Berita Hangat Hari Ini

Sejarah Perkembangan Perhiasan (jewelerg)

Manusia adalah suatu makhluk yang memiliki naluri untuk menghias diri. Menghias diri tidak terbatas pada kaum wanita saja akan tetapi kaum priapun menghias diri

Pada masusia purba keinginan untuk menghias diri itu dipenuhi dengan membuat sendiri perhiasan-perhiasan yang dibuat dari bahan-bahan yang mudah didapat disekelilingnya, seperti tulang binatang, gigi binatang (suing), bulu binatang (burung,ayam dll), kulit kerang, kuku binatang, batu-batuan, biji-bijian dll. Dari bahan-bahan temuan sekitar (object trowes ) itu para manusia purba merangkai benda-benda itu untuk dijadikan perhiasan seperti kalung, gelang tangan, gelang kaki, perhiasan hidung telinga, bibir kepala, dada dll. Setelah melampaui masa yang panjang barulah ditemukan teknologi pengecatan logam, maka perhiasan pun dibuat dari logam, seperti perunggu, emas, dan perak serta kuningan.

Untuk membuat perhiasan ini teknik pembuatannya ada beberapa macam yakni teknik cor lilin ( a cire perdure), teknik cinpa, teknik solder, teknik inilah yang banya dipilih untuk membuat perhiasan, teknik ini mulai berkembang dinegara-negara Asia Barat dan kemudian menjalar ke Asia Tenggara. Menurut penelitian para arkiolog pengerjaan perunggu Thailand telah berkembang pada 6000 tahun yang lalu, di Indonesia perkembangan logam belum terlalubisa, yaitu sekitar 2000 tahun sebelum Masehi.

Sebelum orang mengenal logam orang lebih dahulu mengenal kaca. Orang-orang Mesir purba dan Mesopotania termasuk orang-orang yang ahli dalam mengerjakan gelas dan kaca menjadi maik-manik yang dibuat pada umumnya tidak transparan (opak) yang diberi warna yang sangat beragam ukurannya juga berfariasi dari yang kecil sampai sebesar bola pingpong.

Manik-manik semacam ini diperdagangkan secara luas sampai ke seluruh Asia Tenggara termasuk Indonesia, walaupun orang-orang Indonesia juga telah menguasai tegnologi pembuatan manik-manik, namun mani-manik buatan saat itu bersifat monochromatic dari bahan batu akik, seperti obsidian dan cornedian.

Para seniman daru Yunani Kuno telah memberikan sumbangan yang penting bagi perkembangan yang penting bagi perkembangan yang penting bagi perkembangan perhiasan. Para seniman Yunani tersebut berkarya membuat perhiasan dengan teknik dan seni yang tinggi sejak abad ke 4 setelah Masehi teknik dan seni pembuatan perhiasan dimasa Yunani kuno ini kemudian dipelajari pula oleh orang Asia Barat sampai ke India lalu mempengaruhi juga wilayah Indonesia.

Para ahli purbakala di Australia telah menemukan suatu kuburan kuno di daerah Halls Statt, dalam kuburan tersebut ditemukan perhiasan yang indah dan diperhiasan tersebut nampak memiliki unsure-unsur kebudayaan Yunani.

Membicarakan masalah sejarah perhiasan, tidak dapat tidak harus menguraikan keadaan di Prancis. Pada abad ke-13 dan 14 Masehi berkembang pembuatan perhiasan untuk raja-raja dan kaum bangsawan. Untuk pertamakainya di Perancis diundangkan bahwa orang kebanyakan tidak diperbolehkan memakai batu mulia, mutiara, ikat pinggang emas atau perak. Hal itu karena adanya monopoli kaum bangsawan dan raja-raja, pada masa ini perhiasan yang aling banyak dibuat adalah cincin, liontin, mirah maupun Mutiara.

Perhiasan eropa dari abad ke-16 – 17 banyak dipengaruhi oleh seni patung dan seni lukis. Banyak perhiasan yang dipahat berbentuk manusia atau binatang dari bahan batu mulia, bahkan padapada abad ini mulai banyak perhiasan yang menggunakan email sebagai bahan pewarna dekorasinya. Jenis mutiarayang terkenal pada masa itu adalah mutiara barat yaitu mutiara yang bentuknya tdak teratur, yang dapat diasosiasikan sebagai benda lain misalnya mirip ayam, kerang, atau benda-benda lainnya. Pada masa itu penggunaan intan dan berlian sudah mulai nampak popular, disamping bahan-bahan seperti batu mulia dan mutiara. Di Indonesia daerah penghasil mutiara yang bagus misalnya Sulawesi, NTT dan NTB, sedangkan Martapura (Kalimantan) adalah penghasil intan, berlian, dan batu-batu mulia yang sangat handal.

Pada abad berikutnya yaitu abad ke-18 Masehi, untuk pertama kalinya perhiasan-perhiasan dengan batu mulia dan mutiara boleh dipakai oleh kaum bukan bangsawan. Pada masa itu pembuatan perhiasan lebih berkembang karena ditemukannya teknik-teknik baru dalam bidang industri. Bahkan yang digunakannyapun lebih banyak ragamnya. Pada awal abad 18 Masehi, bentuk perhiasan masih belum berubah dari bentuk-bentuk sebelumnya, nsmun pada pertengahan abad 18 Masehi ada perubahan terjadi dalam masyarakat, akibat dari perubahan industri yang terjadi pada masa itu.

Perubahan masyarakat ini mengakibatkan perubahan desain pakaian dan perubahan prilaku masyarakat, akibat dari itu perhiasan yang dipakaipun mengalami perubahan pada masa itu perhiasan yang popular adalah bros yang bentuknya memiliki garis-garis lengkung seperti busur panah. Lebih hebat lagi perkembangan teknologi sangat pesat, orang sudah pandai membuat batu mulia buatan (imitasi), batu-batu buatan ini kadang-kadang lebih indah dari pada aslinya. Pada akhir abad ke-18 baja mulai digunakan sebagai bahan perhiasan.

Cita rasa manusia Eropa abad 19 kembali ke cita rasa klasik berbagai bahan alternative lainpun dipakai seperti kulit penyu, kulit kayu, bahkan rambut manusia. Selain itu masyarakat mulai menyukai bentuk-bentuk capung, burung, kupu-kupu dll, awal abad 19 dan sebelumnya perhiasan dibuat oleh para pengrajin sekaligus seniman. Namun pada akhir abad 19 seiring dengan perkembangan teknologi industri, maka banyak perhiasan dibuat secara missal di pabrik, pada masa itu keindahan perhiasan bukan menjadi prioritas utama, tapi lebih ditekankan pada segi bisnis dan cepat terjual.

Abad 20 cita rasa Eropa masih ke klasik namun yang menjadi faforit utama adalah berlian. Pada masa ini pembuatan perhiasan banyak dilakukan oleh perusahaan besar (pabrik). Tidak ada karya yang baru dank has dalam desain meskipun hasil buatannya tetap bagus, konsumen menghendaki bahwa yang dihargai dari suatu perhiasan adalah nilai intrinsiknya dari bahan, bukan seninya. Bahan-bahan untuk pembuatan perhiasan juga bertambah pada masa itu platinum mulai digunakan sebagai pengganan perat, tetapi lebih kuat.

Abad 0 sampai saat ini telah berkembang konsep-konsep baru. Di Amerika, Eropa dan negara-negara maju lainnya mulai berkurang pemikiran bahwa perhiasan adalah kakayaan / simbol status kakayaan melainkan untuk menunjukkan mutu manusianya, watak dan sikapnya (karakteristik). Dengan demikian seniman pembuat perhiasan dapat lebih leluasa memilih bahan-bahan yang digunakan. Meskipun sebagian masyarakat sudah mulai berubah pandangannya terhadap perhiasan namun sebagian masyarakat unia masih berfikir seperti pola lama. Dengan demikian sampai sekarang ada dua aliran, pertama ialah perhiasan yang dibuat oleh perusahaan/industri di buat masal dijual tanpa mempedulikan siapa pembuatnya. Yang kedua ialah perhiasan yang dibuat oleh seniman dengan tujuan menemukan hal-hal baru dalam bentuk dan bahan, manekankan pada sisi mutu seni bentuk desainnya. Sampai sekarang kedua golongan perhiasan itu masing-masing berkembang terus dan masing-masing mempunyai peranannya sendiri-sendiri.

Bagaimana di Indonesia ? sampai saat ini masih banyak masyarakat yang beranggapan bahwa perhiasan dapat digunakan sebagai status kekayaan si pemakainya. Meski sebagian juga ada yang memilih perhiasan dengan memperhatikan mutu seninya.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Sejarah Perkembangan Perhiasan (jewelerg)"

Post a Comment