Menurut Adiningsih (1999 : 5) input suatu proses produksi dapat terdiri dari tanah, tenaga kerja, modal dan material. Jadi input adalah barang atau jasa yang digunakan sebagaimasukan suatu proses produksi. Sedangkan output adalah barang atau jasa yang dihasilkan dari suatu proses produksi. Output dari suatu pabrik pada umumnya berujud barang namun output dari suatu cold storage beujud jasa.
            Ekonom menggunakan fungsi produksi untuk menggambarkan hubungan antara input dan output. Fungsi produksi menunjukkan berapa banyak jumlah maksimum output yang dapat diproduksi apabila sejumlah input yang tertentu dipergunakan pada proses produksi. Jadi Fungsi produksi adalah suatu fungsi yang yang menunjukkan hubungan antara tingkat output dan tingkat penggunaan input-input. Fungsi ini merupakan landasan teknis dari suatu proses produksi, landasan teknis karena hanya menunjukkan hubungan fisik antara input dan output yang dapat dituliskan sebagai berikut :
                                         Ymax= f (input)
Ini menunjukkan bahwa besar kecilnya output tergantung pada besar kecilnya input. Bentuk umum fungsi produksi apabila menggunakan n input adalah sebagai berikut :
                        Ymax   = f (input)
                   Ymax             = f (X1 , X2  , X3 ..........  , Xn )                                         
Dimana Xn adalah jumlah input yang digunakan oleh tiap jenis input.
            Engel menyimpulkan bahwa untuk rumah-tangga miskin sebagian besar pengeluarannya untuk makanan, berbeda halnya dengan rumah-tangga yang tergolong kaya. Hal ini juga berlaku baik rumah-tangga besar maupun rumah-tangga kecil untuk tingkat pengeluaran yang sama. Hal ini menandakan bahwa besarnya proporsi yang dikeluarkan untuk makanan dapat dijadikan indikator tidak langsung terhadap kesejahteraan. Dengan demikian, maka dua rumah-tangga yang mempunyai proporsi pengeluaran yang sama besar untuk makanan seharusnya mempunyai pendapatan riel yang sama pula tanpa menghiraukan banyaknya anggota keluarga (Deaton,1983 :193) dan (Philips, 1974 : 100 – 105).

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :

0 Response to "Kerangka Konseptual"

Post a Comment