Berita Hangat Hari Ini

Penatalaksanaan Malaria dalam Kehamilan

Ada 3 aspek yang sama pentingnya untuk menangani malaria dalam kehamilan, yaitu: 
Pengobatan malaria 
Penanganan komplikasi 
Penanganan proses persalinan 

Terapi Malaria 

Terapi malaria dalam kehamilan harus energetik, antisipatif dan seksama(careful) 

Energetik: Tidak membuang-buang waktu, lebih baik memperlakukan semua kasus sebagai kasus malaria falciparum, dan memeriksa tingkat keparahan penyakit dengan melihat keadaan umum, pucat, ikterus, tekanan darah, suhu, hemoglobin, hitung parasit, SGPT, bilirubin dan kreatinin serum serta glukosa darah. 



Antisipatif: malaria dalam kehamilan dapat tiba-tiba memburuk dan menunjukkan komplikasi yang dramatik. Oleh karena itu harus dilakukan monitoring ketat serta me nilai kemungkinan timbulnya komplikasi pada setiap pemeriksaan/visite rutin. 



Seksama: Perubahan fisiologis dalam kehamiklan menimbulkan masalah yang khusus dalam penanganan malaria. Selain itu, sejumlah obat anti malaria merupakan kontraindikasi untuk kehamilan atau dapat menimbulkan efek samping yang berat. Semua faktor tersebut harus selalu dipertimbangkan saat memberikan terapi pada pasien-pasien malaria dengan kehamilan. 
Pilih obat yang sesuai dengan tingkat keparahan penyakit dan pola sensitivitas di daerah tersebut (terapi empiris) 
Hindari obat yang menjadi kontra indikasi 
Hindari kelebihan/kekurangan dosis obat 
Hindari pemberian cairan yang berlebihan/kurang. 
Pertahankan asupan kalori yang adekuat. 





Antimalaria dalam kehamilan 

Semua trimester : quinine: Artesunate/artemether/arteether 

Trimester dua : mefloquine; pyrimethamine/sulfadoxine 

Trimester tiga : sama dengan trimester 2 

Kontraindikasi : primaquine; tetracycline; doxycycline; halofantrine 



Penanganan Komplikasi Malaria 

Odem paru akut: 

pemberian cairan yang dimonitor dengan ketat; tidur dengan posisi setengah duduk, pemberian oksigen, diuretik dan pemasangan ventilator bila diperlukan. 

Hipoglikemia: 

Dekstrosa 25-50%, 50-100 cc i.v., dilanjutkan infus dekstrosa 10%. Bila sebabnya adalah kelebihan cairan, dapat diberikan glukagon 0,5-l mg intramuskuler. Glukosa darah harus dimonitor setiap 4-6 jam untuk mencegah rekurensi hipoglikemia. 

Anemia: 

Harus di berikan transfusi bila kadar hemoglobin <5 div="" g="" nbsp="">

Gagal Ginjal: 

Gagal ginjal dapat terjadi pre prenal karena dehidrasi yang tidak terdeteksi atau renal karena parasitemia berat. Penanganannya meliputi pemberian cairan yang seksama, diuretik dan dialisa bila diperlukan. 

Syok septikemia: 

Infeksi bakterial sekunder seperti infeksi saluran kemih, pneumonia dll, sering menyertai kehamilan dengan malaria. Sebagian dari pasien-pasien tersebut dapat mengalami syok septikemia, yang disebut ’algid malaria’. Penanganannya adalah dengan pemberian cephalosporin generasi ketiga, pemberian cairan, monitoring tanda-tanda vital dan intake-output. 

Transfusi ganti: 

Transfusi ganti diindikasikan pada kasus malaria falciparum berat untuk menurunkan jumlah parasit. Darah pasien dikeluarkan dan diganti dengan packed sel. Tindakan ini terutama bermanfaat pada kasus parasitemia yang sangat berat (membantu membersihkan) dan impending odema paru (membantu menurunkan jumlah cairan). 

Penanganan saat persalinan 

Anemia, hipoglikemia, edema paru dan infeksi sekunder akibat malaria pada kehamilan aterm dapat menimbulkan masalah baik bagi ibu maupun janin. Malaria falciparum berat pada kehamilan aterm menimbulkan risiko mortalitas yang tinggi. Distres maternal dan fetal dapat terjadi tanpa terdeteksi. Oleh karena itu perlu dilakukan monitoring yang baik, bahkan untuk wanita hamil dengan malaria beat sebaiknya dirawat di unit perawatan intensif. 

Malaria falciparum merangsang kontraksi uterus yang menyebabkan persalinan prematur. Frekuensi dan intensitas kontraksi tampaknya berhubungan dengan tingginya demam. Gawat janin sering terjadi dan seringkali tidak terdeteksi. Oleh karena itu perlu dilakukan monitoring terhadap kontraksi uterus dan denyut jantung janin untuk menilai adanya ancaman persalinan prematur dan takikardia, serta bradikardia atau deselerasi lambat pada janin yang berhubungan dengan kontraksi uterus karena hal ini menunjukkan adanya gawat janin. Harus diupayakan segala cara untuk menurunkan suhu tubuh dengancepat, baik dengan kompres dingin, pemberian antipiretika seperti parasetamol dll. 

Pemberian cairan denan seksama juga merjupakan hal penting. Hal ini disebabkan baik dehidrasi maupun overhidrasi harus dicegah karena kedua keadaan tadi dapat membahayakan baik bagi ibu maupun janin. Pada kasus parasitemia berat, harus dipertimbangkan tindakan transfusi ganti. 

Bila diperlukan, dapat dipertimbangkan untuk melakukan induksi persalinan. Kala II harus dipercepat dengan persalinan buatan bila terdapat indikasi pada ibu atau janin. Seksio sesarea ditentukan berdasarkan indikasi obstetrik.Penatalaksanaan Malaria dalam Kehamilan 

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :

0 Response to "Penatalaksanaan Malaria dalam Kehamilan "

Post a Comment