Berita Hangat Hari Ini

Faktor –faktor Pada Pesan dan Medium

 Antara komunikator dan resipiens ada pesan dan medium . kedua faktor ini perlu diperhatikan oleh komunikator secara khusus dalam proses komunikasi retoris.

1. Elemen-elemen pesan

Komunikator menerjemahkan pesan dengan mempergunakan medium. Dalam proses ini , komunikator harus memperhatikan elemen-elemen yang membentuk pesan, supaya komunikasi dapat membawa efek yang besar.

2. Struktur pesan

Struktur pesan yang ingin disampaikan juga dapat mempengaruhi efektivitas proses komunikasi retoris. Yang perlu diperhatikan adalah susunan organis di mana elemen-elemen itu dikedepankan untuk mengungkapkan pesan

3. Isi pesan

Isi pesan yang diungkapkan lewat medium harus dipertenggangkan dengan situasi resipiens. Isi pesan seharusnya mudah ditangkap, tidak terlalu sulit, dan tidak mengandung terlalu banyak kebenaran, karena dapat membingungkan resipiens.

4. Proses pembeberan

Yang dimaksudkan adalah cara membwakan dan mengemukakan pesan dari komunikator. Ada tiga kemungkinan yang dapat dipilih yaitu membawakan secara bebas, tanpa teks, terikat pada teks, atau setengah bebas. Ketika kemungkinan ini membawa efek yang berbeda dalam proses komunikasi.

5. Kegunaan Komunikasi Retorika

Mengapa komunikasi retoris itu penting? KONRAD LORENZ mengatakan : “apa yang diucapkan tidak berarti juga didengar ; apa yang didengar, tidak berarti juga dimengerti; apa yang dimengerti tidak berarti juga disetujui; apa yang disetujui tidak berarti juga diterima; apa yang diterima tidak berarti juga dihayati; apa yang dihayati tidak berarti juga mengubah tingkah laku.”

Kalimat-kalimat ini mau mengungkapkan kesulitan dalam proses komunikasi antar manusia. Antara ide atau pikiran dan realisasinya yang kongkret terbentang satu jalan panjang, yang memiliki berbagai macam kesulitan dalam penyampaian, sehingga dapat mengurangi efektivitas dalam proses komunikasi.

Oleh karena itu komunikasi retoris itu penting supaya apa yang diucapkan dapat dimengerti; apa yang dimengerti dapat disetujui; apa yang disetujui dapat diterima; apa yang diterima dapat dihayatidan apa yang dihayati dapat mengubah tingkah laku.

6. Retorika dan Ilmu Bahasa

Sebelum sampai pada era retorika modern, pernah muncuk suatu anggpan dan mitos bahwa “rhetoric, it is argued, deal with ornamental language rather than with substantive ideas” (Golden, dkk, 1983:2). Anggapan semacam ini begitu diyakini abad pertengahan di Jerman sebagaimana dikemukakan oleh Erost Robert Curtius bahwa retorika diasosiasikan dengan bahasa yang berbunga0bunga, cita rasa verbal dan ungkapan yang bombastis saja (Golden, dkk, 1983:2; Syafie, 1988:3). Dalam sejarah perkembangan studi tutr dan bahasa pernah muncul suatu anggapan bahwa retorika adalah bagian dari tatabahasa (Oka dan Basuki, 1990:65). Di Indonesia gejala seperti ini tumbuh dan berkembang sehingga menimbulkan kesimpangsiuran, apakah retorika merupakan cabang ilmu tersendiri yang objek alamiahnya bahasa ataukah merupakan cabang ilmu bahasa? Kemudian bagaimanakah kaitannya dengan ilmu bahasa?

Pada umumnya orang beranggapan bahwa “retorika adalah suatu istilah yang secara tradisional diberikan pada suatu teknik pemakaian bahasa sebagai seni, yang didasarkan pada suatu penegtahuan yang tersusun baik (Keraf, 1983:1). Berkembangnya anggapan semacam ini menuntut perlunya perbedaan yang tegas antara retorika dengan ilmu bahasa atau tatabahasa. Kalau mau berbicara benar, retorika bukanlah bagian dari tatabahasa dan juga bukan alat dan tatabahasa (oka, 1976:74; Oka dan Basuki, 1990:66). Sebagai ilmu, keduanya secara prinsip bereda, baik materi kajian merupakan kaidahnya. Meskipun demikian karena keduanya berurusan dengan bahasa, maka batas kajiannya sering kali dikacaukan, sebagaimana pengertian retorika pada umumnya, maka terdapat “dua aspek yang perlu diketahui seseorang dalam retorika, yaitu pengetahuan mengenai objek tertentu yang akan disampaikan dengan bahasa tadi” (Keraf, 1985:1). Oleh sebab itu, “retorika selalu menganjurkan penutur untuk memilih materi bahasa yang tepat, menatanya menjadi kalimat-kalimat yang retorika dan menampilkannya dengan gaya tutur yang meyakinkan” (Oka, 1976:75).

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Faktor –faktor Pada Pesan dan Medium"

Post a Comment