Untuk menguji hipotesis satu digunakan perhitungan efisiensi pe-manfaatan sumber daya usahatani dengan menggunakan analisis dari fungsi produksi Cobb-Douglas. Untuk mengetahui efisiensi teknik, efisiensi ekonomi dan efisiensi harga dipergunakan prontier production function (FPF).
Sebagaimana yang telah dikemukakan pada sub-bab terdahulu bahwa untuk mengukur efisiensi digunakan tiga pendekatan yakni pendekatan efisiensi teknik, efisiensi ekonomi, dan efisiensi harga. Ternyata setelah dilakukan perhitungan ternyata di Kabupaten Parigi Moutong, ada perbedaan antara masyarakat transmigran asal Bali dan transmigran asal Jawa dipandang dari ketiga pendekatan di atas.
Berdasarkan pendekatan efisiensi teknik, secara empirik ternyata, komunitas yang berasal dari Jawa lebih efisien dibanding dengan yang berasal dari Bali sebagaimana yang ditunjukkan oleh angka rata-rata efisiensi, yang mana masyarakat transmigran Bali sebesar 0,98 (belum efisien) dan transmigran asal Jawa memperlihatkan angka rata-rata 1,01. Sebagaimana yang telah dikemukan bahwa efisiensi teknik adalah suatu pendekatan yang menghubungkan antara produksi yang sebenarnya dengan produksi maksimum. Ini berarti bahwa pada masyarakat Bali masih mengalami apa yang disebut under-capasity, karena secara teknik ia masih melakukan kegiatan produksi yang belum mencapai titik maksimum. Sementara masyarakat asal Jawa telah lebih efisien secara teknik. Artinya, mereka telah menutupi kesenjangan yang terjadi, secara teknik, antara produksi yang sebenarnya dengan produksi maksimum. Tetapi namun demikian, peluang untuk meningkatkan produksi bagi masyarakat Bali masih dapat dilakukan bila penggunaan kapasitas produksi ditingkatkan.
Sedang dengan menggunakan pendekatan efisiensi ekonomi dan efisiensi harga, kedua transmigran (Bali dan Jawa) sama-sama belum efisien. Kedua komunitas mendapatan angka: Bali senilai 0,92 (untuk efisiensi ekonomi) dan 0,94 (untuk efisiensi harga) sedang Jawa mendapatkan nilai 0,88 (untuk efisiensi ekonomi) dan 0,87 (untuk efisiensi harga). Jadi ditinjau dari efisiensi ekonomi, Ini berarti bahwa keduanya (transmigran Bali dan Jawa) masih mengalami kesenjangan antara keuntungan yang mereka peroleh saat ini dengan keuntungan maksimum yang bisa dia peroleh. Demikian pula dengan efisiensi harga, ternyata masih ada jurang antara keuntungan optimal dengan alokasi penggunaan sumberdaya.
Bila dikaitkan dengan pengolahan lahan usahatani di Kabupaten Parigi Moutong ternyata tingkat efisiensi masyarakat transmigran asal Bali lebih tinggi dibanding dengan efisiensi yang dicapai transmigran asal Jawa, hal ini disebabkan karena pengelolaan lahan atau cara bercocok tanam transmigran asal Bali masih lebih banyak mengikuti budaya asal (30,1%) sedangkan transmigran asal Jawa lebih banyak meninggalkan budaya asal dalam bercocok tanam dan lebih mengandalkan kemampuan dan petunjuk pertanian. Secara statistik dengan hasil uji beda menunjukkan bahwa budaya bercocok tanam kedua kelompok transmigran berbeda nyata. (Lampiran 12.1)
Pengolahan lahan yang diperoleh dari pemerintah telah dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya sehingga hasil yang diperoleh dapat mencukupi kebutuhan masyarakat transmigran di kabupaten Parigi Moutong, bahkan dapat dijual di Kabupaten Lainnya seperti di Palu.
Bila diperbandingkan dengan temuan Madukallang Fattah (1999; 117) bahwa Desa Maranata yang menjadi obyek penelitian memperoleh Efisiensi Teknik = 0,64; Efisiensi Ekonomi (EE) = 0,44 dan Efisiensi Harga (EH) = 0,63. dan salah satu faktor produksi tidak signifikan yaitu faktor produksi tenaga kerja, yang menyebabkan di dalam perhitungan produksi frontier faktor tenaga kerja tidak dilibatkan, maka dapat dikatakan bahwa tingkat efisiensi masyarakat transmigran lebih tinggi daripada masyarakat pedesaan di Kabupaten Donggala di Sulawesi Tengah.
0 Response to ". Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi Usaha Tani"
Post a Comment