Berita Hangat Hari Ini

Eksternalisasi, Objektivikasi, dan Internalisasi


Dengan kemampuan dialektis, di mana terdapat tesa, anti tesa dan sintesa, Berger (1990 : xx – xxi, Bungin, 2001 : 15-16) memandang di dalam masyarakat terjadi dialektika antara diri (the self) dengan dunia sosio – kultural. Dialektika itu berlangsung dalam suatau proses dengan tiga “momen” simultan, yakni ekternalisasi yaitu proses penyesuaian diri dengan dunia sosio kultural sebagai produk manusia. Proses ini merupakan konkretisasi dari keyakinan yang dihayati secara internal.
Obyektivikasi adalah interaksi sosial dalam dunia intersubyektif yang dilembagakan atau mengalami proses institusionalisasi. Proses ini merupakan bentuk konkrit dari internalisasi disertai catatan bahwa hasil objektivikasi tersebut berlaku secara umum. Sementara internalisasi terjadi ketika individu mengidentifikasi diri dengan lembaga – lembaga sosial atau organisasi sosial tempat individu menjadi anggotanya. Manusia adalah pencipta kenyataan social yang obyektif melalui proses eksternalisasi, sebagaimana kenyataan obyektif kembali mempengaruhi manusia melalui proses internalisasi.
Dalam konteks media, dialektika seperti yang diungkapkan Berger juga berlangsung. Setiap individu dalam media, terutama wartawan, memiliki mindset berpikir tersendiri yang disebut dengan realitas subjektif. Ketika mereka masuk dalam institusi media tempat mereka bekerja, mau tidak mau mereka harus mengelaborasi realitas subjektif individunya dengan realitas subjektif individu lain dalam satu organisasi.
Dengan demikian, realitas objektif media pada dasarnya adalah sintesis dari proses dialektika dari individu-individu yang terlibat di dalamnya. Kebijakan redaksional sebuah media tentang isu-isu tertentu adalah hasil dari buah pemikiran beberapa orang saja. Selanjutnya, realitas objektif yang berlaku pada lembaga itu kembali melanda setiap karyawan tersebut dan mempengaruhi realitas subjektif mereka masing-masing.
Masing-masing media memiliki karakteristik sendiri dalam mencitrakan sebuah fakta melalui realitas simbolik yang dibuatnya. Proses dialektika; ekternalisasi-objektivikasi-internalisasi; terhadap realitas simbolik dialami secara berbeda oleh masing-masing media. Setiap media sesungguhnya memiliki realitas simbolik sendiri-sendiri yang berlaku pada media itu dan sekaligus menjadi realitas simbolik yang bersifat subjektif bagi tiap media (bila dibandingkan dengan media lainnya) dalam memandang dan membentuk sebuah realitas sosial yang ada (Zen, 2004 ; 60).
Dalam mekanisme konstruksi berita, proses yang terjadi sangat kompleks. Karena setiap diri seorang wartawan  yang bekerja dalam lembaga media massa akan terus berinteraksi dengan kondisi sosial dan kemudian mempunyai nilai-nilai yang dia pegang sepanjang dia bekerja. Nilai-nilai tersebut secara dialektis akan berinteraksi dengan latar belakang pendirian media, visi ,misi, dan kebijakan redaksional media. Belum lagi setiap hari mereka harus bergelut dengan dinamika sosial, politik, budaya dan ekonomi dimana media massa tersebut beroperasi. Tentu dapat dibayangkan seberapa banyak interaksi yang terjadi dalam sekali proses produksi berita. Proses interaksi dalam proses konstruksi realitas inilah yang memungkinkan adanya pemilihan, pengutamaan, reduksi, dan penonjolan serangkaian fakta hingga akhirnya menjadi “fakta” yang hadir dalam setiap lembar surat kabar yang kita baca sehari-hari.

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :

0 Response to " Eksternalisasi, Objektivikasi, dan Internalisasi"

Post a Comment