Berita Hangat Hari Ini

Cara Menangani Oklusi Koroner Akut

Cara Menangani Oklusi Koroner Akut. Oklusi koroner akut dengan iskemia miokard yang berkepanjangan yang pada akhirnya menyebabkan kerusakan sel-sel dan infark miokard.

Kerusakan miokard yang terjadi tergantung pada :

1) Letak dan lamanya sumbatan aliran darah

2) Ada tidaknya kolateral

3) Luasnya wilayah miokard yang diperdarahi pembuluh yang tersumbat.

KRITERIA DIAGNOSIS


1) Sakit dada khas infark atau ekuivalen lebih dari 20 menit, tidak hilang dengan pemberian nitrat.

2) Gambaran EKG dan evolusinya yang khas IMA

3) Gambaran laboratorium : peningkatan enzim (CK,CKMB, Troponin-T, dll).
koroner akut


DIAGNOSIS BANDING IMA

1) Diseksi aorta

2) Perikarditis akut

3) Emboli paru akut

4) Penyakit dinding dada

5) Sindroma Tietze’s

6) Gangguan gastro intestinal seperti :

- Hiatus hernia dan refluks esofagitis.

- Spasme atau ruptur esofagus

- Kolesistitis akut

- Tukak lambung

- Pankreatitis akut



PEMERIKSAAN YANG DIPERLUKAN/DIAGNOSIS

1. Pemeriksaan dasar : anamnesis disertai pemeriksaan fisik.

2. Pemeriksaan penunjang :

- EKG istirahat

- Laboratorium : sesuai AP tidak stabil

- Foto Rontgen dada

- Ekokardiografi

- ULJB (untuk stratifikasi risiko pasca IMA).

3. Pemeriksaan yang mungkin diperlukan :

- Pencitraan radionuklir jantung

- Angiografi koroner

Cara Melakukan Terapi

1. Tindakan umum

· Tirah baring di ruang perawatan intensif (kardiovaskuler)

· Oksigen 2-4 liter/menit

· Pasang akses intra vena (Dextrose 5 % / NaCl 0,9 %)

· Pemantauan EKG sampai kondisi stabil



Indikasi :

- Sampai dengan 72 jam pertama dari IMA

- > 72 jam setelah IMA bila hemodinamik tidak stabil, iskemia yang menetap atau aritmia.

- Tersangka IMA (“rule out” infarction) selama 12-36 jam pertama.

- Dengan alat Pacu Jantung Sementara (PJS).



· Pemeriksaan Laboratorium :

1) Foto Rontgen

2) Darah : darah rutin, enzim jantung serial, Trop-T, panel lipid, gula darah, K+, kreatinin.

3) Urine rutin


· Diet : Puasa 8 jam. Kemudian beri makanan cair atau lunak dalam 24 jam pertama lalu dilanjutkan dengan 1300 kalori, rendah garam, rendah lemak.

· Buang air besar : obat pelunak tinja kalau perlu kursi komod.


· Atasi rasa sakit dengan :

1) Nitrat sublingual atau “spray”, Nitrat intra-vena, bila sakit iskemik berulang atau berkepanjangan.

Indikasi kontra : TD sistotik < 90 mmHg, Takikardia, Bradikardi.

2) Morfin sulfat 2,5-5 mg i.v dapat diulang tiap 5-30 menit sampai rasa sakit hilang, atau :

3) Pethidin HCl 25-50 mg i.v dapat diulang tiap 5-30 menit sampai rasa hilang, atau :

4) Tramadol inj. 25-50 mg i.v

· Atasi rasa takut dan gelisah dengan : Diazepam 5 mg i.v atau oral

· Atasi bradikardia dengan : Sulfas atropin 0,5 mg i.v, bila perlu diulang tiap 5 menit, maksimal 2 mg

Indikasi :

1) Sinus bradikardia dengan tanda-tanda curah jantung rendah dan hipoperfusi perifer atau adanya ekstra sistol ventrikel yang frekuen.

2) Infark akut inferior dengan blok AV derajat 2 tipe 1 yang simtomatik.

3) Bradikardia dan hipotensi akibat nitrogliserin.

4) Mual dan muntah akibat morfin

5) Asistol.

· Atasi aritmia ventikuler dengan :

Lidokain, bolus 1 mg/kg BB, bila perlu tambah ½ mg/kg BB tiap 8-10 menit, dosis maksimal : 4 mg/kg BB. Dosis pemeliharaan 1-2 mg/menit.



2. Tindakan Khusus :

1) Pemantauan dengan kateter Swan Ganz sesuai indikasi. (lihat indikasi baku pemasangan kateter Swan Ganz)

2) Monitor tekanan intra arteri.

3) Defibrilasi listrik DC : dilaksanakan sesuai ketentuan RJP yang ditetapkan AHA dan ACC (lihat buku panduan resusitasi jantung paru RSJHK).

4) Pompa Balon Intra Aorta (PBIA) sesuai indikasi (lihat prosedur baku pemasangan PBIA).

5) Alat pacu jantung sementara sesuai indikasi. (lihat prosedur baku pemasangan pacu jantung sementara)

6) Pengobatan :

i. Trombolisis (lihat prosedur baku trombolisis)

ii. Non-trombolisis :

a. Aspirin : dosis = 160-325 mg/hari (langsung sebelum trombolisis).

b. Antikoagulan :

- Pada IMA yang sudah lewat 12 jam tidak diberikan trombolisis. Diberikan heparin bolus i.v 5000 unit dilanjutkan dengan infus selama rata-rata 5 hari dengan menyesuaikan APTT 1,5-2 kali nila kontrol. Pada infark dengan payah jantung, mobilisasi lambat, penderita gemuk, heparin diberikan 5000 unit subkutan setiap 12 jam setelah skema heparin selesai.

- Dapat juga diberikan Low Molecular Weight Heparin (LMWH) (Fraxiparin atau Lovenox) atau Fondaparinux (Arixtra)

- Pada infark miokard akut anterior transmural yang luas, anti koagulan diberikan sampai saat pulang rawat. Pada penderita dengan trombus ventrikular atau dengan diskinesis yang luas didaerah apeks Vki antikoagulan oral (sintrom / warfarin) diberikan secara tumpang tindih dengan heparin sejak beberapa hari sebelum heparin dihentikan.

- Anti koagulan oral diberikan sekurang-kurangnya 3 bulan dengan menyesuaikan nilai INR (2-3).

c. Penyekat beta : diberikan bila tidak ada kontra indikasi.

d. Penghambat ACE (ACE Inhibitor) : diberikan bila keadaan klinis mengijinkan.

e. Nitrat : diberikan untuk meningkatkan aliran darah epikardial kecuali jika terdapat hipotensi.



Semua penderita IMA yang masih dalam masa 12 jam dengan elevasi segmen ST atau adanya LBBB yang baru segera diberikan aspirin dan trombolisis bila tidak ada indikasi kontra.

Penyekat beta diberikan bila tidak ada indikasi kontra. Trombolisis dilakukan dengan streptokinase (SK) ,Tissue Plasminogen Activator (TPA) dengan sistem “front loading”, IMA luas atau pernah mendapat streptokinase kurang dari 1 tahun. Penderita kemudian dirawat diruang rawat intensif. Pada penderita-penderita dengan renjatan kardiogenik atau edema paru, penderita dengan kontra indikasi pengobatan trombolitik dan penderita pasca trombolitik yang masih ada angina atau berulang atau hemodinamik tidak stabil, segera dilakukan angiografi koroner bila memungkinkan dan dilanjutkan revaskularisasi sesuai indikasi.



PENYULIT YANG MUNGKIN TIMBUL

1. Payah jantung

2. Renjatan kardiogenik

3. Ruptur korda

4. Ruptur septum

5. Ruptur dinding bebas

6. Aritmia gangguan hantaran

7. Aritmia gangguan pembentukan rangsangan

8. Perikarditis

9. Sindroma Dresler

10. Emboli Paru


PROSEDUR/TINDAKAN YANG DIPERLUKAN DALAM PENANGANAN

1. Pemasangan PJS

2. Pemasangan kateter Swan Ganz

3. Pemasangan PBIA

4. Angiografi koroner

5. Angioplasti koroner (AK)

6. Bedah pintas koroner (BPK)



SARANA BAKU

1. EKG

2. Ekokardiografi

3. Foto Rontgen dan fluoroskopi

4. Treadmill

5. Ruang rawat intensif kardiovaskuler

6. Radiologi nuklir

7. Penyadapan jantung

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Cara Menangani Oklusi Koroner Akut "

Post a Comment