Berita Hangat Hari Ini

Kegunaan Bioteknologi Pertanian

a. Genetic Engineering

a. Rekayasa Genetika

Genetic Engineering is the introduction of a specific gene into the DNA of a plant to obtain a desired trait. The gene introduced may come not only from another plant species, but also from other organisms. While traditional plant breeding involves crossing related plants, biotechnology is a new tool that enhances the capability of breeders to be more precise.

Rekayasa genetik adalah pengenalan gen tertentu ke dalam DNA tanaman untuk mendapatkan sifat yang diinginkan. Gen diperkenalkan mungkin datang tidak hanya dari jenis tanaman lain, tetapi juga dari organisme lain. Sementara pemuliaan tanaman tradisional melibatkan melintasi tanaman terkait, bioteknologi adalah alat baru yang meningkatkan kemampuan peternak untuk lebih tepatnya.

The goals of genetic engineering are the same as with traditional breeding. They may aim to improve crop performance in the field by conferring pest and disease resistance, herbicide resistance, or tolerance to environmental stresses (such as drought or flooding). They may also aim to develop products with enhanced value, such as improved post-harvest life, nutritional value, or other health benefits.

Tujuan dari rekayasa genetika adalah sama dengan pemuliaan tradisional. Mereka mungkin bertujuan untuk meningkatkan kinerja tanaman di lapangan dengan pemberian hama dan ketahanan terhadap penyakit, resistensi herbisida, atau toleransi terhadap tekanan lingkungan (seperti kekeringan atau banjir). Mereka juga dapat bertujuan untuk mengembangkan produk dengan nilai ditingkatkan, seperti peningkatan kehidupan pasca panen, nilai gizi, atau manfaat kesehatan lainnya.



b. Molecular Markers

b. Penanda Molekuler

Molecular markers are identifiable DNA sequences, found at specific locations of the genome and associated with the inheritance of a trait or linked gene. The use of molecular markers :

Penanda molekuler adalah urutan DNA diidentifikasi, ditemukan di lokasi tertentu dari genom dan terkait dengan pewarisan sifat atau gen terkait. Penggunaan penanda molekuler:

· Molecular markers can be used to select individual plants or animals carrying genes that affect economically important traits such as fruit yield, wood quality, disease resistance, milk and meat production, or body fat. Measuring such characteristics by conventional methods is much more difficult, time-consuming, or expensive, since it requires the organism to grow to maturity.

· Penanda molekuler dapat digunakan untuk memilih individu tanaman atau hewan yang membawa gen yang mempengaruhi sifat ekonomis penting seperti hasil buah, kualitas kayu, tahan penyakit, susu dan produksi daging, atau lemak tubuh. Mengukur karakteristik seperti dengan metode konvensional jauh lebih sulit, memakan waktu, atau mahal, karena memerlukan organisme untuk tumbuh hingga jatuh tempo.

· Molecular markers have been used to select individual plants to create mildew resistant varieties of pearl millet, a cereal grown for food grain and straw in the hottest, driest areas of Africa and Asia.

· Penanda molekuler telah digunakan untuk memilih individu tanaman untuk membuat varietas tahan jamur dari millet mutiara, sereal gandum ditanam untuk makanan dan jerami di terpanas, daerah terkering Afrika dan Asia.

· Molecular markers are useful to measure the extent of variation at the genetic level, within and among populations. This can guide genetic conservation activities for crops and livestock, as well as forestry and fisheries.

· Penanda molekuler berguna untuk mengukur sejauh mana variasi pada tingkat genetik, dalam dan di antara populasi. Hal ini dapat memandu kegiatan konservasi genetik untuk tanaman dan ternak, serta kehutanan dan perikanan.

· Molecular markers have been widely used to identify the genetic makeup of organisms and for obtaining their “genetic fingerprint”. Such knowledge can be very important in forest management, endangered species conservation, and livestock breeding and tracing.

· Penanda molekuler telah banyak digunakan untuk mengidentifikasi susunan genetik organisme dan untuk mendapatkan "sidik jari genetik" mereka. Pengetahuan tersebut bisa sangat penting dalam pengelolaan hutan, konservasi satwa langka, dan peternakan dan pelacakan.



c. Molecular Diagnostics

C. Diagnostik Molekuler

Molecular diagnostics are methods to detect genes or gene products that are very precise and specific. Molecular diagnostics are used in agriculture to more accurately diagnose crop/livestock diseases.

Diagnostik molekuler metode untuk mendeteksi gen atau produk gen yang sangat tepat dan spesifik. Diagnostik molekuler yang digunakan dalam pertanian untuk lebih akurat mendiagnosa tanaman / penyakit ternak



d. Vaccines

d. Vaksin

Biotechnology-derived vaccines are used in livestock and humans. They may be cheaper, better and/or safer than traditional vaccines. They are also stable at room temperature, and do not need refrigerated storage; this is an important advantage for smallholders in tropical countries. Some are new vaccines, which offer protection for the first time against some infectious illnesses. For example, in the Philippines, biotechnology has been used to develop an improved vaccine to protect cattle and water buffalo against hemorrhagic septicemia, a leading cause of death for both species.

Vaksin bioteknologi yang diturunkan digunakan pada ternak dan manusia. Mereka mungkin lebih murah, lebih baik dan / atau lebih aman daripada vaksin tradisional. Mereka juga stabil pada suhu kamar, dan tidak perlu penyimpanan berpendingin; ini merupakan keuntungan penting bagi petani kecil di negara-negara tropis. Beberapa vaksin baru, yang menawarkan perlindungan untuk pertama kalinya terhadap beberapa penyakit menular. Misalnya, di Filipina, bioteknologi telah digunakan untuk mengembangkan vaksin yang lebih baik untuk melindungi sapi dan kerbau terhadap hemoragik septikemia, penyebab utama kematian bagi spesies.


e. Tissue Culture

e. Kultur Jaringan

Tissue culture is the regeneration of plants in the laboratory from disease-free plant parts. This technique allows for the reproduction of disease-free planting material for crops. Examples of crops produced using tissue culture include citrus, pineapples, avocados, mangoes, bananas, coffee and papaya.

Kultur jaringan adalah regenerasi tanaman di laboratorium dari bagian tanaman bebas penyakit. Teknik ini memungkinkan untuk reproduksi bibit bebas penyakit untuk tanaman. Contoh tanaman yang dihasilkan dengan menggunakan kultur jaringan meliputi jeruk, nanas, alpukat, mangga, pisang, kopi dan pepaya.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kegunaan Bioteknologi Pertanian"

Post a Comment