A. Pendahuluan
Sudah menjadi kebiasaan di setiap pelatihan, ketika memulai melaksanakan
sebuah training (latihan) terlebih dahulu dimulai suatu segmen peleburan dan
pendahuluan yang kemudian dikenal dengan “Ice Breaking dan Energizer”.
Secara sederhana kedua istilah ini tidak dapat dipisahkan secara jelas,
keduanya ibarat dua mata uang logam yang menyatu pada satu kesatuan arti dan
mempunyai makna yang sangat signifikan terhadap kesuksesan dan
tercapainya target sebuah pelatihan. Dengan kata lain tak heran bila ice
breaking dan energizer menjadi momok yang selalu dibicarakan di antara
pengelola training sebagai penentu kesuksesan pelatihan di hari-hari
berikutnya.
Pada tulisan yang singkat ini, untuk menjelaskan secara detail mengenai ice
breaking dan energizer, penulis sengaja memisahkan antara dua istilah ini. Hal
ini bukan dimaksudkan untuk memisahkan makna keduanya, tapi hanya sekedar
sistematisnya pembahasan.
Setiap peserta memiliki motivasi yang bervariasi dalam mengikuti sebuah
pelatihan. Ada yang ingin menguasai bidang tertentu, ada yang ingin
mempertajam ketrampilan, ada yang sekedar berkumpul bersama teman, dan ada yang
mempunyai alasan keterpaksaan. Semua alasan tersebut berdampak terhadap cara
menanggapi pembicara dan merespon setiap aktivitas dalam pelatihan. Peserta
yang memang bersemangat untuk mendapatkan ilmu akan terus antusias sampai acara
berakhir. Disisi lain, ada peserta yang melamun sambil menulis atau menggambar
di nota pelatihan, ada yang bercerita dengan peserta lain, serta juga ada yang
diam dan tegang tetapi mengantuk. Seribu macam gaya dan ekspresi tersebut perlu
dijadikan satu macam gaya saja. Semua peserta ditargetkan untuk
mengarahkan pandangan dan pikirannya ke satu sumber, yaitu pembicara.
B. Ice Breaking
1. Pengertian
Ice Breaking adalah padanan dua kata Inggris yang mengandung makna “memecah
es”. Istilah ini sering dipakai dalam training dengan maksud menghilangkan
kebekuan-kebekuan di antara peserta latihan, sehingga mereka saling mengenal,
mengerti dan bisa saling berinteraksi dengan baik antara satu dengan yang
lainnya. Hal ini dimungkinkan karena perbedaan status, usia, pekerjaan,
penghasilan, jabatan dan sebagainya akan menyebabkan terjadinya dinding pemisah
antara peserta yang satu dengan yang lainnya. untuk melebur dinding-dinding
penghambat tersebut, diperlukan sebuah proses ice breaking.
2. Tujuan
Tujuan dilaksanakan ice breaking ini adalah :
a. Terciptanya kondisi-kondisi yang equal (setarap) antara sesama
peserta dalam forum training.
b. Menghilangkan sekat-sekat pembatas di antara peserta, sehingga tidak
ada lagi anggapan si anu pintar, si anu bodoh, si anu kaya, si anu bos dan lain
sebagainya, yang ada hanyalah kesamaan kesempatan untuk maju.
c. Terciptanya kondisi yang dinamis di antara peserta
d. Menimbulkan kegairahan (motivasi) antara sesama peserta untuk
melakukan aktivitas selama training berlangsung.
3. Metode
Banyak metode yang dapat dilakukan dalam ice breaking ini, di antaranya :
a. Metode Ceramah, pelatih melakukan terlebih
dahulu ceramah pembuka yang pada hakikatnya menjelaskan tentang beberapa hal,
antara lain : pentingnya kesatuan dalam suatu komunitas, persamaan hak di
antara sesama peserta, perlakukan yang sama, tim building, kesadaran
potensi, kerjasama antar kelompok dll.
b. Metode Studi Kasus, yaitu memberikan
kesempatan kepada peserta untuk ikut andil memecahkan persoalan-persoalan
praktis sehari-hari yang ditawarkan oleh pelatih, tujuannya adalah (1) untuk
melihat potensi awal yang dimiliki masing-masing peserta baik dari segi
afektif, kognitif maupun psikomotornya. (2) membiasakan peserta
untuk berinteraksi dengan kelompoknya yang baru, dengan bertanya, menanggapi
atau mengamati peserta lain. (3) memberikan pengertian bahwa sejak hari itu
mereka akan menjadi sebuah keluarga (sanak famili) sampai kapanpun.
c. Metode Simulasi dan Permainan, metode ini
merupakan metode yang paling mudah dilakukan, pelatih mempersiapkan beberapa
permainan yang bertujuan untuk memecah kebekuan (ice breaking games)
peserta. Permainan ini banyak sekali bentuknya, di antaranya adalah ; permainan
lempar bola panas, pesan berantai, tes konsentrasi dan lain-lain. Tujuan simulasi
ini adalah (1) terciptanya keakraban di antara peserta. (1) masing-masing
peserta dapat menghafal nama dan beberapa identitas penting peserta lainnya.
(3) tertanamnya anggapan bahwa mereka adalah satu kesatuan (solidaritas) “bila
satu sakit, yang lain akan ikut merasakannya”.
4. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Saat Ice Breaking
1. Seorang pelatih haruslah mempunyai naluri (feeling) khusus
yang kuat ketika
melakukan proses ice breaking. Ia harus tahu saat peserta sudah lebur atau
belum dan masih harus dileburkan. Ketika peserta belum lebur namun ice breaking
sudah dihentikan, hal ini akan menyusahkan sewaktu penyajian materi berikutnya.
2. Saat melakukan ice breaking, seorang pelatih harus sudah dapat
mendeteksi, (minimal beberapa orang dari peserta sudah masuk dalam memorinya)
tentang potensi awal, sikap, sifat dan “karakteristik special” seorang peserta.
3. Waktu yang disediakan untuk melakukan ice breaking
sangat kondisional, tergantung kepada tingkat keleburan peserta. Ada peserta
yang mudah lebur dan ada yang sulit lebur, karena perbedaan pendidikan, latar
belakang, dll yang sangat signifikan. Oleh karena itu seorang pelatih harus
mempunyai beberapa “jurus simpanan” yang harus dikeluarkannya bila peserta
sulit mengalami peleburan antara satu dengan yang lainnya.
- Menimbulkan
kesan positif, seorang pelatih haruslah dipandang oleh peserta dalam
pandangan yang positif, baik dari segi pendapat, sikap, sifat dan
interaksinya dengan peserta, karena tidak menutup kemungkinan nanti
seorang pelatih akan menjadi tempat “curhat” paling dipercaya bagi peserta
yang mengalami persoalan-persoalan khusus.
C. Energizer
Suatu teknik yang digunakan untuk membangkitkan kembali semangat dan
perhatian peserta pada materi yang diberikan dalam pelatihan. Dapat dilakukan
atau diberikan pada awal, tengah maupun akhir sesi, sesuai kebutuhan. Bentuknya
dapat berupa permainan untuk selingan, pemberian tugas ringan, humor, joke,
menyanyi, mendengarkan musik, senam ringan, atau bahkan dengan memberikan
makanan ringan
D. Simulasi Ice Breaking dan Energizer
- Game/permainan
- Studi
kasus
- Cerita
Ice Breaking Training biasanya berupa games2 yang lucu atau hanya bersifat motivasi yang menggugah sehingga bisa memecahkan kebekuan antara peserta training dengan trainer atau peserta training lainnya
ReplyDelete