Berita Hangat Hari Ini

Komponen-komponen dalam komunikasi

Komponen-komponan dalam komunikasi sering menjadi acuan/indikator para peneliti khususnya yang berkaitan dengan tema komunikasi. Unsur-unsur komunikasi : 

A. Sumber, sumber dapat berupa perorangan, kelompok dan lembaga. Orang lebih familiar menyebut sumber dengan istilah komunikator, si pengirim pesan (encoder) . 

B. Pesan, tentu ketika individu berkomunikasi ada sesuatu yang disampaikan yakni pesan (messages), pesan bisa berupa pesan verbal (kata-kata) dan pesan non verbal (seperti gesture,body language, simbol-simbol, dsb) 

C. Komunikatie, atau orang lebih sering menyebut komunikan (audiences) , sasaran atau obyek komunikasi siffatnya dapat homogen dan heterogen. Sering menjadi kajian khusus dalam komunikasi yaitu audience research dalam rangka menentukan strategi komunikasi yang efektif. 

D. Saluran atau channels, kita sering menyebut media dalam berkomunikasi. Media dapat berupa alamiah, tradisional (etnik), dan media teknologi komunikasi, baik cetak maupun elektronik. 

E. Feed Back, atau umpan balik. Umpan balik terbagi dalam ; feed back langsung (direct feed back), feed back tertunda (delayed feed back) . Feed back juga sering disebut respons dari interaksi sosial (komunikasi). 

F. Gangguan (noise) , setiap dalam berkomunikasi hampir tidak luput dengan adanya gangguan, baik yang sifatnya psikologis, sosiologis, kultur, dan fisikal. Tinggal bagaimana kita mengumpulkan informasi yang terkait dalam pembuatan strategi komunikasi/penyampaian. 

G. Tujuan (destination) , orang berkomunikasi mempunyai tujuan ; informatif, persuasif, koersif, menghibur, konsultasi dan sebagainya. 

H. Efek komunikasi, dari pandangan psikologis efek komunikasi terbagi dalam tiga ; efek kognitif (pengetahuan), efek afektif (perasaan, emosional), efek konatif (behavioral atau psikomotorik). 

I. Lingkungan tindak komunikasi (konteks) minimal ada tiga dimensi ; Fisik (tangible/berwujud), Sosio-psikologis (status, peran, permainan, budaya masyarakat), dan temporal (waktu). 

Perlu diketahui bahwa proses komunikasi selalu terjadi secara simultan, artinya dalam berinterakasi terjadi tukar menukar peran (komunikator-komunikan) secara bergantian, inilah yang dinamakan komunikasi dua arah. 

Dari berbagai disiplin/pandangan mengenai komunikasi banyak sekali model-model komunikasi seperti Lasswell (latar belakang ilmu politik) memberikan model komunikasi : 
Who--says what--in which channel—to whom--whit what effect 







SOSIOLOGI KOMUNIKASI : Sebuah Tinjauan 



Fenomena komunikasi dalam kehidupan sosial sebenarnya telah melekat pada diri kita tanpa disadari dan secara keilmuan telah mendapat sorotan dari para sosiolog, khususnya ketika membahas materi interaksi sosial dan konsep komunikasi sebagai interaksi simbolik dan sebagainya. 

Orang kadang melihat sebelah mata bahwa ilmu komunikasi hanya ilmu terapan (applied science), namun setelah memasuki kajian atau disiplin ilmu yang lain, sangat dibutuhkan kerangka konsep yang khas dan luas. Contoh saja ketika komunikasi mengkaji teknologi komunikasi (informasi), ilmu komunikasi akan banyak membahas masalah-masalah teknis (mekanis) seperti peralatan teknologi baik hard ware maupun soft ware beserta pemanfaatan dampak sosial teknologi itu sendiri di masyarakat. 

Bagaimana dengan sosiologi komunikasi, diawal pembahasan ini sebenarnya terlitas dalam benak kita ketika membahas fenomena komunikasi sebagai fenomena sosial dengan kerangka berpikir sosiologis. Atau aspek-aspek suatu proses /tindak komunikasi baik dari sekala individu dalam masyarakat maupun sosio-kultural yang dianalisis dengan pendekatan sosiologis. 

Berikut diantaranya tema-tema yang menjadi bidang kajian sosiologi komunikasi : 

a. Perubahan sosial yang memfokuskan pada masalah-masalah ; kontrol sosial, proses sosial, perubahan teknologi dan mobilitas sosial, dan sebagainya. 

b. Hubungan interpersonal yang mengkaji masalah dinamika kelompok analisis kelompok kecil, kepemimpinan, sosialisasi dan sebagainya. 

c. Opini publik dan komunitas yang memfokuskan pada masalah pengukuran opini publik (measurement public opinion) dan aspek-aspeknya. 

d. Hubungan antar kelompok (intergroup relations) yang mengakaji masalah hubungan ras dan etnik, hubungan perburuhan, international relationship, dan sebagainya. 

e. Family relationship, yang memfokuskan pada marriage and marital relations, parent-child relations, dan sebagainya. 

f. Psikologi sosial, mengkaji masalah : personality development, kepribadian dan budaya, social psychiatry, perilaku kolektif dan sebagainya. 

g. Research methodology seperti analisis propaganda, riset pasar, komunikasi massa, attitude studies, morale studies. 


Paradigma Massa 

Dalam khasanah ilmu pengetahuan sosial kata massa mengandung makna positif dan negatif, positifnya (dalam tradisi sosialis) mengandung konotasi kekuatan dan solidaritas dikalangan para pekerja biasa. Kekuatan dan solidaritas dimunculkan untuk mencapai tujuan kolektif, dalam konteks kuantitas ‘gerakan massa’, ‘dukungan massa’, ‘aksi massa’ dan lain-lain. Makna negatifnya berasal dari pemakaian kata kerumunan atau mob, orang banyak, khususnya dalam pengertian sejumlah orang yang tak teratur dan cenderung anarkis. 

Terlepas pada makna di atas, komunikasi massa dipengaruhi oleh kemampuan media massa untuk membuat produk massal yang terjangkau oleh khalayak dalam jumlah besar. Massa banyak dipakai para sosiolog khususnya berkaitan dengan khalayak media. 


Tipe Kolektivitas 

Herbert Blumer (1939) dalam McQuail (1989) membuat definisi massa dengan membandingkan istilah tersebut dalam bentuk kolektifitas yang ada dalam kehidupan sosial, khususnya ‘kelompok’, ‘kerumunan dan publik’. 

Dalam sebuah kelompok kecil sesama anggota saling mengenal satu sama lain, menyadari keanggotaannya, memiliki nilai yang sama, dan memiliki struktur hubungan tertentu, dalam berinteraksi memiliki tujuan tertentu. 

Kerumunan jumlah anggotanya lebih besar, tapi masih dapat diamati dalam suatu ruang tertentu. Kerumunan bersifat sementara, jarang sekali dapat dibentuk seperti yang pertama, kerumunan mugkin saja memiliki kadar identitas yang tinggi dan memiliki persaaan yang sama, tetapi biasanya tidak memiliki struktur dan aturan tertentu menyangkut segi moral dan sosialnya. Tindakan yang sering dilakukan oleh kerumunan adalah irasional dan emosional. 

Sedangkan publik cenderung memiliki anggiota sangat besar, tersebar dan bertahan lama. Publik cenderung terbentuk oleh karena adanya suatu masalah atau sasaran tertentu dalam kehidupan publik, tujuannya untuk memenangkan suatu kepentingan atau pandangan dan untuk mengadakan suatu perubahan politik. 

Massa mencakup beberapa unsur seperti khalayak radio, TV, dan sinema. Massa sangat besar, sering kali lebih besar dari kelompok, kerumunan dan publik. Anggotanya tersebar luas dan biasanya tidak saling mengenal, heterogen dan berasal dari semua lapisan sosial dan kelompok demografis. Massa kurang memiliki kesadaran diri dan identitas diri, komposisi selalu berubah, tidak bertindak atas kehendak sendiri, tapi disetir untuk melakukan suatu tindakan. 



SOSIOLOGI KOMUNIKASI MASSA 



Peringkat Proses Komunikasi : 

- Masy.Luas (Kom. Massa) Sedikit Terjadi 

- Institusi/Organisasi 

- Antar Kelompok/asosiasi 

- Dalam Kelompok 

- Antar Pribadi 

- Intra Pribadi Banyak Terjadi 



Massa : Suatu kumpulan orang banyak yang tidak mengenal keberadaan individualisme. 

Komunikasi Massa secara sederhana dimaknai sebagai komunikasi menggunakan media massa, dan hal tersebut dipengaruhi oleh kemampuan media massa untuk membuat produksi massal dan untuk menjangkau khalayak dalam jumlah yang besar. 

Pengertian Komunikasi Massa menurut Rakhmat : diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronis sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. 

Sifat Bentuk Komunikasi Massa : sebagai komunikasi yang umum, cepat dan selintas. 



Sementara Onong Uchyana Effendy menjelaskan Karakteristik Komunikasi Massa sebagai berikut : 

1. Bersifat umum 

Pesan komunikasi yang disampaikan melalui media massa adalah terbuka bagi umum. Benda-benda tercetak, radio, film dan televisi apabila digunakan untuk keperluan pribadi dalam lingkungan organisasi yang tertutup tidak dapat dikatakan komunikasi massa, 


1. Bersifat heterogen 

Massa dalam komunikasi massa terjadi dari orang-orang yang heterogen yang meliputi penduduk yang bertempat tinggal dalam kondisi yang sangat berbeda, dengan kebudayaan yang beragam, berasal dari berbagai stratifikasi masyarakat, mempunyai pekerjaan yang berjenis-jenis. Oleh karena itu, mereka berbeda pula dalam kepentingan, standar hidup dan derajat kehormatan, kekuasaan dan pengaruh. 

3. Media massa menimbulkan keserempakan 

Yang dimaksud dengan keserempakan ialah keserempakan kontakdengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator, dan penduduk tersebut satu sama lain berada dalam keadaan terpisah. 

4. Hubungan komunikator-komunikan bersifat non pribadi. Sifat non pribadi ini timbul disebabkan dari teknologi penyebaran yang masal dan sebagaian lagi disebabkan syarat-syarat bagi peran komunikator yang bersifat umum. 

De Fleur merinci karakteristik komunikasi massa : 

1. A message is formulated by profesional communicators 

2. The message is sent out in relatively rapid and continous way through the use of media (ussually print, film, or broadcasting) 

3. The message reaches relatively large and diverse (that is mass) audiences. Who attend to the media in selective ways. 

4. Individual members of the audience intepret the message in such a way that they experience meanings that are more or less parralel to those intended by the profesional communications 

5. As a result of experience these meanings, members of the audience are influenced in some way ; that is, the communications has some effect (De Fleur/Dennis)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to " Komponen-komponen dalam komunikasi "

Post a Comment