Berita Hangat Hari Ini

PANDANGAN IPTEK MENURUT (NON ALKITAB)


1. Pengertian IPTEK

IPTEK adalah akronim dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Yang dimaksud dengan atau pengertian tentang ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang didasarkan atas fakta-fakta di mana pengujian kebenarannya diatur menurut suatu tingkah laku sistem. Kamus Besar Bahasa Indonesia menyatakan bahwa ilmu pengetahuan adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu. Adapun beberapa definisi ilmu menurut para ahli seperti yang dikutip oleh Bakhtiar tahun 2005 diantaranya adalah :



a) Mohamad Hatta, mendefinisikan ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hukum kausal dalam suatu golongan masalah yang sama tabiatnya, maupun menurut kedudukannya tampak dari luar, maupun menurut bangunannya dari dalam.


b) Ralph Ross dan Ernest Van Den Haag, mengatakan ilmu adalah yang empiris, rasional, umum dan sistematik, dan ke empatnya serentak.

c) Karl Pearson, mengatakan ilmu adalah lukisan atau keterangan yang komprehensif dan konsisten tentang fakta pengalaman dengan istilah yang sederhana.



Dan dampak negative iptek tersebut dalam berbagai bidang adalah sebagai berikut:



Penggunaan TIK(Tehnologi informasi dan komunikasi)menajadi hal-hal yang negatif, seperti:

a. Pemanfaatan jasa komunikasi oleh jaringan teroris.

b. Penggunaan informasi tertentu dan situs tertentu yang terdapat di internet yang bisa disalah gunakan pihak tertentu untuk tujuan tertentu.

c. Kerahasiaan alat tes semakin terancam, seperti tes psikologi.

d. Kecemasan teknologi, seperti kerusakan komputer karena terserang virus, kehilangan berbagai file penting dalam computer, dan lain-lan.







Dampak negatif (IPTEK) dalam proses pendidikan antara lain:



a. Kerahasiaan alat tes semakin terancam.

Program tes inteligensi seperti tes Raven, Differential Aptitudes Test dapat diakses melalui compact disk.. Implikasi dari permasalahan ini adalah, tes psikologi yang ada akan mudah sekali bocor, dan pengembangan tes psikologi harus berpacu dengan kecepatan pembocoran melalui internet tersebut.

b. Penyalah gunaan pengetahuan bagi orang-orang tertentu untuk melakukan tindak kriminal.

Dengan kemajuan di badang pendidikan kita mencetak generasi yang berepengetahuan tinggi, tetapi mempunyai moral yang rendah.

c. Siswa menjadi malas belajar karena banyak diantara mereka yang menghabiskan waktunya untuk menggunakan jejaring sosial seperti facebook, twitter dan lain-lain.



Dampak negatif (IPTEK) dalam bidang industri dan ekonomi antara lain;



a. Terjadinya pengangguran bagi tenaga kerja yang tidak mempunyai kualifikasi yang sesuai dengan yang dibutuhkan.

b. Sifat konsumtif sebagai akibat kompetisi yang ketat pada era globalisasi akan juga melahirkan generasi yang secara moral mengalami kemerosotan: konsumtif, boros dan memiliki jalan pintas yang bermental "instant".



Dampak negative (IPTEK) pada aspek sosial dan budaya, seperti:



a. Kemerosotan moral di kalangan warga masyarakat, khususnya di kalangan remaja dan pelajar.

b. Kenakalan dan tindakan menyimpang di kalangan remaja semakin meningkat, semakin lemahnya kewibawaan tradisi-tradisi yang ada di masyarakat, seperti gotong royong dan tolong-menolong, yang telah melemahkan kekuatan-kekuatan sentripetal yang berperan penting dalam menciptakan kesatuan sosial.

c. Pola interaksi antar manusia yang berubah dengan bantuan gadget, yang membuat orang-orang menjadi sibuk dengan dunianya sendiri



1. BUDAYA



A.PENGERTIAN BUDAYA

1. Menurut Non-Alkitab

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2013: 63), disebutkan bahwa:“budaya“adalah pikiran, akal budi Sedang “kebudayaan” adalah hasil kegiatan dan penciptaan akal budi.Sering sekali kita bigung apa itu budaya dan kebudayaan.Apa mereka sama atau berbeda dalam sudut pandang makna.Menurut buku Pengantar Ilmu Antropologi (1990:181) disebutkan bahwa budaya itu adalah daya dari budi yang berupa cipta,karsa dan rasa,sedangkan Kebudayaan adalah hasil dari cipta ,karsa dan rasa itu.Dalam istilah antropologi-budaya perbedaan itu di tiadakan.Kata budaya disini hanya dipakai sebagai suatu singkatan saja dari kebudayaan dengan arti yang sama.Dan dalam buku antropologi budaya (1981:68) ia menggatakan budaya ialah bagian dari lingkungan hidup yang diciptakan oleh manusia.



2.Menurut Alkitab

Kebudayaan adalah prestasi atau hasil cipta, rasa, dan karsa manusia dalam alam ini. Kemampuan untuk berprestasi/berkarya ini merupakan sikap hakiki yang hanya ada pada manusia yang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Karena itu sejak penciptaan, manusia telah diberi amanat kebudayaan (Kej 1:26-30).

Setelah Allah menciptakan manusia, laki – laki dan perempuan (Kej 1:27), kepada mereka langsung dikaruniakan berbagai mandat atau kuasa. Salah satu dari mandat – mandat itu adalah mandat berbudaya. Tujuannya agar manusia itu mengembangkan segala kemungkinan atau potensi yang dimilikinya umtuk kepentingan manusia dan lingkungannya. Dalam kejadian 1 : 28 (Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka : beranak cuculah dan bertambah banyak;- penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan – ikan dilaut dan burung – burung diudara dan atas binatang yang merayap dibumi). Dan kej 2 : 15 ( Tuhan Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.



B.MACAM-MACAM BUDAYA

1.Budaya Berpikir dan Bertindak Kritis

1.1.Dipandang dari sudut non-Alkitab

Jika kita mengartikannya satu-satu kata,dalam kamus bahasa Indonesia “pikir ialah akal budi;ingatan;angan-angan;pendapat,perkiraan sangka”,”Tindak ialah aturan untuk dilakukan untuk mengatasi masalah” dan “kritis ialah tajam dalam penganalisisan” jadi,berpikir kritis adalah sebuah tindakan untuk menentukan apakah sebuah pernyataan itu selalu benar, kadang-kadang benar, sebagian benar, atau sebaliknya, yaitu salah. Manusia yang berkualitas akan berpikir kritis bila mereka menghadapi persoalan. Orang yang berpikir kritis selalu berpedoman pada nila-nilai kejelasan, akurasi, presisi, konsistensi, relevansi, bukti yang jelas, alasan-alasan yang baik, mendalam, meluas, dan objektif. Berpikir kritis merupakan solusi untuk menghindari kerugian dan rendahnya mutu tindakan manusia. Oleh karena itu, berpikir kritis perlu dimiliki dan diterapkan oleh masing-masing kita dalam kehidupan di semua tempat.

1.2.Dipandang dari sudut pandang Alkitab

Budaya berfikir dan bertindak kritis adalah bagian dari iman kristen. Sebab Tuhan Yesus mengajarkan hal itu kepada kita melalui sikap Yesus kepada orang – orang farisi, ahli taurat dan sadusi yang kerap kali datang mencobai Yesus dalam diskusi teologis. Yesus menyatakan bagaimana sikapNya menghadapi tersebut dengan menghadirkan sikap berpikir dan bertindak kritis. Budaya berfikir dan bertindak kritis ini ialah merupakan sebagian dari ekspresi iman kristen.Dalam buku The Call (2011:64)Berpikir kristis sudah menjadi panggilan kita terhadapa Allah,agar kita tidak sama dengan dunia.



2.Budaya Kerja Keras

2.1.Dipandang dari Sudut Pandang Non-Alkitab

Kerja keras adalah kegiatan yang dikerjakan secara sungguh-sungguh tanpa mengenal lelah atau berhenti sebelum target kerja tercapai dan selalu mengutamakan atau memperhatikan kepuasan hasil pada setiap kegiatan yang dilakukan. Kerja keras dapat diartikan bekerja mempunyai sifat yang bersungguh-sungguh untuk mencapai sasaran yang ingin dicapai.







2.2.Dipandang dari Sudut Pandang Alkitab

Allah Sang Pekerja Agung itu telah menciptakan manusia segambar dengan Dia (Kejadian 1:26-27).

Sifat khas kerja manusia ini mendapat sorotan yang istimewa dalam Alkitab. Alkitab menghubungkan kerja manusia dengan penciptaan manusia menurut Gambar Allah. Karena Allah, adalah Allah yang bekerja, Alkitab penuh dengan pekerjaan dan karya Allah. Manusia diciptakan oleh gambar Allah, yaitu Allah yang bekerja. Dengan demikian, manusia memiliki karakteristik Allah, yaitu bekerja.

3. Budaya Bijaksana

3.1 Dilihat dari sudut pandang non-Alkitab

Menurut kamus, arti dari kata bijaksana adalah bertindak sesuai dengan pikiran, akal sehat sehingga menghasilkan perilaku yang tepat, sesuai dan pas. Biasanya, sebelum bertindak disertai dengan pemikiran yang cukup matang sehingga tindakan yang dihasilkan tidak menyimpang dari pemikiran. Si bijak tahu hal mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak.

3.2 Dilihat dari sudut pandang Alkitab

Kata ‘bijaksana’ sering dipadankan dengan kata ‘hikmat’ sehingga menjadi ‘hikmat kebijaksanaan’. Kata – kata ini banyak terdapat pada kitab Amsal.





3.2.1 Berhikmat Berarti Ber-Tuhan

Ukuran orang yang berhikmat itu bukalah ilmu pengetahuan atau kecerdasan berfikir semata – mata tetapi juga mencakup hidup kerohanian (spiritualitas) yang baik dihadapan Tuhan dan masyarakat.

SIKAP KRISTEN TERHADAP KEBUDAYAAN

1.Sikap Antagonistics (Sikap Menentang atau Menolak)

Sikap negatif terhadap kebudayaan ialah sikap yang melihat pertentangan yang tak terdamaikan antara agama Kristen dan kebudayaan dan sebagai akibatnya ialah menolak dan menghindari kebudayaan bersama hampir semua pengungkapannya.

2.Sikap Akomodasi dan Kapitulasi

Sikap akomodasi dan kapitulasi berarti menyesuaikan diri dengan kebudayaan yang ada.dengan demikian maka pada hakekatnya agama Kristen sering di korbankan untuk kepentingan budaya.

3.Sikap Dominasi

Dalam perjalanan sejarah gereja kehidupan Kristen di temukan juga adanya sikpa dominasi (penguasaan) gereja terhadap kebudayaan.Contohnya kita temukan pada agama Roma katolik dan sejarah kebudayaan gereja Roma Katolik.

4.Sikap Dualistis

Yakni sikap orang Kristen yang “Serba-dua” terhadap kebudayaan.Ada orang Kristen yang hendak memisahkan antara iman dan kebudayaan.Menurut aliran ini:”Kebudayaan adalah hasil usaha manusia yang berdosa.Tetapi kebudayaan itu tidak dapat dan tidak boleh dihindari.Percaya kepada kerajaan Allah di dalam Tuhan Yesus Kristus adalah lepas dari pada kebudayaan”

5.Pengudusan

Sikap pengudusan adalah sikap yang tidak menolak, namun tidak juga menerima, tetapi sikap keyakinan yang teguh bahwa kejatuhan manusia kedalam dosa tidak menghilangkan kasih Allah atas manusia. Manusia dapat menerima kebudayaan selama hasil itu memuliakan Allah, tidak menyembah berhala, mengasihi sesama dan kemanusiaan. Sebaliknya, bila kebudayaan itu memenuhi salah satu atau keempat sikap budaya yang salah satu itu, umat beriman harus menggunakan firman Tuhan untuk menguduskan kebudayaan itu, sehingga terjadi transformasi budaya kearah budaya yang, memuliakan Allah.

2. MASYARAKAT

Masyarakat (society) dalam pengertian secara umum adalah

sebagai sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata "masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain).
Masyarakat Non Alkitab

a. Pengertian Masyarakat Menurut Para Ahli

Adapun pengertian masyarakat menurut para ahli adalah :

a. Selo Soemardjan, Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.

b. Max Weber, Masyarakat sebagai suatu struktur atau aksi yang pada pokoknya ditentukan oleh harapan dan nilai-nilai yang dominan pada warganya.

c. EmileDurkheim,Masyarakat adalah suatu kenyataan objektif
individu-individu yang merupakan anggota-anggotanya.

d. Karl Marx, Masyarakat adalah suatu struktur yang menderita ketegangan organisasi ataupun perkembangan karena adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terpecah-pecah secara ekonomis.

A. Masyarakat Tradisional

Masyarakat tradisional adalah masyarakat yang kehidupannya masih banyak dikuasai oleh adat istiadat lama. Jadi, masyarakat tradisional di dalam melangsungkan kehidupannya berdasarkan pada cara-cara atau kebiasaan-kebiasaan lama yang masih diwarisi dari nenek moyangnya. Kehidupan mereka belum terlalu dipengaruhi oleh perubahan-perubahan yang berasal dari luar lingkungan sosialnya. Masyarakat ini dapat juga disebut masyarakat pedesaan atau masyarakat desa.

Masyarakat desa adalah sekelompok orang yang hidup bersama, bekerja sama, dan berhubungan erat secara tahan lama, dengan sifat-sifat yang hampir seragam.

B. Masyarakat Modern

Masyarakat modern adalah masyarakat yang sebagian besar warganya mempunyai orientasi nilai budaya yang terarah ke kehidupan dalam peradaban dunia masa kini. Perubahan-Perubahan itu terjadi sebagai akibat masuknya pengaruh kebudayaan dari luar yang membawa kemajuan terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi seimbang dengan kemajuan di bidang lainnya seperti ekonomi, politik, hukum, dan sebagainya. Bagi negara-negara sedang berkembang seperti halnya Indonesia. Pada umumnya masyarakat modern ini disebut juga masyarakat perkotaan atau masyarakat kota.

Ciri-ciri Masyarakat Modern

1) Hubungan antar manusia terutama didasarkan atas kepentingan-kepentingan pribadi.

2) Hubungan dengan masyarakat lain dilakukan secara terbuka dengan suasana yang saling memepengaruhi

3) Keprcayaan yang kuat akan Ilmu Pengetahuan Teknologi sebagai sarana untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

4) Masyarakatnya tergolong ke dalam macam-macam profesiyang dapat dipelajari dan ditingkatkan dalam lembaga pendidikan, keterampilan dan kejuruan

5) Tingkat pendidikan formal pada umumnya tinggi dan merata.

6) Hukum yang berlaku adalah hukum tertulis yang sangat kompleks

7) Ekonomi hamper seluruhnya merupakan ekonomi pasar yang didasarkanatas penggunaan uangdan alat-alat pembayaran lain.

Kebiasaan dari masyarakat modern adalah mencari hal-hal mudah, sehingga penggabungan nilai-nilai lama dengan kebudayaan birokrasi modern diarahkan untuk kenikmatan pribadi. Sehingga, munculah praktek-peraktek kotor seperti nepotisme, korupsi, yang menyebabkan penampilan mutu yang amat rendah.

C. Masyarakat Transisi

Masyarakat transisi ialah masyarakat yang mengalami perubahan dari suattu masyarakat ke masyarakat yang lainnya. Misalnya masyarakat pedesaan yang mengalami transisi ke arah kebiasaan kota, yaitu pergeseran tenaga kerja dari

pertanian, dan mulai masuk ke sektor industri.

Ciri-ciri masyarakat transisi adalah : adanya pergeseran dalam bidang pekerjaan, adanya pergeseran pada tingkat pendidikan, mengalami perubahan ke arah kemajuan, masyarakat sudah mulai terbuka dengan perubahan dan kemajuan zaman, tingkat mobilitas masyarakat tinggi dan biasanya terjadi pada masyarakat yang sudah memiliki akses ke kota misalnya jalan raya.

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :

0 Response to "PANDANGAN IPTEK MENURUT (NON ALKITAB)"

Post a Comment