Mutasi adalah perubahan bahan genetik pada organisme sehingga memungkinkan terjadinya perubahan ekspresinya. Mutan adalah organisme baru hasil mutasi. Mutasi dapat terjadi secara spontan (spontaneous mutation) dan dapat juga terjadi melalui induksi (induced mutation). Mutasi spontan terjadi karena adanya kesalahan dalam replikasi DNA. Kesalahan yang terjadi selama proses replikasi DNA dapat menyebabkan terjadinya mutasi transisi atau mutasi tranversi. Mutasi transisi terjadi jika basa nukleotida purin digantikan oleh basa nukleotida purin yang lain atau basa nukleotida pirimidin digantikan oleh basa pirimidin yang lain. Sebagai contoh yaitu pasangan AT menjadi GC atau TA menjadi CG Mutasi transversi adalah mutasi yang terjadi jika basa nukleotida purin digantikan oleh basa pirimidin begitupun sebaliknya. Sebagai contoh yaitu pasangan AT menjadi CG atau GC menjadi TA.
Mutations can also occur due to artificial (induced). Mutation induction can be done with some agents mutations (mutagens) which chemical mutagens (chemical mutagens) and physical mutagens (physical mutagens). Chemical mutagens generally derived from alkyl compound (alkylating agents), for example such as ethyl methane sulphonate (EMS), diethyl sulphate (DES), methyl methane sulphonate (MMS), hydroxylamine, nitrous acids, acridines and so on. Mutagen physics are as ionizing radiation (ionizing radiation) and including the X-rays, gamma rays, beta rays, and neutrons.
Mutasi dapat juga terjadi karena buatan (diinduksi). Induksi mutasi dapat dilakukan dengan beberapa agen mutasi (mutagen) yaitu mutagen kimia (chemical mutagen) dan mutagen fisika (physical mutagen). Mutagen kimia pada umumnya berasal dari senyawa alkyl (alkylating agents) misalnya seperti ethyl methane sulphonate (EMS), diethyl sulphate (dES), methyl methane sulphonate (MMS), hydroxylamine, nitrous acids, acridines dan sebagainya. Mutagen fisika bersifat sebagai radiasi pengion (ionizing radiation) dan termasuk diantaranya adalah sinar-X, sinar gamma, sinar beta, dan neutron.
1. Grouping Mutation
a. Genome mutation
Genome mutations are changes that occur in the normal chromosome number. In the genome mutations occur addition or subtraction of a set of chromosomes for example change into haploid diploid, triploid and so on.
a. Mutasi Genom
Mutasi genom adalah perubahan yang terjadi pada jumlah kromosom normal. Pada mutasi genom terjadi penambahan atau pengurangan set kromosom contohnya perubahan dari diploid menjadi haploid, triploid dan seterusnya.
b. Chromosome mutation
Chromosomal mutations are changes in the structure and number of chromosomes. Changes in chromosome structure led to deletions, duplications, inversions and translocations. While the change in the number of chromosomes resulted in euploidi and aneuploidy.
b. Mutasi Kromosom
Mutasi kromosom adalah perubahan yang terjadi pada struktur dan jumlah kromosom. Perubahan yang terjadi pada struktur kromosom mengakibatkan terjadinya delesi, duplikasi, inversi dan translokasi. Sedangkan perubahan jumlah kromosom mengakibatkan terjadinya euploidi dan aneuploidi.
c. gene mutation
Gene mutations are changes that occur in a single nucleotide base. In the gene mutation, occurring base pair substitutions, additions of base pairs, deletion of one or several bases and the realignment of the nucleotide base pairs
c. Mutasi gen
Mutasi gen adalah perubahan yang terjadi pada satu basa nukleotida. Pada mutasi gen, terjadi substitusi pasangan basa, penambahan pasangan basa, delesi satu atau beberapa basa dan penyusunan kembali pasangan basa nukleotida.
d. Mutations outside the nucleus (extranuclear mutation)
Mutations outside the cell nucleus is the change that occurs in the genetic material contained in organelles outside the nucleus, for example chloroplasts and mitochondria.
d. Mutasi di luar inti sel (extranuclear mutation)
Mutasi di luar inti sel adalah perubahan yang terjadi pada bahan genetik yang terdapat pada organel di luar inti sel misalnya kloroplas dan mitokondria.
I.2. Using Mutation Induction Gout Colchicine
Mutation induction can also use colchicines as mutagennya. At certain concentrations, colchicines solution prevents the formation of threads of plasma from the core bobbin spindle so that no phase separation of chromosomes during anaphase in cell division. That led to a doubling of the chromosome without formation of cell walls.
I.2. Induksi Mutasi Dengan Menggunakan Kolkhisin
Mutasi secara induksi dapat juga menggunakan kolkhisin sebagai mutagennya. Pada konsentrasi tertentu, larutan kolkhisin dapat mencegah terbentuknya benang-benang plasma dari gelendong inti spindel sehingga tidak terjadi pemisahan kromosom pada waktu fase anafase dalam pembelahan sel. Hal tersebut menyebabkan terjadinya penggandaan kromosom tanpa pembentukan dinding sel.
I.3. Mutation breeding
In the field of plant breeding, mutation techniques can increase the genetic diversity of crops so as to enable the selection of genotypes plant breeders in accordance with the desired breeding purposes.
I.3. Pemuliaan Mutasi
Dalam bidang pemuliaan tanaman, teknik mutasi dapat meningkatkan keragaman genetik tanaman sehingga memungkinkan pemulia melakukan seleksi genotipe tanaman sesuai dengan tujuan pemuliaan yang dikehendaki.
0 Response to "Teknik Pemuliaan Tanaman"
Post a Comment