Berita Hangat Hari Ini

Pelajaran Agama Kristen


Mereka Menganggap Aku Musuh
Mazmur 17:1-15 
Cara terbaik yang kedua untuk menghadapi seseorang yang menganggap kita sebagai musuh adalah dengan menjadikan mereka sebagai seorang sahabat. Cara terbaik yang pertama yang merupakan kesinambungan dari yang ke dua adalah dengan selalu membawa mereka yang menganggap kita sebagai musuh di dalam doa kita. Cara terbaik yang terakhir adalah dengan tetap menunjukkan sikap bersahabat.
Daud dalam salah satu perjalanan sejarah hidupnya pernah menghadapi seorang yang menganggap dirinya sebagai musuh. Saul.  Kalau kita masih ingat cerita tentang bagaiman Saul berusaha untuk mengejar dan membunuh Daud pada waktu itu (1 Samuel 19), ... kejar-kejarannya kayak preman mau nangkap copet.
Mungkinkah Mazmur 17 ini adalah salah satu dari hasil perefleksian Daud ketika dia berada dalam kejaran Saul waktu itu? Mungkin saja.

Lihat saja bagaimana cara Daud menceritakan perkaranya ini di dalam doa kepada Tuhan dalam Mazmur 17:

Ayat 1-8
Daud sedang menceritakan tentang apa yang dirasakan mengenai dirinya sendiri.
" ... Engkau tidak akan menemui sesuatu kejahatan ..."
" ... aku telah menjaga diriku ..."
"... langkahku tetap mengikut jejak-Mu ..."
Kemudian, lebih jauh lagi, Daud menceritakan tentang mereka yang menganggap dia sebagai musuh itu:
Ayat 9-12
" ... tidak menunjukkan belas kasihan ..."
" ... membual ..."
" ... ingin menghempaskan ..."

(Menyikapi dua hal itu, seakan-akan Daud sedang berteriak: "Tuhan, salahku itu di mana sih???!!!???")

Yang paling akhir adalah Daud benar-benar mempercayakan sepenuhnya dirinya pada pembelaan yang datang dari Allah. Allah cukup bagi Daud. Ayat 13-15.

Dan Daud melakukan hal itu dalam perjumpaannya dengan seseorang yang menganggap dirinya sebagai musuh, yaitu Saul. Mari kita baca 1 Samuel 24:5-23 .... agak panjang, tapi ini kunci yang dilakukan oleh Daud.

Apa yang terjadi? Saul mulai luluh hatinya. "Musuh" yang mulai menjadi bersikap bersahabat. Ah ... andai Saul tidak mati di tangan orang Filistin waktu itu, 1 Samuel 31, mungkin kita akan bisa membaca kisah pergantian pemimpin (raja) Israel yang damai dan tentram, seperti pergantian Gubernur DKI yang sekarang ini tampaknya aman, damai dan tenteram itu.
Itu pengalaman Daud: dengan sikapnya, doanya dan imannya, Daud meluluhkan hari mereka yang pada awalnya memusuhi Daud. 

Bagaimana dengan kita sekarang?

Sesungguhnya musuh itu tidak ada. 
Yang ada hanyalah saudara yang berlainan pendapat. 
Mahatma Gandhi 
Jun 18th 2012, 18:00

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 19 Juni 2012 -

"Peliharalah aku seperti biji mata, sembunyikanlah aku dalam naungan sayap-Mu" 
Mazmur 17:8
Siapa yang mau menjadi budak?  Tak seorang pun manusia di dunia ini mau menjadi budak bagi orang lain.  Budak identik dengan penderitaan dan penindasan.  Namun inilah yang dialami oleh bangsa Israel, menjadi budak di Mesir.  Sebagai budak hidup mereka sangat menderita dan berada dalam tekanan yang hebat.  Mengapa ini terjadi?  Ini adalah akibat pemberontakan mereka sendiri kepada Tuhan.  Apakah Tuhan tinggal diam?  Tidak!  Tuhan berkata,  "Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir, dan Aku telah mendengar seruan mereka yang disebabkan oleh pengerah-pengerah mereka, ya, Aku mengetahui penderitaan mereka.  Sebab itu Aku telah turun untuk melepaskan mereka dari tangan orang Mesir dan menuntun mereka keluar dari negeri itu ke suatu negeri yang baik dan luas, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya,"  (Keluaran 3:7-8)

Tuhan sangat mengasihi bangsa Israel, Dia tidak akan membiarkan mereka hidup dalam penderitaan dan penindasan.  Ia memiliki rancangan luar biasa yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan untuk memberikan hari depan yang penuh harapan  (baca  Yeremia 29:11);  Ia hendak membawa mereka menuju Tanah Perjanjian, suatu negeri yang berlimpah susu dan madunya.  "sebab siapa yang menjamah kamu, berarti menjamah biji mata-Nya--:"  (Zakharia 2:8b), karena itu  "Dikelilingi-Nya dia dan diawasi-Nya, dijaga-Nya sebagai biji mata-Nya."  (Ulangan 32:10b).

     Sebagai orang percaya kita sangat berharga di hadapan Tuhan, seperti biji mataNya;  berarti kita senantiasa dalam perlindungan dan pemeliharaanNya.  Pergumulan apa pun yang sedang kita alami pasti turut dirasakanNya.  Jadi jangan takut dan kuatir sebab Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang setia dan tidak pernah ingkar terhadap semua janjiNya.  Daud, yang walaupun adalah seorang raja besar, tetap menyadari bahwa ia hanyalah manusia biasa, di mana diluar Tuhan ia tidak bisa berbuat apa-apa dan tak berarti apa-apa.  Karena itu Daud sangat merindukan dirinya sebagai biji mata Tuhan.
Menjadi biji mata Tuhan berarti kita dijagaNya, dilindungiNya dan dipeliharaNya;  karena itu jangan takut!

Biji Mata Tuhan
Saturday, August 29, 2009
- Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 29 Agustus 2009 –
"Peliharalah aku seperti biji mata, sembunyikanlah aku dalam naungan sayap-Mu"
Mazmur 17:8
Mata adalah bagian tubuh manusia yang sangat vital dan berharga. Alkitab menulis, "Mata adalah pelita tubuh." (Matius 6:22a). Berbagai upaya dilakukan untuk menjaga dan melindungi mata dari segala macam gangguan: debu atau tangan jahil orang; tak satu pun orang kita ijinkan menyentuh mata kita. Jadi tak terbayangkan bila kita disebut 'biji mata' Tuhan, pastilah kita ini orang yang sangat istimewa bagiNya dan diperlakukan secara khusus olehNya seperti tertulis, "...siapa yang menjamah kamu, berarti menjamah biji mataNya-:" (Zakharia 2:8).
Tidak sembarang orang berani berkata kepada Tuhan agar memeliharanya seperti biji mataNya apabila ia tidak memiliki hubungan karib dengan Dia. Daud berani berkata demikian karena ia memiliki kedekatan dengan Tuhan sehingga Daud senantiasa mempersilahkan Tuhan menyelidiki dan mengoreksi hatinya; tidak ada sesuatu pun yang ia sembunyikan. Daud menyadari bahwa setiap organ tubuhnya tidak yang tersembunyi bagi Tuhan, termasuk hatinya. Ia berkata, "Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud. TUHAN, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya." (Mazmur 139:1,13,16). Daud tidak takut bila hatinya terus dikoreksi dan diselidiki Tuhan sehingga dia sendiri mengundang Tuhan untuk melakukannya, "Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku;" (Mazmur 139:23).

Kita harus menyadari bahwa mata Tuhan tak dapat dikelabui. Dia dapat melihat keberadaan hidup kita sampai ke relung-relung hati yang terdalam. Jadi jangan menyembunyikan sesuatu dari Tuhan. Bila ada sesuatu yang tidak benar, berkatalah jujur pada Roh Kudus, maka Dia akan memimpin kita ke jalan yang benar. Bila Roh Kudus memerintahkan kita untuk melakukan sesuatu, kita harus taat. Namun untuk menjadi biji mata Tuhan kita harus memiliki kehidupan yang berkenan dan senantiasa menyenangkan hatiNya

Taat melakukan kehendak Tuhan adalah langkah untuk menjadi biji mataNya!




Tuesday, 8 February 2011

Sermon-Khotbah Markus 1:9-15, Minggu 13 Februari 2011

Introitus:
Tinggikanlah Tuhan, Allah kita, dan sujudlah menyembah di hadapan gunungNya yang kudus! Sebab kuduslah Tuhan, Allah kita! (Maz 99 : 9)
Bacaan: Mazmur 99 : 1 – 9; Khotbah: Markus 1 : 9 - 15
Thema:
Allah menolong kita (Manusia) ketika menghadapi kuasa iblis.
(Dibata nampati manusia ibas ngalaken kuasa iblis)
Pendahuluan
Ada dua pilihan dalam kehidupan manusia bila dikaitkan dengan imannya yaitu mengikut Tuhan atau mengikut iblis (setan). Kedua hal ini tentu punya konsekwensi yang harus dilakukan oleh manusia yang pada intinya adalah kepatuhan. Ketika manusia memilih Tuhan atau iblis maka ia seharusnya patuh pada keinginan yang dipilihnya. Nah, repotnya adalah ketika manusia memilih keduanya untuk menjadi yang akan diikutinya. Sudah pastilah masing-masing pihak yang akan dipilih oleh manusia akan berusaha semaksimal mungkin untuk memenangkan hati si pemilihnya dengan cara-cara yang mereka (Tuhan dan setan) miliki.
Dan seperti biasanya, bila kita (baca : Manusia) memilih Tuhan maka yang ada adalah kata “larangan” dan “percayalah”, sebaliknya bila kita memilih setan maka yang ada adalah “kebebasan” dan juga “percayalah”. Dari dua hal yang berbeda dan sama ini apa yang seharusnya kita lakukan? Disinilah kita dituntut untuk melihat “akhir” dari semuanya itu; “apakan larangan dan percaya” atau “kebebasan dan percaya juga” akan berujung pada “pembebasan sejati” atau “kebinasaan sejati”. Rasanya inilah yang akan kita lihat berikut ini.
Pendalaman Nats

Mazmur 99 : 1 – 9, yang tertulis didalamnya dapat dikatakan sebagai sebuah bentuk pembelaan habis-habisan yang dilakukan oleh pemazmur terhadap keberadaan Tuhan. Tanpa ada keraguan digambarkannya bagaimana keberadaan Tuhan dengan kuasanya terhadap apa saja yang ada di muka bumi; bukan hanya atas apa yang menurutnya diyakininya terjadi di dalam dirinya tapi juga di luar dirinya. Bukan hanya terhadap “masa kini” nya tapi juga terhadap “masa lalu” dan “ masa depan”.
Penggambaran pemazmur akan Tuhan dengan tuturannya tersebut sudah selayaknya bagi dirinya menjadi sebuah “tameng” yang luar biasa terhadap “gangguan-gangguan” yang akan menyerang dirinya. Menjadi baju pelindung yang melindungi kehidupannya dari “kuasa” yang lebih besar dari dirinya namun “jauh lebih kecil” dari kuasa Tuhan. Namun juga dengan mengikuti “kepercayaan” seperti yang dipercayainya, membuka peluang bagi para penentang kuasa Tuhan untuk tunduk, mengakui dan akhirnya mendapat pengampunan dari Tuhannya pemazmur (yang tentunya juga Tuhan kita orang yang percaya kan). Ini mengatakan bahwa Tuhan yang disembah dan dipercaya oleh pemazmur bukanlah Tuhan yang diam dan tidak punya kuasa, melainkan Tuhan yang senantiasa berperan aktif dan sangat berkuasa.
Selanjutnya, kita juga akan mencoba mendalami bahan khotbah yang diinspirasikan dari Markus 1 : 9 – 15. Ada 2 tokoh yang sangat menarik yang tertulis pada bagian ini yakni Yesus dan Yohanes. Yang mana pada masing-masing personal mempunyai keistimewaan tersendiri.
Yang pertama, Yesus, sosok yang digambarkan sebagai “manusia biasa” yang setelah “dibabtis” berubah menjadi sosok “manusia yang sangat luar biasa”. Dikatakan seperti ini bukan hendak menunjukkan bahwa Yesus tidak mengenal siapa diriNya; justru Ia sangat mengenal siapa diriNya. Namun melalui peristiwa itu ada makna lain yang hendak ditunjukkanNya yaitu biarlah siapapun yang ada di tempat itu dan juga “dunia di sekitar sungai Yordan” menjadi “saksi awal” yang melihat dan akhirnya mengeluarkan “pengakuan” akan situasi yang sangat luar biasa yang terjadi padsa saat itu. Ini juga merupakan pernyataan “yang bukan dipaksakan” oleh Allah kepada manusia, namun ketika manusia melihat maka manusia itulah yang percaya dan mengakuinya. Apa yang harus diakui dan dipercayai oleh manusia dan alam semesta? Jawabnya adalah Pernyataan Allah tentang siapa Yesus dan apa yang dikuasakan kepadaNya. (ay. 11). Dan ini yang menjadi titik tolak keberadaan Yesus yang kuasanya harus diakui dan dipercaya.
Tapi apakah hanya manusia dan alam saja yang percaya dan mengakui “keluarbiasaan” Yesus. Ternyata tidak!!!! Ada sosok lain yang juga pada akhirnya harus mengakui dan tunduk pada Yesus yaitu iblis atau setan.(ay. 13). Memang pada bagian ini tidak dituliskan peristiwa apa yang terjadi ketika Yesus berhadapan dengan iblis (setan); tapi pada bagian Injil lain kita bisa menjumpainya. (Mat. 4 : 1 -; Luk. 4 : 1-). Diperlihatkan bagaimana Yesus yang telah mendapatkan “kuasa” dari Allah mampu mengalahkan “kuasa iblis” yang mencoba menawarkan “kedagingan” dan mengalahkan “kuasa Allah” yang ada pada Yesus. Dan nyata bahwa kuasa iblis itu tidak mampu melawan Yesus.
Sosok lain adalah Yohanes yang di bagian ini hanya ada pernyataan bahwa Yesus dibabtis oleh Yohanes. (ay. 9). Namun bila kita cari pada Injil-Injil yang lain maka kita akan temukan bahwaq sosok ini sepertinya sama dengan sosok pemazmur yang demikian yakinnya akan kuasa “yang akan datang sesudah dia”. Kalau orang sekarang bilang : “ aku ini apalah kalau dibandingkan dengan Dia itu nantinya”. Pernyataan dari Yohanes yang sangat populer dalam kehidupan kita adalah “ Bertobatlah sebab Kerajaan Surga sudah dekat” (Mat. 3:2, Luk. 3 :3)
Pointer Aplikasi
Lalu, dari uraian di atas, bila kita hubungkan dengan Thema kita yang intinya menyatakan Allah menolong kita untuk menghadapi kuasa iblis (setan), apa yang bisa kita dapatkan? Pada bagian awal sudah disebutkan bahwa kita senantiasa diperhadapkan dengan pilihan. Pilihan kita adalah Tuhan. Ini wajib bagi orang percaya, dan tidak dapat ditawar lagi. Nah, pasti dapat tantangan. Tantangannya datang dari iblis (setan). Rupa atau wujud tantangan itu bisa bermacam-macam; bisa dalam bentuk kesusahan, penderitaan, penyakit (ingat Ayub kan), atau juga dalam bentuk tawaran “kesenangan” atau “kebebasan” bahkan “kekuasaan” (ingat juga dong ketika Yesus dicobai). Ngga usah ragu, ngga usah susah-susah membuat pertimbangan ini atau itu, lakukanlah :
  1. Mengakui kebesaran Tuhan sama seperti pemazmur dan juga Yohanes.
  2. Mengandalkan kekuatan diri sendiri pasti kita tidak mampu, karena 1000 cara kita punya, tapi 1001 iblis juga miliki. Artinya, kita pasti tetap kalah. Tapi ada yang mampu kalahkan iblis, yaitu Yesus. Ya udah, jadikanlah Tuhan (Dia kan udah dapat mandat dan kuasa dari Allah) sebagai sekutu kita. Niscaya, iblis (setan) pasti jerih bila melihat kita berdiri dan berlindung di bawah kuasa Yesus.
  3. Hidup bersama Yesus bukanlah suatu pilihan temporer, kita memilih Dia bila kita perlu saja. Tapi pilihan terhadap Yesus adalah pilihan seumur hidup dengan konsekwensi juga yaitu kepatuhan seumur hidup kepadaNya. Ingat kepatuhan kepada kuasa iblis (setan) berbuahkan “kematian”, namun kepatuhan kepada Yesus berbuahkan “kehidupan yang kekal”.
  4. Karena kita adalah Laskar Kristus maka : Maju dan Berjuanglah, Berperanglah, Lawanlah iblis, Pasti Kita Menang!!!!!
Pdt. Benhard Roy Calvyn Munthe, STh
081361131151
Catatan Sermon
(1) Hati-hati dan ingatlah selalu akan hal ini, walaupun iblis telah dikalahkan tetapi masih berbahaya. Dalam Lukas 14:13 disebutkan ia menunggu waktu yang baik. Oleh karena itu benar nanehat Petrus kepada orang percaya dalam 1 Petrus 5:8, agar kita sadar dan berjaga-jaga. Salah satu strategi iblis menjatuhkan orang percaya yang harus diwaspadai seperti ilustrasi di bawah ini.

Ilustrasi: TIPUAN IBLIS

Pada suatu hari Setan mengumpulkan semua anak buahnya untuk merundingkan cara apakah yang paling efektif untuk menghancurkan jiwa manusia. Salah satu roh jahat mengajukan usul: "Saya akan keluar dan membisikkan pada telinga manusia bahwa surga itu hanyalah isapan jempol belaka." Setan berkata: "Mereka tidak akan mempercayai bisikanmu itu, sebab pada hakekatnya di dalam hati manusia ada pengertian mengenai yang baik dan yang jahat. Dan umumnya manusia mengerti pula bahwa mereka yang baik akan menerima pahala di surga. Jadi, usulmu itu tidak dapat diterima."
Kemudian tampillah roh jahat yang lain mengajukan usulnya: "Aku akan membisikkan bahwa tidak ada neraka. Akan kubujuk manusia untuk berbuat dosa sesuka hatinya, tanpa rasa takut akan hukuman api yang kekal itu." Setan menjawab: "Ah ..... usulmu itu kelihatannya lebih baik dari yang pertama, tetapi aku tetap belum dapat menerimanya, sebab dalam hati manusia ada apa yang disebut hati nurani yang memberikan nilai tentang mana yang baik dan mana yang buruk. Dan kalau yang baik nanti akan mendapat pahala, maka ada keyakinan dalam hati manusia bahwa yang jahat kelak akan menerima hukuman."
Akhirnya, tampillah roh jahat yang ketiga dengan suatu usul yang amat cerdik: "Aku akan membisikkan beberapanpatah kata yang sangat ampuh ke telinga manusia, yaitu — Jangan sekarang ..... nanti saja ..... lain kali saja ..... tidak usah tergesa-gesa ..... bukankah masih banyak waktu?" Setan tersenyum dan berkata: "Ah ..... ini adalah usul yang paling tepat! Pergilah kamu semua ke seluruh dunia dan bisikkanlah kata-kata seperti itu pada telinga semua manusia!"

Strategi iblis ini sangat berbahaya, sebab manusia cenderung untuk menunda-nunda keputusannya. Menunda untuk menerima Kristus sebagai Juruselamat dengan pikiran masih ada waktu lain .... nanti kalau sudah tua dan lain sebagainya. Masalahnya, siapakah dapat menjamin bahwa pada masa tua nanti kita bertobat, terlebih siapakah yang tahu kapan ia mati? Oleh karena itu benar Firman Tuhan dalam Ibrani 4:7c “"Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu!”.
(2) Kunci kemenangan Yesus eme penemani Kesah Sibadia.
(3) Payo lit denga nge Iblis bentuk setan/kegelapan, menakutkan, tapi siperlu iwaspadai eme iblis dalam bentuk kuasa menyenangken.
(4) Kai tanda-tanda kita ibas keadaan igoda iblis. Ujilah setiap roh, roh iblis, rohana ntah Kesah Sibadia (Bd.1 Yohanes 4:1)
(5) Adi lit kalak usur mengkritik bagepe usur nguji-nguji, kai-kai kata Dibata belas-belaskenna tapi praktek kegeluhenna labo sue ras kata Dibata, hati-hati banci nge e manifestasi iblis.




Rabu, 25 Februari 2009 (Markus 1: 9-15)


23/02/2009
by 4B
Bacaan hari ini mengisahkan tentang masa awal pelayanan Yesus yang ditandai dengan baptisan di sungai Yordan dan pencobaan yang dialamiNya di padang gurun.  Melaluinya kita akan dituntun bagaimana meneladani Yesus dalam menghadapi pencobaan hidup.
  1. Jika di ayat 9 diceritakan bahwa Yesus dibaptis, apakah ini berarti Yesus juga tergolong sebagai orang berdosa yang harus mengaku dosanya (seperti yang dilakukan orang-orang di ayat 5)? Hubungkan jawaban Anda dengan peristiwa yang terjadi pada saat pembaptisan tersebut di ayat 10-11.
  2. Untuk apa Yesus dibaptis?
  3. Ayat 12-13: Apakah Yesus tahu bagaimana rasanya dicobai? Walau Markus tidak mencatat lengkap peristiwa Yesus dicobai, tetapi dari catatan Injil yang lain Anda tentu mengetahui bagaimana akhir dari peristiwa tersebut.  Keputusan/komitmen apa yang selalu diambil oleh Yesus dalam tiap godaan yang dihadapiNya?
  4. Bagaimana kedua peristiwa besar ini (Yesus dibaptis dan dicobai) memberikan tuntunan bagi Anda dalam menghadapi pencobaan hidup Anda? Bacalah Ibrani 2:18; 4:15 untuk menyimpulkan jawaban Anda.
Renungan
Baptisan Yesus bukan berarti membuat kita menyimpulkan bahwa Yesus juga adalah orang berdosa yang perlu pertobatan dan penyesalan. Sebab jika itu yang terjadi, maka tidak mungkin Yesus dapat menggantikan tanggungan hukuman dosa manusia sebab sama berdosanya. Lagipula jika Ia berdosa, suara Allah yang menyatakan bahwa Allah berkenan kepadaNya juga tidak akan dinyatakan pada waktu itu. Lalu, untuk apa Yesus dibaptis? Peristiwa ini menjadi peneguhan bahwa Yesus adalah Anak Allah (yang tidak berdosa), yang diutus Allah untuk menjadi sama seperti manusia yang berdosa, yang mau merendahkan diriNya untuk menjadi korban penebusan dosa manusia. Dan kebenaran yang ada dalam diri Yesus kemudian diuji dengan pencobaan yang dialamiNya. Tiga pencobaan yang menjanjikan diriNya dapat luput dari penderitaan karena ulah manusia berhasil dilewatiNya karena Yesus selalu mengedepankan kehendak dan rencana Allah atas hidupNya.  Yesus tetap menjadikan ketaatanNya kepada kehendak BapaNya sebagai yang utama dalam hidupNya.
Melalui baptisan dan pencobaan, Yesus mengesampingkan harga diri, status, demi BapaNya dan menanggung derita demi kita manusia berdosa. Jika Yesus yang adalah Allah mau merendahkan diri menjadi sama dengan manusia berdosa dan menolak segala godaan kesenangan yang menjauhkanNya dari rencana BapaNya, menyedihkan sekali jika ternyata orang Kristen pada masa kini cenderung malah bersikap sebaliknya, ingin menjadi allah atas hidup kita sendiri dan tidak peduli dengan kehendak Allah atas hidupnya, yang penting dirinya tidak menderita. Hal ini ditunjukkan dengan mudahnya kita menyerah atas pencobaan, atau bahkan menyerahkan diri pada pencobaan. Kemenangan Yesus atas pencobaan menjadi jaminan kemenangan kita juga dalam menghadapi pencobaan. Karena itu pandanglah Dia jika Anda tergoda untuk menyerah pada pencobaan.
 Kemenangan Yesus atas pencobaan seharusnya membuat kita malu bila kita menyerah pada pencobaan yang tidak pernah sebanding denganNya.
ALlah Menolong Manusia Dalam Mengalahkan Kuasa Iblis (Markus 1:9-13)

Selasa, 08 Februari 2011
BAHAN KHOTBAH GBKP

Introitus : Mazmur 99:9
Pembacaan I : Mazmur 99:1-9
Pembacaan II : Markus 1: 9-15.

Tema : Allah Menolong Manusia Dalam Mengalakan Kuasa Iblis.

LATAR BELAKANG

1. Injil Markus adalah Injil tertua dari injil sinoptis (Matius, Markus dan Lukas) bahkan Yohanes, dan Matius dan lukas sering menjadikan Markus sebagai refrensinya. Walaupun nanti dalam kitab-kitab Injil sinoptis ada kekhasan-kekhasan, ataupun ada tema-tema sentral yang diangkat dari masing-masing injil sinoptis ini. Dan kalau dilihat, khusus Injil Markus, salah satu tujuannya adalah menginformasikan tentang Yesus. Oleh sebab itu pertanyaannya siapakah Yesus orang Naseret itu, dan jawabannya adalah Yesus adalah Putra Allah dan Mesias. Oleh sebab itu, dalam pasalal 1:1 makus menulis inilah Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah.

2. Dalam Markus 1:9-15, di situ diinfomasikan, Yesus datang dari Nasaret dan Ia dibaptis di sungai Yordan oleh Yohanes Pembaptis. Dan untuk memahami ini, kita harus terlebih dahulu mengetahui tentang Yohanes dan baptisannya. Pertama : Yohanes adalah seorang yang mendahului Yesus untuk melampangkan jalan bagi Yesus. Oleh sebab itu khotbah Yohanes adalah pertobatan dan tanda orang yang telah bertobat adalah di baptis, dan Yohanes mengambil tempat di sungai Yordan untuk baptisan. Kedua: Baptisan yang dilakukan oleh Yohanes, bukan muncul pada waktu itu, tetapi baptisan merupakan satu tradisi dari agama Yahudi. Baptisan yang dilakukan dalam agama Yahudi adalah sebelum melakukan ritual agama. Para imam harus menyucikan dirinya, Begitu juga dalam rangka menjaga pentahiran (2 Raja-raja 5:14, dll). Hanya saja Baptisan dalam bahasa Ibrani adalah Tavilah. Jadi untuk, orang Israel baptisan tidak asing bagi mereka. Ketiga : Baptisan yang dilakukan oleh Yohanes adalah “pendalaman” dari tradisi agama Yahudi, yaitu pertobatan. Ini dimaksud agar bangsa Israel tetap hidup selaku anak Allah, sebagai bangsa pilihan Tuhan, yang harus tetap hidup kudus. Satu pertanyaan, apakah Yesus di baptis oleh Yohanes di sungai Yordan mengatakan bahwa Yesus adalah orang berdosa sehingga dia harus disucikan dari dosa ? tidak. Ada beberapa makna dalam baptisan tersebut. Pertama : Yesus menyamakan dirinya dengan kita (manusia). Sebenarnya Yesus tidak berdosa, namun Dia minta untuk dibaptis karena dalam segala hal Yesus hendak “menyamakan” diriNya dengan kita (manusia). Kedua : Baptisan yang diterima oleh Yesus adalah simbol akan kematian dan kebangkitannya. Jadi sebenarnya baptisanNya adalah pemberitaan yang akan datang dalam diri Yesus Kristus. Ketiga : Simbol akan keselamatan manusia, sebab baptisan adalah penyatuan akan kematian dan kebangkitan Yesus, dan inilah yang di terima oleh manusia (kita).

3. Makna yang lain dari Baptisan Yesus adalah suatu tanda, dimana Yesus telah cukup umurnya untuk boleh berkarya selaku guru untuk mengajarkan tentang keselamatan, sebab dalam tradisi orang Yahudi, mereka yang bisa mengajar (melayani) adalah mereka yang umurnya minimal 30 tahun. Dan orang yang akan melakukan tugas apakah sebagai raja, imam atau pun nabi, harus diurapi. Pengurapan itu berarti Roh Allah berdiam dalam diri mereka. Yesus sesudah Dia dibaptis maka terbukalah langit dan datanglah Roh yang menyerupai seekor burung merpati turun ke atasNya, dan terdengarlah suara Engkaulah AnakKu yang Ku kasihi, kepadaMulah Aku berkenan. Ini merupakan suatu urapan yang dilakukan oleh Allah kepada Yesus untuk melakukan pekerjaan keselamatan di dunia ini. Jadi pertanyaan kenapa bukan minyak. Yesus tidak perlu tanda ataupun simbol sebab Dia diurapi oleh Roh Allah, sehingga itulah yang memberi kekuatan pada Yesus dalam segalah hal, dan memimpinNya dalam tugas Yesus.

4. Sesudah Yesus dibaptis Roh memimpin Yesus ke padang gurun, dan dipadang gurun Yesus di cobai iblis, tapi Yesus jadi pemenang. Kuasa Iblis tidak sanggup mengalahkanNya. Kalau dalam cerita manusia pertama, Adam dan Hawa sanggup dikalahkan Iblis (Kej.3:1-7), tapi dalam pencobaan setan /iblis pada Yesus, terlihat Yesus tidak sanggup dikalahkan iblis. Dalam makna yang lain, Roh Allah sengaja membawa Yesus ke padang gurun, sebab di padang gurun (tempat yang sunyi) merupakan tempat tinggal setan/iblis, dan simbol kutukan sebab tidak berpenghuni, begitu juga tempat tinggal binatang-binatang liar, sehingga agak serem/manakutkan, dan manusia tidak sanggup hidup lama di situ. Jadi sengaja agar Yesus di coba, dan menunjukkan bahwa dalam cobaan apapun Yesus tidak akan kalah, sebab Roh Tuhan bersama-sama dengan Yesus.

5. Setelah semuanya selesai, yakni baptisan dan pencobaan, maka Markus menceritakan pelayanan Yesus di mulai dari Galilea, sesudah Yohanes ditangkap, dan inti pengajaran Yesus adalah Kerajaan Allah sudah dekat, oleh sebab itu bertobatlah.

APLIKASI

Satu pertanyaan untuk kita, apakah kita sanggup mengalahkan kuasa iblis ? Karena disadari bahwa kuasa iblis telah berakar dalam dunia ini. Hampir di semua sendi-sendi kehidupan kita, iblis hadir di situ. Bahkan di gereja iblis berupaya hadir di dalamnya. Pengalaman iman mengatakan bahwa, kita tidak pernah sanggup mengalahkan kuasa iblis, sebab iblis lebih kuat dari kita, iblis lebih pinter dari kita. Bukti yang ada, banyak dari kita yang jatuh ke dalam dosa.
Karena kita tidak mampu mengalahkan kuasa iblis, dan kalau kita ingin mengalahkan kuasa iblis tersebut, maka tidak ada jalan lain selain kita meminta pertolongan dari Tuhan Yesus. Yesus Kristus mempunyai kuasa dan sanggup mengalahkan kuasa iblis. Bahkan iblis saja gemetaran pada Tuhan (Yakobus 2:19), apalagi berhadapan langsung dengan Yesus, pasti iblis kalah. Kuasa iblis yang sanggup mengalahkan manusia telah diketahui oleh Yesus Kristus, oleh sebab itu dalam doaNya pada BapaNya di Surga, Yesus meminta agar Allah menemani orang percaya selama orang percaya hidup di tengah-tengah dunia ini, agar terhindar dari tipu muslihat iblis (Yohanes 17:15).

Pertolongan Tuhan dalam kehidupan kita sangat nyata. Dalam sejarah keselamatan Tuhan, Tuhan tidak pernah membiarkan kita hidup dalam keberdosaan ataupun dalam cobaan dan masalah terlebih dalam penderitaan. Dalam setiap waktu Allah senantiasa menolong kita. Yang jadi persoalan adalah bagaimana kita mampu untuk datang dan meminta pertolongan kepada Tuhan. Orang yang tidak mampu mengenal Tuhan Yesus dan kuasaNya pasti tidak akan datang kepada Yesus untuk meminta pertolonganNya, tapi orang yang mengeal Yesus dengan baik, pasti akan datang dan meminta pertolongan pada Yesus. Perlu diketahui kuasa Yesus melebihi kuasa-kuasa yang ada di dunia ini. Untuk itulah marilah kita sebagai anak-anakNya datang menyembah dan meninggikan namaNya. Menyembah saja kita pada Yesus Kristus sebab pada Yesus diberikan kuasa untuk memimpin di bumi dan Surga (Matius 28:18). Janagn kita menyembah pada allah lain, sebab allah-allah lain tidak punya kuasa menyelamatkan kita.
Amin.



Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :

0 Response to "Pelajaran Agama Kristen"

Post a Comment