Mereka Menganggap Aku Musuh
Mazmur 17:1-15
Cara terbaik
yang kedua untuk menghadapi seseorang yang menganggap kita sebagai musuh adalah
dengan menjadikan mereka sebagai seorang sahabat. Cara terbaik yang pertama
yang merupakan kesinambungan dari yang ke dua adalah dengan selalu membawa
mereka yang menganggap kita sebagai musuh di dalam doa kita. Cara terbaik yang
terakhir adalah dengan tetap menunjukkan sikap bersahabat.
Daud dalam
salah satu perjalanan sejarah hidupnya pernah menghadapi seorang yang
menganggap dirinya sebagai musuh. Saul. Kalau kita masih ingat cerita
tentang bagaiman Saul berusaha untuk mengejar dan membunuh Daud pada waktu itu
(1 Samuel 19), ... kejar-kejarannya kayak preman mau nangkap copet.
Mungkinkah
Mazmur 17 ini adalah salah satu dari hasil perefleksian Daud ketika dia berada
dalam kejaran Saul waktu itu? Mungkin saja.
Lihat saja bagaimana cara Daud menceritakan perkaranya ini
di dalam doa kepada Tuhan dalam Mazmur 17:
Ayat 1-8
Ayat 1-8
Daud sedang menceritakan tentang apa yang dirasakan mengenai
dirinya sendiri.
" ... Engkau tidak akan menemui sesuatu kejahatan ..."
" ... Engkau tidak akan menemui sesuatu kejahatan ..."
" ... aku telah menjaga diriku ..."
"... langkahku tetap mengikut jejak-Mu ..."
Kemudian, lebih jauh lagi, Daud menceritakan tentang mereka
yang menganggap dia sebagai musuh itu:
Ayat 9-12
Ayat 9-12
" ... tidak menunjukkan belas kasihan ..."
" ... membual ..."
" ... ingin menghempaskan ..."
(Menyikapi dua hal itu, seakan-akan Daud sedang berteriak: "Tuhan, salahku itu di mana sih???!!!???")
(Menyikapi dua hal itu, seakan-akan Daud sedang berteriak: "Tuhan, salahku itu di mana sih???!!!???")
Yang paling akhir adalah Daud benar-benar mempercayakan
sepenuhnya dirinya pada pembelaan yang datang dari Allah. Allah cukup bagi
Daud. Ayat 13-15.
Dan Daud melakukan hal itu dalam perjumpaannya dengan
seseorang yang menganggap dirinya sebagai musuh, yaitu Saul. Mari kita baca 1
Samuel 24:5-23 .... agak panjang, tapi ini kunci yang dilakukan oleh Daud.
Apa yang terjadi? Saul mulai
luluh hatinya. "Musuh" yang mulai menjadi bersikap bersahabat. Ah ...
andai Saul tidak mati di tangan orang Filistin waktu itu, 1 Samuel 31, mungkin
kita akan bisa membaca kisah pergantian pemimpin (raja) Israel yang damai dan
tentram, seperti pergantian Gubernur DKI yang sekarang ini tampaknya aman,
damai dan tenteram itu.
Itu pengalaman Daud: dengan sikapnya, doanya dan imannya,
Daud meluluhkan hari mereka yang pada awalnya memusuhi Daud.
Bagaimana dengan kita sekarang?
Sesungguhnya musuh itu tidak ada.
Yang ada hanyalah saudara yang berlainan pendapat.
Mahatma Gandhi
Jun 18th 2012, 18:00
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 19 Juni 2012 -
Baca: Mazmur 17:1-15
"Peliharalah aku seperti biji
mata, sembunyikanlah aku dalam naungan sayap-Mu"
Mazmur 17:8
Siapa yang mau menjadi budak? Tak seorang pun manusia di dunia ini
mau menjadi budak bagi orang lain. Budak identik dengan penderitaan dan
penindasan. Namun inilah yang dialami oleh bangsa Israel, menjadi budak
di Mesir. Sebagai budak hidup mereka sangat menderita dan berada dalam
tekanan yang hebat. Mengapa ini terjadi? Ini adalah akibat
pemberontakan mereka sendiri kepada Tuhan. Apakah Tuhan tinggal diam?
Tidak! Tuhan berkata, "Aku telah memperhatikan dengan sungguh
kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir, dan Aku telah mendengar seruan mereka yang
disebabkan oleh pengerah-pengerah mereka, ya, Aku mengetahui penderitaan
mereka. Sebab itu Aku telah turun untuk melepaskan mereka dari tangan
orang Mesir dan menuntun mereka keluar dari negeri itu ke suatu negeri yang
baik dan luas, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya,"
(Keluaran 3:7-8)
Tuhan sangat mengasihi bangsa Israel, Dia tidak akan membiarkan mereka
hidup dalam penderitaan dan penindasan. Ia memiliki rancangan luar biasa
yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan untuk memberikan
hari depan yang penuh harapan (baca Yeremia 29:11); Ia
hendak membawa mereka menuju Tanah Perjanjian, suatu negeri yang berlimpah susu
dan madunya. "sebab siapa yang menjamah kamu, berarti menjamah biji
mata-Nya--:" (Zakharia 2:8b), karena itu "Dikelilingi-Nya
dia dan diawasi-Nya, dijaga-Nya sebagai biji mata-Nya." (Ulangan
32:10b).
Sebagai orang percaya kita sangat berharga di hadapan Tuhan, seperti biji
mataNya; berarti kita senantiasa dalam perlindungan dan
pemeliharaanNya. Pergumulan apa pun yang sedang kita alami pasti turut
dirasakanNya. Jadi jangan takut dan kuatir sebab Tuhan yang kita sembah
adalah Tuhan yang setia dan tidak pernah ingkar terhadap semua janjiNya.
Daud, yang walaupun adalah seorang raja besar, tetap menyadari bahwa ia
hanyalah manusia biasa, di mana diluar Tuhan ia tidak bisa berbuat apa-apa dan
tak berarti apa-apa. Karena itu Daud sangat merindukan dirinya sebagai
biji mata Tuhan.
Menjadi biji
mata Tuhan berarti kita dijagaNya, dilindungiNya dan dipeliharaNya;
karena itu jangan takut!
Biji Mata Tuhan
Saturday, August 29, 2009
- Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 29 Agustus
2009 –
Baca: Mazmur 17:1-15
"Peliharalah aku seperti biji
mata, sembunyikanlah aku dalam naungan sayap-Mu"
Mazmur 17:8
Mata adalah bagian tubuh manusia
yang sangat vital dan berharga. Alkitab menulis, "Mata adalah pelita
tubuh." (Matius 6:22a). Berbagai upaya dilakukan untuk menjaga dan
melindungi mata dari segala macam gangguan: debu atau tangan jahil orang; tak
satu pun orang kita ijinkan menyentuh mata kita. Jadi tak terbayangkan bila
kita disebut 'biji mata' Tuhan, pastilah kita ini orang yang sangat istimewa
bagiNya dan diperlakukan secara khusus olehNya seperti tertulis, "...siapa
yang menjamah kamu, berarti menjamah biji mataNya-:" (Zakharia 2:8).
Tidak sembarang orang berani berkata
kepada Tuhan agar memeliharanya seperti biji mataNya apabila ia tidak memiliki
hubungan karib dengan Dia. Daud berani berkata demikian karena ia memiliki
kedekatan dengan Tuhan sehingga Daud senantiasa mempersilahkan Tuhan
menyelidiki dan mengoreksi hatinya; tidak ada sesuatu pun yang ia sembunyikan.
Daud menyadari bahwa setiap organ tubuhnya tidak yang tersembunyi bagi Tuhan,
termasuk hatinya. Ia berkata, "Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud.
TUHAN, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; Sebab Engkaulah yang membentuk buah
pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. mata-Mu melihat selagi aku bakal
anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk,
sebelum ada satupun dari padanya." (Mazmur 139:1,13,16). Daud tidak
takut bila hatinya terus dikoreksi dan diselidiki Tuhan sehingga dia sendiri
mengundang Tuhan untuk melakukannya, "Selidikilah aku, ya Allah, dan
kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku;" (Mazmur
139:23).
Kita harus menyadari bahwa mata Tuhan tak dapat dikelabui. Dia dapat melihat keberadaan hidup kita sampai ke relung-relung hati yang terdalam. Jadi jangan menyembunyikan sesuatu dari Tuhan. Bila ada sesuatu yang tidak benar, berkatalah jujur pada Roh Kudus, maka Dia akan memimpin kita ke jalan yang benar. Bila Roh Kudus memerintahkan kita untuk melakukan sesuatu, kita harus taat. Namun untuk menjadi biji mata Tuhan kita harus memiliki kehidupan yang berkenan dan senantiasa menyenangkan hatiNya
Taat melakukan kehendak Tuhan adalah langkah untuk menjadi biji mataNya!
Tuesday, 8 February 2011
Sermon-Khotbah Markus 1:9-15, Minggu 13 Februari 2011
Introitus:
Tinggikanlah Tuhan, Allah kita, dan sujudlah menyembah di hadapan gunungNya yang kudus! Sebab kuduslah Tuhan, Allah kita! (Maz 99 : 9)
Tinggikanlah Tuhan, Allah kita, dan sujudlah menyembah di hadapan gunungNya yang kudus! Sebab kuduslah Tuhan, Allah kita! (Maz 99 : 9)
Bacaan: Mazmur 99 : 1 – 9; Khotbah: Markus 1 : 9
- 15
Thema:
Allah menolong kita (Manusia) ketika menghadapi kuasa iblis.
Allah menolong kita (Manusia) ketika menghadapi kuasa iblis.
(Dibata nampati manusia ibas ngalaken kuasa
iblis)
Pendahuluan
Ada dua pilihan dalam kehidupan manusia bila dikaitkan dengan imannya yaitu mengikut Tuhan atau mengikut iblis (setan). Kedua hal ini tentu punya konsekwensi yang harus dilakukan oleh manusia yang pada intinya adalah kepatuhan. Ketika manusia memilih Tuhan atau iblis maka ia seharusnya patuh pada keinginan yang dipilihnya. Nah, repotnya adalah ketika manusia memilih keduanya untuk menjadi yang akan diikutinya. Sudah pastilah masing-masing pihak yang akan dipilih oleh manusia akan berusaha semaksimal mungkin untuk memenangkan hati si pemilihnya dengan cara-cara yang mereka (Tuhan dan setan) miliki.
Ada dua pilihan dalam kehidupan manusia bila dikaitkan dengan imannya yaitu mengikut Tuhan atau mengikut iblis (setan). Kedua hal ini tentu punya konsekwensi yang harus dilakukan oleh manusia yang pada intinya adalah kepatuhan. Ketika manusia memilih Tuhan atau iblis maka ia seharusnya patuh pada keinginan yang dipilihnya. Nah, repotnya adalah ketika manusia memilih keduanya untuk menjadi yang akan diikutinya. Sudah pastilah masing-masing pihak yang akan dipilih oleh manusia akan berusaha semaksimal mungkin untuk memenangkan hati si pemilihnya dengan cara-cara yang mereka (Tuhan dan setan) miliki.
Dan seperti biasanya, bila kita (baca : Manusia)
memilih Tuhan maka yang ada adalah kata “larangan” dan “percayalah”, sebaliknya
bila kita memilih setan maka yang ada adalah “kebebasan” dan juga “percayalah”.
Dari dua hal yang berbeda dan sama ini apa yang seharusnya kita lakukan?
Disinilah kita dituntut untuk melihat “akhir” dari semuanya itu; “apakan
larangan dan percaya” atau “kebebasan dan percaya juga” akan berujung pada
“pembebasan sejati” atau “kebinasaan sejati”. Rasanya inilah yang akan kita
lihat berikut ini.
Pendalaman Nats
Mazmur 99 : 1 – 9, yang tertulis didalamnya dapat dikatakan sebagai sebuah bentuk pembelaan habis-habisan yang dilakukan oleh pemazmur terhadap keberadaan Tuhan. Tanpa ada keraguan digambarkannya bagaimana keberadaan Tuhan dengan kuasanya terhadap apa saja yang ada di muka bumi; bukan hanya atas apa yang menurutnya diyakininya terjadi di dalam dirinya tapi juga di luar dirinya. Bukan hanya terhadap “masa kini” nya tapi juga terhadap “masa lalu” dan “ masa depan”.
Penggambaran pemazmur akan Tuhan dengan
tuturannya tersebut sudah selayaknya bagi dirinya menjadi sebuah “tameng” yang
luar biasa terhadap “gangguan-gangguan” yang akan menyerang dirinya. Menjadi
baju pelindung yang melindungi kehidupannya dari “kuasa” yang lebih besar dari
dirinya namun “jauh lebih kecil” dari kuasa Tuhan. Namun juga dengan mengikuti
“kepercayaan” seperti yang dipercayainya, membuka peluang bagi para penentang
kuasa Tuhan untuk tunduk, mengakui dan akhirnya mendapat pengampunan dari
Tuhannya pemazmur (yang tentunya juga Tuhan kita orang yang percaya kan). Ini
mengatakan bahwa Tuhan yang disembah dan dipercaya oleh pemazmur bukanlah Tuhan
yang diam dan tidak punya kuasa, melainkan Tuhan yang senantiasa berperan aktif
dan sangat berkuasa.
Selanjutnya, kita juga akan mencoba mendalami
bahan khotbah yang diinspirasikan dari Markus 1 : 9 – 15. Ada 2 tokoh yang
sangat menarik yang tertulis pada bagian ini yakni Yesus dan Yohanes. Yang mana
pada masing-masing personal mempunyai keistimewaan tersendiri.
Yang pertama, Yesus, sosok yang digambarkan
sebagai “manusia biasa” yang setelah “dibabtis” berubah menjadi sosok “manusia
yang sangat luar biasa”. Dikatakan seperti ini bukan hendak menunjukkan bahwa
Yesus tidak mengenal siapa diriNya; justru Ia sangat mengenal siapa diriNya.
Namun melalui peristiwa itu ada makna lain yang hendak ditunjukkanNya yaitu
biarlah siapapun yang ada di tempat itu dan juga “dunia di sekitar sungai
Yordan” menjadi “saksi awal” yang melihat dan akhirnya mengeluarkan “pengakuan”
akan situasi yang sangat luar biasa yang terjadi padsa saat itu. Ini juga
merupakan pernyataan “yang bukan dipaksakan” oleh Allah kepada manusia, namun
ketika manusia melihat maka manusia itulah yang percaya dan mengakuinya. Apa
yang harus diakui dan dipercayai oleh manusia dan alam semesta? Jawabnya adalah
Pernyataan Allah tentang siapa Yesus dan apa yang dikuasakan kepadaNya. (ay.
11). Dan ini yang menjadi titik tolak keberadaan Yesus yang kuasanya harus
diakui dan dipercaya.
Tapi apakah hanya manusia dan alam saja yang
percaya dan mengakui “keluarbiasaan” Yesus. Ternyata tidak!!!! Ada sosok lain
yang juga pada akhirnya harus mengakui dan tunduk pada Yesus yaitu iblis atau
setan.(ay. 13). Memang pada bagian ini tidak dituliskan peristiwa apa yang
terjadi ketika Yesus berhadapan dengan iblis (setan); tapi pada bagian Injil
lain kita bisa menjumpainya. (Mat. 4 : 1 -; Luk. 4 : 1-). Diperlihatkan
bagaimana Yesus yang telah mendapatkan “kuasa” dari Allah mampu mengalahkan
“kuasa iblis” yang mencoba menawarkan “kedagingan” dan mengalahkan “kuasa
Allah” yang ada pada Yesus. Dan nyata bahwa kuasa iblis itu tidak mampu melawan
Yesus.
Sosok lain adalah Yohanes yang di bagian ini
hanya ada pernyataan bahwa Yesus dibabtis oleh Yohanes. (ay. 9). Namun bila
kita cari pada Injil-Injil yang lain maka kita akan temukan bahwaq sosok ini
sepertinya sama dengan sosok pemazmur yang demikian yakinnya akan kuasa “yang
akan datang sesudah dia”. Kalau orang sekarang bilang : “ aku ini apalah kalau
dibandingkan dengan Dia itu nantinya”. Pernyataan dari Yohanes yang sangat
populer dalam kehidupan kita adalah “ Bertobatlah sebab Kerajaan Surga sudah
dekat” (Mat. 3:2, Luk. 3 :3)
Pointer Aplikasi
Lalu, dari uraian di atas, bila kita hubungkan
dengan Thema kita yang intinya menyatakan Allah menolong kita untuk menghadapi
kuasa iblis (setan), apa yang bisa kita dapatkan? Pada bagian awal sudah
disebutkan bahwa kita senantiasa diperhadapkan dengan pilihan. Pilihan kita
adalah Tuhan. Ini wajib bagi orang percaya, dan tidak dapat ditawar lagi. Nah,
pasti dapat tantangan. Tantangannya datang dari iblis (setan). Rupa atau wujud
tantangan itu bisa bermacam-macam; bisa dalam bentuk kesusahan, penderitaan,
penyakit (ingat Ayub kan), atau juga dalam bentuk tawaran “kesenangan” atau
“kebebasan” bahkan “kekuasaan” (ingat juga dong ketika Yesus dicobai). Ngga
usah ragu, ngga usah susah-susah membuat pertimbangan ini atau itu, lakukanlah
:
- Mengakui kebesaran Tuhan sama seperti pemazmur dan juga Yohanes.
- Mengandalkan kekuatan diri sendiri pasti kita tidak mampu, karena 1000 cara kita punya, tapi 1001 iblis juga miliki. Artinya, kita pasti tetap kalah. Tapi ada yang mampu kalahkan iblis, yaitu Yesus. Ya udah, jadikanlah Tuhan (Dia kan udah dapat mandat dan kuasa dari Allah) sebagai sekutu kita. Niscaya, iblis (setan) pasti jerih bila melihat kita berdiri dan berlindung di bawah kuasa Yesus.
- Hidup bersama Yesus bukanlah suatu pilihan temporer, kita memilih Dia bila kita perlu saja. Tapi pilihan terhadap Yesus adalah pilihan seumur hidup dengan konsekwensi juga yaitu kepatuhan seumur hidup kepadaNya. Ingat kepatuhan kepada kuasa iblis (setan) berbuahkan “kematian”, namun kepatuhan kepada Yesus berbuahkan “kehidupan yang kekal”.
- Karena kita adalah Laskar Kristus maka : Maju dan Berjuanglah, Berperanglah, Lawanlah iblis, Pasti Kita Menang!!!!!
Pdt. Benhard Roy Calvyn Munthe, STh
081361131151
Catatan Sermon
(1) Hati-hati dan ingatlah selalu akan hal ini, walaupun iblis telah dikalahkan tetapi masih berbahaya. Dalam Lukas 14:13 disebutkan ia menunggu waktu yang baik. Oleh karena itu benar nanehat Petrus kepada orang percaya dalam 1 Petrus 5:8, agar kita sadar dan berjaga-jaga. Salah satu strategi iblis menjatuhkan orang percaya yang harus diwaspadai seperti ilustrasi di bawah ini.
(1) Hati-hati dan ingatlah selalu akan hal ini, walaupun iblis telah dikalahkan tetapi masih berbahaya. Dalam Lukas 14:13 disebutkan ia menunggu waktu yang baik. Oleh karena itu benar nanehat Petrus kepada orang percaya dalam 1 Petrus 5:8, agar kita sadar dan berjaga-jaga. Salah satu strategi iblis menjatuhkan orang percaya yang harus diwaspadai seperti ilustrasi di bawah ini.
Ilustrasi:
TIPUAN IBLIS
Pada suatu hari Setan mengumpulkan semua anak buahnya untuk merundingkan cara apakah yang paling efektif untuk menghancurkan jiwa manusia. Salah satu roh jahat mengajukan usul: "Saya akan keluar dan membisikkan pada telinga manusia bahwa surga itu hanyalah isapan jempol belaka." Setan berkata: "Mereka tidak akan mempercayai bisikanmu itu, sebab pada hakekatnya di dalam hati manusia ada pengertian mengenai yang baik dan yang jahat. Dan umumnya manusia mengerti pula bahwa mereka yang baik akan menerima pahala di surga. Jadi, usulmu itu tidak dapat diterima."
Kemudian tampillah roh jahat yang lain mengajukan
usulnya: "Aku akan membisikkan bahwa tidak ada neraka. Akan kubujuk
manusia untuk berbuat dosa sesuka hatinya, tanpa rasa takut akan hukuman api
yang kekal itu." Setan menjawab: "Ah ..... usulmu itu kelihatannya
lebih baik dari yang pertama, tetapi aku tetap belum dapat menerimanya, sebab
dalam hati manusia ada apa yang disebut hati nurani yang memberikan nilai
tentang mana yang baik dan mana yang buruk. Dan kalau yang baik nanti akan
mendapat pahala, maka ada keyakinan dalam hati manusia bahwa yang jahat kelak
akan menerima hukuman."
Akhirnya, tampillah roh jahat yang ketiga dengan
suatu usul yang amat cerdik: "Aku akan membisikkan beberapanpatah kata
yang sangat ampuh ke telinga manusia, yaitu — Jangan sekarang ..... nanti saja
..... lain kali saja ..... tidak usah tergesa-gesa ..... bukankah masih banyak
waktu?" Setan tersenyum dan berkata: "Ah ..... ini adalah usul yang
paling tepat! Pergilah kamu semua ke seluruh dunia dan bisikkanlah kata-kata
seperti itu pada telinga semua manusia!"
Strategi iblis ini sangat berbahaya, sebab manusia cenderung untuk menunda-nunda keputusannya. Menunda untuk menerima Kristus sebagai Juruselamat dengan pikiran masih ada waktu lain .... nanti kalau sudah tua dan lain sebagainya. Masalahnya, siapakah dapat menjamin bahwa pada masa tua nanti kita bertobat, terlebih siapakah yang tahu kapan ia mati? Oleh karena itu benar Firman Tuhan dalam Ibrani 4:7c “"Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu!”.
Strategi iblis ini sangat berbahaya, sebab manusia cenderung untuk menunda-nunda keputusannya. Menunda untuk menerima Kristus sebagai Juruselamat dengan pikiran masih ada waktu lain .... nanti kalau sudah tua dan lain sebagainya. Masalahnya, siapakah dapat menjamin bahwa pada masa tua nanti kita bertobat, terlebih siapakah yang tahu kapan ia mati? Oleh karena itu benar Firman Tuhan dalam Ibrani 4:7c “"Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu!”.
(2) Kunci kemenangan Yesus eme penemani Kesah
Sibadia.
(3) Payo lit denga nge Iblis bentuk
setan/kegelapan, menakutkan, tapi siperlu iwaspadai eme iblis dalam bentuk
kuasa menyenangken.
(4) Kai tanda-tanda kita ibas keadaan igoda
iblis. Ujilah setiap roh, roh iblis, rohana ntah Kesah Sibadia (Bd.1 Yohanes
4:1)
(5) Adi lit kalak usur mengkritik bagepe usur
nguji-nguji, kai-kai kata Dibata belas-belaskenna tapi praktek kegeluhenna labo
sue ras kata Dibata, hati-hati banci nge e manifestasi iblis.
Rabu, 25 Februari 2009 (Markus 1: 9-15)
23/02/2009
by
4B
Bacaan hari ini mengisahkan
tentang masa awal pelayanan Yesus yang ditandai dengan baptisan di sungai
Yordan dan pencobaan yang dialamiNya di padang gurun. Melaluinya kita
akan dituntun bagaimana meneladani Yesus dalam menghadapi pencobaan hidup.
- Jika di ayat 9 diceritakan bahwa Yesus dibaptis, apakah ini berarti Yesus juga tergolong sebagai orang berdosa yang harus mengaku dosanya (seperti yang dilakukan orang-orang di ayat 5)? Hubungkan jawaban Anda dengan peristiwa yang terjadi pada saat pembaptisan tersebut di ayat 10-11.
- Untuk apa Yesus dibaptis?
- Ayat 12-13: Apakah Yesus tahu bagaimana rasanya dicobai? Walau Markus tidak mencatat lengkap peristiwa Yesus dicobai, tetapi dari catatan Injil yang lain Anda tentu mengetahui bagaimana akhir dari peristiwa tersebut. Keputusan/komitmen apa yang selalu diambil oleh Yesus dalam tiap godaan yang dihadapiNya?
- Bagaimana kedua peristiwa besar ini (Yesus dibaptis dan dicobai) memberikan tuntunan bagi Anda dalam menghadapi pencobaan hidup Anda? Bacalah Ibrani 2:18; 4:15 untuk menyimpulkan jawaban Anda.
Renungan
Baptisan
Yesus bukan berarti membuat kita menyimpulkan bahwa Yesus juga adalah orang
berdosa yang perlu pertobatan dan penyesalan. Sebab jika itu yang terjadi, maka
tidak mungkin Yesus dapat menggantikan tanggungan hukuman dosa manusia sebab
sama berdosanya. Lagipula jika Ia berdosa, suara Allah yang menyatakan bahwa
Allah berkenan kepadaNya juga tidak akan dinyatakan pada waktu itu. Lalu, untuk
apa Yesus dibaptis? Peristiwa ini menjadi peneguhan bahwa Yesus adalah Anak
Allah (yang tidak berdosa), yang diutus Allah untuk menjadi sama seperti
manusia yang berdosa, yang mau merendahkan diriNya untuk menjadi korban
penebusan dosa manusia. Dan kebenaran yang ada dalam diri Yesus kemudian diuji
dengan pencobaan yang dialamiNya. Tiga pencobaan yang menjanjikan diriNya dapat
luput dari penderitaan karena ulah manusia berhasil dilewatiNya karena Yesus
selalu mengedepankan kehendak dan rencana Allah atas hidupNya. Yesus
tetap menjadikan ketaatanNya kepada kehendak BapaNya sebagai yang utama dalam
hidupNya.
Melalui
baptisan dan pencobaan, Yesus mengesampingkan harga diri, status, demi BapaNya
dan menanggung derita demi kita manusia berdosa. Jika Yesus yang adalah Allah
mau merendahkan diri menjadi sama dengan manusia berdosa dan menolak segala
godaan kesenangan yang menjauhkanNya dari rencana BapaNya, menyedihkan sekali
jika ternyata orang Kristen pada masa kini cenderung malah bersikap sebaliknya,
ingin menjadi allah atas hidup kita sendiri dan tidak peduli dengan kehendak
Allah atas hidupnya, yang penting dirinya tidak menderita. Hal ini ditunjukkan
dengan mudahnya kita menyerah atas pencobaan, atau bahkan menyerahkan diri pada
pencobaan. Kemenangan Yesus atas pencobaan menjadi jaminan kemenangan kita juga
dalam menghadapi pencobaan. Karena itu pandanglah Dia jika Anda tergoda untuk
menyerah pada pencobaan.
Kemenangan Yesus
atas pencobaan seharusnya membuat kita malu bila kita menyerah pada pencobaan
yang tidak pernah sebanding denganNya.
ALlah
Menolong Manusia Dalam Mengalahkan Kuasa Iblis (Markus 1:9-13)
Selasa, 08 Februari 2011
Introitus : Mazmur 99:9
Pembacaan I : Mazmur 99:1-9
Pembacaan II : Markus 1: 9-15.
Tema : Allah Menolong Manusia Dalam Mengalakan Kuasa Iblis.
LATAR BELAKANG
1.
Injil Markus adalah Injil tertua dari injil sinoptis (Matius, Markus dan Lukas)
bahkan Yohanes, dan Matius dan lukas sering menjadikan Markus sebagai
refrensinya. Walaupun nanti dalam kitab-kitab Injil sinoptis ada
kekhasan-kekhasan, ataupun ada tema-tema sentral yang diangkat dari
masing-masing injil sinoptis ini. Dan kalau dilihat, khusus Injil Markus, salah
satu tujuannya adalah menginformasikan tentang Yesus. Oleh sebab itu
pertanyaannya siapakah Yesus orang Naseret itu, dan jawabannya adalah Yesus adalah
Putra Allah dan Mesias. Oleh sebab itu, dalam pasalal 1:1 makus menulis inilah
Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah.
2.
Dalam Markus 1:9-15, di situ diinfomasikan, Yesus datang dari Nasaret dan Ia
dibaptis di sungai Yordan oleh Yohanes Pembaptis. Dan untuk memahami ini, kita
harus terlebih dahulu mengetahui tentang Yohanes dan baptisannya. Pertama :
Yohanes adalah seorang yang mendahului Yesus untuk melampangkan jalan bagi
Yesus. Oleh sebab itu khotbah Yohanes adalah pertobatan dan tanda orang yang
telah bertobat adalah di baptis, dan Yohanes mengambil tempat di sungai Yordan
untuk baptisan. Kedua: Baptisan yang dilakukan oleh Yohanes, bukan muncul pada
waktu itu, tetapi baptisan merupakan satu tradisi dari agama Yahudi. Baptisan
yang dilakukan dalam agama Yahudi adalah sebelum melakukan ritual agama. Para
imam harus menyucikan dirinya, Begitu juga dalam rangka menjaga pentahiran (2
Raja-raja 5:14, dll). Hanya saja Baptisan dalam bahasa Ibrani adalah Tavilah.
Jadi untuk, orang Israel baptisan tidak asing bagi mereka. Ketiga : Baptisan
yang dilakukan oleh Yohanes adalah “pendalaman” dari tradisi agama Yahudi,
yaitu pertobatan. Ini dimaksud agar bangsa Israel tetap hidup selaku anak
Allah, sebagai bangsa pilihan Tuhan, yang harus tetap hidup kudus. Satu
pertanyaan, apakah Yesus di baptis oleh Yohanes di sungai Yordan mengatakan
bahwa Yesus adalah orang berdosa sehingga dia harus disucikan dari dosa ?
tidak. Ada beberapa makna dalam baptisan tersebut. Pertama : Yesus menyamakan
dirinya dengan kita (manusia). Sebenarnya Yesus tidak berdosa, namun Dia minta
untuk dibaptis karena dalam segala hal Yesus hendak “menyamakan” diriNya dengan
kita (manusia). Kedua : Baptisan yang diterima oleh Yesus adalah simbol akan
kematian dan kebangkitannya. Jadi sebenarnya baptisanNya adalah pemberitaan
yang akan datang dalam diri Yesus Kristus. Ketiga : Simbol akan keselamatan
manusia, sebab baptisan adalah penyatuan akan kematian dan kebangkitan Yesus,
dan inilah yang di terima oleh manusia (kita).
3. Makna yang lain dari Baptisan Yesus adalah suatu tanda, dimana Yesus telah cukup umurnya untuk boleh berkarya selaku guru untuk mengajarkan tentang keselamatan, sebab dalam tradisi orang Yahudi, mereka yang bisa mengajar (melayani) adalah mereka yang umurnya minimal 30 tahun. Dan orang yang akan melakukan tugas apakah sebagai raja, imam atau pun nabi, harus diurapi. Pengurapan itu berarti Roh Allah berdiam dalam diri mereka. Yesus sesudah Dia dibaptis maka terbukalah langit dan datanglah Roh yang menyerupai seekor burung merpati turun ke atasNya, dan terdengarlah suara Engkaulah AnakKu yang Ku kasihi, kepadaMulah Aku berkenan. Ini merupakan suatu urapan yang dilakukan oleh Allah kepada Yesus untuk melakukan pekerjaan keselamatan di dunia ini. Jadi pertanyaan kenapa bukan minyak. Yesus tidak perlu tanda ataupun simbol sebab Dia diurapi oleh Roh Allah, sehingga itulah yang memberi kekuatan pada Yesus dalam segalah hal, dan memimpinNya dalam tugas Yesus.
4. Sesudah Yesus dibaptis Roh memimpin Yesus ke padang gurun, dan dipadang gurun Yesus di cobai iblis, tapi Yesus jadi pemenang. Kuasa Iblis tidak sanggup mengalahkanNya. Kalau dalam cerita manusia pertama, Adam dan Hawa sanggup dikalahkan Iblis (Kej.3:1-7), tapi dalam pencobaan setan /iblis pada Yesus, terlihat Yesus tidak sanggup dikalahkan iblis. Dalam makna yang lain, Roh Allah sengaja membawa Yesus ke padang gurun, sebab di padang gurun (tempat yang sunyi) merupakan tempat tinggal setan/iblis, dan simbol kutukan sebab tidak berpenghuni, begitu juga tempat tinggal binatang-binatang liar, sehingga agak serem/manakutkan, dan manusia tidak sanggup hidup lama di situ. Jadi sengaja agar Yesus di coba, dan menunjukkan bahwa dalam cobaan apapun Yesus tidak akan kalah, sebab Roh Tuhan bersama-sama dengan Yesus.
5. Setelah semuanya selesai, yakni baptisan dan pencobaan, maka Markus menceritakan pelayanan Yesus di mulai dari Galilea, sesudah Yohanes ditangkap, dan inti pengajaran Yesus adalah Kerajaan Allah sudah dekat, oleh sebab itu bertobatlah.
APLIKASI
Satu pertanyaan untuk kita, apakah kita sanggup mengalahkan kuasa iblis ? Karena disadari bahwa kuasa iblis telah berakar dalam dunia ini. Hampir di semua sendi-sendi kehidupan kita, iblis hadir di situ. Bahkan di gereja iblis berupaya hadir di dalamnya. Pengalaman iman mengatakan bahwa, kita tidak pernah sanggup mengalahkan kuasa iblis, sebab iblis lebih kuat dari kita, iblis lebih pinter dari kita. Bukti yang ada, banyak dari kita yang jatuh ke dalam dosa.
Karena kita tidak mampu mengalahkan kuasa iblis, dan kalau kita ingin mengalahkan kuasa iblis tersebut, maka tidak ada jalan lain selain kita meminta pertolongan dari Tuhan Yesus. Yesus Kristus mempunyai kuasa dan sanggup mengalahkan kuasa iblis. Bahkan iblis saja gemetaran pada Tuhan (Yakobus 2:19), apalagi berhadapan langsung dengan Yesus, pasti iblis kalah. Kuasa iblis yang sanggup mengalahkan manusia telah diketahui oleh Yesus Kristus, oleh sebab itu dalam doaNya pada BapaNya di Surga, Yesus meminta agar Allah menemani orang percaya selama orang percaya hidup di tengah-tengah dunia ini, agar terhindar dari tipu muslihat iblis (Yohanes 17:15).
Pertolongan Tuhan dalam kehidupan kita sangat nyata. Dalam sejarah keselamatan Tuhan, Tuhan tidak pernah membiarkan kita hidup dalam keberdosaan ataupun dalam cobaan dan masalah terlebih dalam penderitaan. Dalam setiap waktu Allah senantiasa menolong kita. Yang jadi persoalan adalah bagaimana kita mampu untuk datang dan meminta pertolongan kepada Tuhan. Orang yang tidak mampu mengenal Tuhan Yesus dan kuasaNya pasti tidak akan datang kepada Yesus untuk meminta pertolonganNya, tapi orang yang mengeal Yesus dengan baik, pasti akan datang dan meminta pertolongan pada Yesus. Perlu diketahui kuasa Yesus melebihi kuasa-kuasa yang ada di dunia ini. Untuk itulah marilah kita sebagai anak-anakNya datang menyembah dan meninggikan namaNya. Menyembah saja kita pada Yesus Kristus sebab pada Yesus diberikan kuasa untuk memimpin di bumi dan Surga (Matius 28:18). Janagn kita menyembah pada allah lain, sebab allah-allah lain tidak punya kuasa menyelamatkan kita.
Amin.
0 Response to "Pelajaran Agama Kristen"
Post a Comment