Berita Hangat Hari Ini

Efek Samping Karena Resiglitazone

Efek Samping 

Efek samping yang umum dialami karena rosiglitazone monoterapi adalah infeksi saluran pernafasan atas (ISPA), luka, dan sakit kepala, mata dan kulit kuning, sakit pada bagian perut/abdomen, muntah, urin menghitam, pembekuan darah melambat, tanda-tanda infeksi (misalkan demam, radang tenggorokan), perubahan mood/mental, perubahan penglihatan (misalkan masalah warna atau pada waktu malam). Dalam kombinasinya dengan sulfonilurea dapat menyebabkan hipoglikemik, edema dan anemia. Bila rosiglitazone dikombinasikan dengan insulin dapat mengakibatkan edema. Edema yang dihasilkan ini akan mengakibatkan gagal jantung kongesti atau congestive heart failure (CHF), edema paru paru dengan atau akibat fatal dan pleural efusi. Dalam penggunaan postmarketing diketahui bahwa rosiglitazone dapat juga menyebabkan angioedema, urtikaria, macular edema dan penurunan ketajaman penglihatan. Efek samping dari rosiglitazone menurut frekuensi terjadinya kasus dapat dibagi menjadi tiga, yaitu: 

1. less common (sangat jarang terjadi) 

Nyeri pada perut, pandangan mata kabur, nyeri dada, penurunan jumlah urin, mulut kering, kelelahan, kulit kering, meningkatkan nafsu makan, meningkatkan rasa haus, meningkatkan urinasi, mual, sakit pada punggung, nafas jadi pendek, berkeringat, bengkak pada jari, tangan, kaki, masalah pernafasan, penurunan berat badan, dan muntah. 

2. rare (jarang terjadi) 

Keringat dingin, koma, pusing, kulit pucat, depresi, sakit kepala, mimpi buruk, kelelahan, lemah, urin menjadi gelap. 

3. frequency not determined (frekuensi tidak ditentukan) 

Mulut biru dan kuku jari menjadi biru, batuk kadang-kadang disertai sputum berwarna pink, kulit menjadi kemerahan, mata dan kulit jadi kekuningan, dan gatal-gatal 

Kontraindikasi 
Sangat signifikan: DM Ketoasidosis, kegagalan jantung kronis tak terbalikkan. 
Signifikan: gagal jantung kronis, penyakit hati, edema, edema pada paru-paru, DM tipe 1. Yang mungkin penting: diabetes retinopathy, edema retina macular. 

Interaksi obat 

Aspirin atau obat mirip aspirin dengan kadar tinggi (misalkan salisilat, NSAIDs seperti ibuprofen, fenilbutazon), antifungi golongan azole (misalkan fluconazole, ketoconazole, miconazole), pil KB, bupropion, chloramphenicol, clofibrate, obat-obat kortikosteroid (misalkan prednisone), dekongestan ( mis. Pseudoefedrin), diazoksid, pil diet, epinefrin, estrogen, gemfibrozil, produk hasil alam (misalkan fenugreek, ginseng, gymnema), insulin, isoniazid, MAO inhibitor, (misalkan furazolidone, linezolid, moclobemide, phenelzine procarbazine, selegiline, isocarboxazid, tranylcypromine), niasin, fenotiazin (missal prometazin), fenitoin, probenecid, antibiotik golongan kuinolon (misalkan ciprofloxacin, levofloxacin), rifampin, sulfonamide (misal antibiotik golongan sulfa), obat tiroid, warfarin, pil berair (diuresis seperti hydrochlorothiazide, furosemide). 

Rosiglitazone dimetabolisme oleh sitokrom p450. Inhibitor dari CYP2C8 (seperti gemfibrozil) dapat meningkatkan AUC dari rosiglitazone dan inducer CYP2C8 (seperti rifampisin) dapat menurunkan AUC dari rosiglitazone. Oleh karena itu, jika inhibitor atau inducer CYP2C8 diberikan atau dihentikan pemakaiannya selama perlakuan dengan rosiglitazone, perubahan pada perlakuan pengobatan diabetes mungkin diperlukan berdasarkan respon klinik yang ditimbulkan. 



2. Gliperimide 

Glimepiride merupakan obat antidiabetik per oral dari kelas sulfonil urea. Secara kimia memiliki nama 1-[[p-[2-(3-ethyl-4-methyl-2-oxo-3-pyrroline-1-carboxamido)ethyl]phenyl]sulfonyl]-3-(trans-4-methylcyclohexyl)urea. Adapun sifat kimia fisika dari glimepiride: 

a. memiliki kristal berwarna putih kekuningan 

b. serbuk tidak berbau 

c. memiliki bobot molekul 490,62 

d. praktis tidak larut dalam air 

Glimeperide termasuk agen sulfonilurea (SU), yang secara luas digunakan sebagai obat hipoglikemik, yang merangsang sekresi insulin secara primer dengan berikatan pada reseptor SU yang terletak pada sel membran plasma β pankreas. Obat golongan thiazolidinedione seperti rosiglitazone merupakan agen lain yang efektif meningkatkan resistensi insulin perifer melalui aktivasi reseptor PPAR-γ. Glimeperide secara khusus menginduksi aktivitas transkripsi PPAR-γ dalam transpoter luciferase. Glimeperide meningkatkan rekruitmen coactivator DRIP205 dan disosiasi corepressor seperti inti reseptor corepressor dan mediator tersembunyi untuk reseptor retinoid dan hormon tiroid. Glimeperide secara langsung berikatan PPAR-γ secara kompetitif, yang membuktikan kemampuannya sebagai ligan dari PPAP-γ. Selain itu didalam 3T3-L1 adiposit, glimeperide merangsang aktifitas transkripsi dari gen promoter yang mengandung PPAR respon element dan merubah target mRNA pada PPAP–γ yang meliputi aP2, leptin dan adiponektin.. Glimeperide menginduksi diferensiasi adipose di sel 3T3-F442A. Secara umum kerja glimepiride adalah sebagai berikut: 

1. secara spesifik menginduksi aktivitas transkripsi PPAP- γ di sel HEK 293. 

2 . meningkatkan rekruitmen koaktivator DRIP205 dan disosiasi corepressor seperti N-CoR dan SMRT. 

3. secara langsung mengikat PPAP-γ secara kompetitif dengan rosiglitazone. 

4. merangsang aktivitas transkripsi dari gen promotor yang mengandung PPRE dan merubah target RNA pada PPAP-γ didalam 3T3-L1 adiposit. 

5. menginduksi diferensiasi adipose dari sel 3T3-L1 adiposit. 



Agen sulfonilurea digunakan sebagai hipoglikemik sebab mereka secara efektif menurunkan glukosa darah dengan merangsang pankreas untuk mensekresi insulin. Mekanisme utama dari glimepiride adalah menurunkan glukosa darah dengan meningkatkan pelepasan insulin. Sebagai tambahan, efek ekstrapankreatik juga ditimbulkan oleh sulfonilurea, seperti glimepiride. Pernyataan ini telah didemonstrasikan melalui studi preklinis maupun uji klinis bahwa glimepiride mampu meningkatkan sensitivitas jaringan peripheral terhadap insulin. Terapi glimepiride meningkatkan respon insulin/C-peptida postpandrial dan keseluruhan kontrol glikemik dengan mekanisme yang belum dapat diterangkan secara jelas. Jurnal lain menyebutkan glimepiride memiliki afinitas dengan reseptor kanal potasium tersensitisasi-ATP pada permukaan sel pankreas, menurunkan konduktansi potassium, dan menyebabkan depolarisasi pada membran. Depolarisasi membran ini merangsang influks ion Ca2+ melalui kanal kalsium tersensitisasi-voltase. Peningkatan konsentrasi ion Ca2+ intrasel menginduksi sekresi insulin. 



Efek Samping 

Glimepiride dapat menyebabkan hipoglikemik yang ditandai oleh beberapa gejala antara lain pusing, kurang bertenaga, sakit kepala dan mual. Efek glikokemik yang dihasilkan oleh sulfonilurea dapat dipotensiasi oleh obat-obat yang terikat kuat dengan protein, antara lain NSAID, sulfonamid, choramphenicol, coumarin, probenecide, mono amine oksidase (MAO) inhibitor dan β–adrenergic blocking agent. Namun beberapa obat dapat juga menyebabkan hiperglikemik jika berinteraksi dengan glimepiride, yaitu antara lain obat golongan diuretik, kortikosteroid, phenothiazin, tiroid, estrogen, kontrasepsi oral, phenytoin, asam nikotinat, simpatomimetik dan isoniazid. Pada saluran gastrointestinal glimepiride dapat menyebabkan beberapa reaksi muntah, nyeri gastrointestinal dan diare. Pada hati dapat menyebabkan peningkatan level enzim hati dan gangguan fungsi hati antara lain cholestasis, penyakit kuning dan hepatitis. Dalam kombinasinya dengan sulfonilurea (termasuk glimepiride) dapat menyebabkan gagal hati. Pada kulit dapat menyebabkan reaksi alergi dengan tanda-tanda antara lain pruritis, eritemia, urtikaria, morbilliform, atau erupsi maculopapular, selain itu juga porphyria cutanea tarda, photosensitivitas dan alergi vasculitis. Pada darah dapat menyebabkan leucopenia, agranulositosis, trombositopenia, anemia hemolisis, anemia aplastik dan pancytopenia. Pada proses metabolisme dapat menyebabkan gangguan seperti reaksi hepatik porphiria, disulfiram–like reaction, hiponatemia dan pengeluaran anti diuretic hormone (ADH). Beberapa efek samping lain yaitu perubahan daya akomodasi dan penglihatan kabur. 



Interaksi 

Glimepiride dengan golongan obat-obat tertentu cenderung untuk menyebabkan hyperglycemia dan mungkin menyebabkan kehilangan kontrol. Obat-obat tersebut termasuk didalamnya thiazide dan diuretik yang lain, kortikosteroid, phenothiazine, produk-produk thyroid, estrogen, kontrasepsi oral, phenytoin, asam nikotinat, sympathomimetics, dan isoniazid. Ketika obat-obat tersebut diberikan pada pasien yang menerima glimepiride, pasien tersebut memiliki kecendrungan segera kehilangan kendali. Ketika obat-obat tersebut ditarik(dihentikan pemberiannya) dari pasien penerima glimepiride, pasien akan segera terkena hypoglycemia. 

Pemberian miconazole oral dan agen hypoglycemic oral secara bersamaan telah dilaporkan memiliki potensi untuk berinteraksi dan menyebabkan hypoglycemia yang berat. Tidak diketahui apakah Interaksi ini juga terjadi dengan pemberian intra vena, topikal, atau vaginal dari sediaan miconazole. Glimepiride juga memiliki potensi untuk berinteraksi dengan obat lain yang termetabolisme oleh sitokrom P450 2C9 juga termasuk phenitoin, diclofenac, ibuprofen, naproxen, dan asam mefenamat. 



Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :

0 Response to "Efek Samping Karena Resiglitazone"

Post a Comment