Epidemiologi
� Penyebaran di seluruh dunia, namun jarang pada Afrika-Amerika; perbandingan laki-laki :
perempuan = 5 : 1
Patogenesis
� Respons pada pejamu yang rentan secara genetik terhadap infeksi genitourinarius atau
gastrointestinal
� Dianggap sekunder terhadap infeski Chlamydia dan Ureaplasma urealyticum demikian pula
dengan Shigella, Salmonella, Yersinia, Campylobacter, Klebsiella, C. difficile, Trophyrema
whippelii, HIV
Penampilan klinis
� Semula digambarkan sebagai trias artritis, uretritis, non-gonokokus, dan konjungtivitis
� Artritis : 10-30 hari pasca infeksi yang mengancam � gejala konstitusional ringan, nyeri
punggung bawah, asimetris, artritis mono- atau oligiartikular yang terutama mengenai sendi
besar ( lutut, pergelangan kaki, kaki, pergelangan tangan), entesopati, dan sakrolitis. Dapat
berkembang menjadi �jari sosis� pada ekstremitas
� Uretritis : biasanya infeksi klamida yang mendahului artritis, namun dapat juga terlihat
uretritis streril pada pasca-disentri sindrom reiter
� Konjungtivitis non-infeksiosa : unilateral atau bilateral dan � uveitis, iritis dan keratitis
� Manifestasi kutaneus
Balantitis sirsinata : ulkus tanpa nyeri yang dangkal pada glans penis dan meatus uretra
Keratoderma blenoragika : lesi kulit hiperkeratosis pada telapak kaki, skrotum, telapak tangan,
batang tubuh, kulit kepala, stomatitis dan ulkus oral superfisialis
� Traktus gastrointestinal : diare dan nyeri abdomen baik dengan atau tanpa agen infeksius
� Kardiovaskular : Al dari peradangan dan jaringan parut pada aorta dan katup aorta; defek
konduksi
Pencitraan
� Sakroilitis akhirnya mengenai 70% pasien
� Pembengkakan jaringan lunak sekitar sendi yang terkena
� Penyempitan rongga sendi pada sendi-sendi kecil
Pemeriksaan diagnostik
� Bukti adanya infeksi bakteri : Klamidia dengan ELISA atau serat DNA atau kultur feses �
Terapi dan prognosis
� NSAID, steroid topikal dan suntikan untuk keratoderma blenoragika
� Antibiotik bila terbukti infeksi
� Artritis mungkin menetap selama beberapa bulan hingga tahunan dan frekuensi sering terjadi
0 Response to "SINDROM REITER"
Post a Comment