Berita Hangat Hari Ini

Apa itu Kerangka Teoretis


Kerangka Teoretis
Kerangka teoretis merupakan pendukung dalam suatu penelitian karena dalam landasan teoretis ini diuraikan teori-teori yang memiliki kaitan dengan variabel yang diteliti. Teori-teori ini merupakan pendapat para ahli yang berkaitan dengan variabel penelitian. Arikunto (2010:107) mengatakan “Kerangka teori merupakan wadah untuk menerangkan variabel atau pokok masalah yang terkandung di dalam penelitian”. Berikut ini akan dipaparkan teori-teori yang mendukung dari variabel-variabel yang akan diteliti.

1. Hakikat Metode Audiolingual

a. Metode Pembelajaran

Pembelajaran merupakan sebuah aspek kegiatan manusia yang kompleks. Pada hakikatnya, pembelajaran merupakan suatu kegiatan manusia untuk memperoleh informasi atau hal-hal tentang sesuatu yang belum diketahui melalui proses pembelajaran.
 Pembelajaran yang dilakukan dalam proses belajar-mengajar di sekolah merupakan suatu usaha memberikan informasi/ilmu pengetahuan melalui proses belajar yang dilakukan oleh siswa dengan arahan seorang guru sebagai pengajar. Trianto (2009:17) mengatakan, “Pembelajaran di sekolah merupakan interaksi dua arah dari seorang guru dan peserta didik, di mana antara keduanya terjadi komunikasi (transfer) yang intens dan terarah menuju pada suatu target yang telah ditetapkan sebelumnya.” Untuk menuju target tersebut sebuah pembelajaran hendaknya memiliki desain khusus yang dapat mendorong proses pembelajaran agar target pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Untuk mencapai target pembelajaran yang optimal, diperlukan adanya sebuah metode pembelajaran yang diharapkan mampu memenuhi tuntutan keberhasilan proses pembelajaran tersebut. Dimana metode ini dimaknakan sebagai suatu objek atau konsep yang digunakan untuk mempresentasikan suatu hal.

Maka dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran merupakan cara/ teknik penyajian materi yang digunakan guru dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.

b. Metode Audiolingual

Metode Audiolingual ini merupakan sebuah metode yang pelaksanaannya terfokus pada kegiatan latihan, drill, menghafal kosa kata, dialog, teks bacaan. Richard dan Rogers (2001:59) mengatakan “The use of drills and pattern practice is a distinctive feature of the Audiolingual Method, bahwa penggunaan latihan dan praktek pola merupakan ciri khas dari metode audiolingual. Adapun dalam praktiknya siswa diajak belajar, para siswa diharuskan mengucapkan dan atau membaca berulang-ulang kata demi kata yang diberikan oleh guru agar sebisa mungkin tidak terpengaruh dengan bahasa ibu. Pengulangan-pengulangan yang dilakukan lama-kelamaan akan menjadi sebuah kebiasaan (habit). Begitu juga dalam hal melafalkan kata-kata yang sulit, jika hal tersebut sudah menjadi kebiasaan, siswa akan secara otomatis dan refleks dapat melakukannya.

Hal tersebut sejalan dengan pernyataan Suyatno (2010:17) yang mengatakan bahwa, metode audiolingual sangat mengutamakan drill (pengulangan). Metode itu muncul karena terlalu lamanya waktu yang ditempuh dalam belajar bahasa target. Padahal, untuk kepentingan tertentu, perlu penguasaan bahasa dengan cepat misalnya perang, kunjungan, dan seterusnya. Dalam Audio-lingual yang berdasarkan pendekatan struktural itu, bahasa yang diajarkan dicurahkan pada lafal kata, dan pelatihan berkali-kali secara intensif pola-pola kalimat. Guru dapat menyuruh siswa untuk mengulang sampai tanpa kesalahan.

Menurut Brooks (dalam Richard dan Rogers, 2001:59-62) ada beberapa variasi drills yang digunakan dalam metode audiolingual, antara lain: repetition (pengulangan: siswa mengulangi ucapan keras segera setelah ia mendengarnya), inflection (infleksi: satu kata dalam ucapan muncul dalam bentuk lain ketika diulang),replacement (penggantian: satu kata dalam ucapan digantikan oleh yang lain), restatement (penyajian: mahasiswa rephrases ucapan dan alamat kepada orang lain, sesuai dengan petunjuk), completion (penyelesaian: siswa mendengar dan ucapan yang lengkap kecuali satu kata, kemudian mengulangi ucapan dalam bentuk selesai) , transposition (perubahan urutan kata diperlukan bila kata ditambahkan), expansion (ekspansi: ketika kata ditambahkan dibutuhkan tempat tertentu dalam urutan), contraction (kontraksi: sebuah kata singkatan untuk frase atau klausa), transformation (transformasi: sebuah kalimat diubah dengan cara membuat negatif atau interogatif atau melalui perubahan tegang, suasana hati, suara, aspek, atau modalitas), integration (integrasi: dua ucapan terpisah diintegrasikan menjadi satu) rejoinder (Siswa membuat jawaban yang tepat untuk ucapan yang diberikan) dan restoration (restorasi: siswa diberikan urutan kata-kata yang telah diambil dari kalimat tetapi masih menanggung makna dasar).

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Apa itu Kerangka Teoretis"

Post a Comment