Berita Hangat Hari Ini

Kasiat Tanaman Lawsonia inermis L

Lawsonia inermis L
Lawsonia inermis L (Gambar 1) adalah suatu tumbuhan berbunga, spesies tunggal dari genus Lawsonia dari famili Lythraceae. Merupakan tumbuhan asli daerah tropis dan subtropis seperti Afrika Selatan, Afrika timur dan utara, Asia dan Australia utara yang secara alamiah tumbuh juga di daerah-daerah  tropis di Amerika, Mesir, India, dan sebagian daerah Timur Tengah. Lawsonia inermis L merupakan tumbuhan semak belukar dengan ukuran tinggi 2 sampai 6 m, bercabang banyak dengan cabang-cabang kecil berduri. Daun lonjong, saling berhadapan, bertangkai pendek, dengan ukuran antara 1,5–5,0 cm x 0,5–2 cm, dan berurat pada permukaan belakangnya. Dalam musim hujan tanaman ini tumbuh lebih cepat. Daunnya lama-kelamaan menguning dan rontok pada musim kering dan dingin.6,7,8


                                                                            
        Pohon Lawsonia inermis L dapat mencapai ketinggian 8 sampai 10 kaki dan biasa digunakan untuk pagar,7ada yang berduri maupun tidak berduri,9memiliki bunga kecil-kecil dengan warna berbeda-beda dan berbau manis. Daun Lawsonia inermis L memiliki substansi zat warna yang bervariasi mulai dari merah, burgundy, kuning tua, coklat kemerahan sampai coklat, selain itu juga mengandung hennotannic acid yaitu suatu bahan penyamak.10
TumbuhanLawsonia inermis L menghasilkan molekul berwarna kuning kemerahan yang disebut Lawsone. Molekul ini memiliki kemampuan mengikat protein, sehingga dapat digunakan untuk mewarnai kulit, rambut, kuku, kain sutera, dan wol. Daerah asli Lawsonia inermis L adalah padang rumput tropis dan daerah kering yang membentang dari Afrika sampai ke lingkaran Pasifik bagian barat. Warna yang dihasilkan lebih pekat jika tanaman tumbuh pada temperatur antara 35°C sampai 45°C. Pada temperatur di bawah 11°C tanaman tidak berkembang dengan baik, dan pada temperatur di bawah 5°C tanaman akan mati. Lawsonesebagai molekul warna, terutama banyak terkandung di dalam daunnya, dan kandungan warna terpekat terdapat pada tangkai daunnya.6
Pada suku Telugu (India, Malaysia, USA), Lawsonia inermis L dikenal dengan nama Gorintaaku. Pada suku Tamil (India Selatan, Singapore, Malaysia, Sri Lanka) disebut Marudhaani, dan daun yang segar lebih sering digunakan daripada bubuk yang kering. Daun Lawsonia inermisL banyak digunakan dalam berbagai acara dan peringatan oleh wanita dan anak-anak.6
Tumbuhan Lawsonia inermis Linnaeus mempunyai sinonim Lawsonia spinosa L, atau Lawsonia Alba Lamk.11Lawsonia inermis L dikenal juga dengan nama henna (Inggris); cinamomo (Spanyol); sinamomo(Phillipina/ Tagalog); krapeen (Burma & Kambodia); kaaw (Laos); thian khaao, thian daeng, thian king (Thailand); las mofn, mosng tay nhuoojm, chir giasp hoa (Vietnam); camphire(Inggris); manjuati (Oriya); al-henna; El-Henna; henne (Perancis); hinna; kina; al-khanna; Egyptian priest; Egyptian privet; Jamaica mignonette; mignonette tree;  mehndi; mehandi; mehendi; mendee; atau smooth Lawsonia  dan banyak nama lagi, adalah termasuk dalam famili N.O. Lythraceae dari spesis Lawsonia alba Lamk (LANK) atau Lawsonia ruba, atau Lawsonia spinosa L.7,8
Lawsonia inermis L merupakan salah satu dari 40 jenis tanaman yang digunakan sebagai obat-obatan dan tercatat dalam daftar obat “Ebers Papyrus” yang ditulis pada tahun 1550 SM. Di Mesir pada tahun 1500 SM Lawsonia inermis L disebut sebagai Kupros, atau Cyperus. Pada catatan obat-obatan terdapat 7 macam jenis Lawsonia inermis L tergantung di mana tanaman ini tumbuh, umur tanaman dan bagian-bagian dari tanaman.12,13
Di Indonesia Lawsonia inermis L mempunyai nama yang berbeda-beda yaitu pacar kuku atau pacar petok (Jawa); inai parasi (Sumatera); gaca, ineng  (Aceh); daun laka (Ambon), kacar (Gayo), ine (Batak), inae batang (Minangkabau), bunga laka (Timor), daun laka (Ambon), kayu laka (Menado), pacar kuku (Jawa Tengah dan Sunda), pacar (Madura), pacar (Dayak), tilangga tutu (Gorontalo), kolondigi (Buol), karuntigi (Ujungpandang), pacel (Bugis), bunga jari (Halmahera), laka bobudo (Ternate), dan laka kahori (Tidore).14
Pada penelitian in vitro di India ditemukan bahwa ekstrak alkohol daun Lawsonia inermis L mempunyai aktifitas anti bakteri terhadap Micrococcus pyogenes var. aureusdan Escherichia coli. Rebusan daun Lawsonia inermis L secara empiris digunakan sebagai obat kumur untuk sakit tenggorokan dan mempunyai khasiat sebagai anti iritan, deodoran, antiseptik, dan digunakan oleh para dokter untuk obat iritasi terhadap kulit, kudis, dan alergi pada kulit.15
Aktivitas tuberkulostatik dari tumbuhan Lawsonia inermis L secara in vitro dan in vivo, telah diteliti dengan media biakan Lowenstein Jensen di DI S.M.S. Medical College, Hospital for Chest and Tuberculosis, Jaipur, India,. Dari hasil penelitian tampak adanya hambatan pertumbuhan basilus tuberculosis dari sputum, dan Mycobacterium tuberculosis H37Rv terhadap 6 µg/mL daun Lawsonia inermis L. Studi in vivo pada hewan guinea pigs dan tikus menunjukkan bahwa pada dosis 5 mg/kg berat badan dari daun Lawsonia inermis L dapat mengurangi tuberculosis eksperimental secara signifikan setelah diberi infeksi dengan M. tuberculosis H37Rv.16
Ali dkk.17 dari Desert and Marine Environment Research Centre, United Arab Emirates University Al Ain, telah meneliti ekstrak etanol daun Lawsonia inermis L pada tikus. Ternyata di dalam daun ini terkandung senyawa 2-hydroxy-1:4-napthoquinone (lawsone) sejenis bahan penyamak yang  mirip tanin di dalam daun teh yang mempunyai efek anti-inflamasi, analgesik, dan antipiretik.  
Ekstrak etanol dari 20 spesies tanaman yang digunakan pada penyembuhan tradisional terhadap penyakit infeksi di Yaman, telah diteliti aktivitas antibakteri dan sitotoksiknya terhadap bakteri Gram (+) dan Gram (-). Ekstrak etanol yang aktif dibagi antara etil asetat dan air pada pemisahan pertama. Dari 14 ekstrak etanol menunjukkan derajat yang bervariasi dari aktivitas antibakteri. Ekstrak etil asetat dari Lawsonia inermis L dijumpai sebagai yang paling aktif melawan semua bakteri.18
Penelitian yang dilakukan di Nagpur, India pada tikus-tikus albino selama 10 hari. Hasil menunjukkan bahwa ekstrak air daun Lawsonia inermis L memiliki aktivitas hepatoproteksi dan antioksidan.19
Di New Delhi India, pada Laboratorium Biologi Kanker dan Biologi Molekuler Terapan Universitas Jawaharlal Nehru, ekstrak etanol 80% daun Lawsonia inermis L diperiksa efek antioksidan dan potensi antikarsinogeniknya pada hepar tikus albino Swiss berumur 7 minggu. Selain itu, diperiksa juga pada organ-organ di luar hepar seperti lambung, ginjal dan paru-paru. Diperoleh hasil hambatan yang signifikan terhadap sistem model tumor yang diteliti, dan pengurangan pada insidensi tumor.20
Pengujian pada ekstrak metanol daun Lawsonia inermis L melalui pola fraksinasi   menghasilkan tujuh golongan senyawa, yakni asam p-coumaric, 2-methoxy-3-methyl-1,4-naphthoquinone, apiin, lawsone, apigenin, luteolin, dan cosmosiin. Semua golongan senyawa yang diisolasi ini memperlihatkan aktivitas antioksidan yang dapat dibandingkan dengan asam ascorbic.21
Habbal dkk.22  di Oman menemukan bahwa daun Lawsonia inermis L, baik yang segar maupun kering menunjukkan aktivitas antibakteri dengan spektrum luas secara in vitro terhadap tiga galur bakteri standar yaitu Staphylococcus aureus, Escherichia coli dan Pseudomonas aeruginosa, dan galur yang diisolasi dari 11 pasien. Daun Lawsonia inermis L kering menunjukkan aktivitas antimikrobial terbaik secara in vitro, khususnya terhadap Shigella sonnei
Aqil dkk.23 dari Department of Agricultural Microbiology, Faculty of Agricultural Sciences, Aligarh Muslim University, India, meneliti ekstrak etanol dan beberapa fraksi dari 10 tanaman obat di India. Tanaman-tanaman tersebut diteliti kemampuannya dalam menghambat secara klinis isolasi dari beta-lactamaseyang memproduksi methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) dan methicillin-sensitive S. aureus (MSSA). Daun Lawsonia inermis L termasuk yang menunjukkan aktivitas antibakteri dengan spectrum luas dengan zona hambatan antara 11 mm sampai 27 mm, terhadap semua bakteri yang diuji.  
       Pengujian potensi antibakteri dilakukan pada ekstrak kasar Lawsonia inermis L dengan tes minimum inhibitory concentration (MIC) melalui cara pengenceran. Didapat nilai MIC berkisar antara 1,3 sampai 8,2 mg/ml. Dari ekstrak kasar daun Lawsonia inermis L ditemukan juga adanya interaksi sinergis secara in vitroterhadap tetracycline. Pemeriksaan dari ekstrak tanaman-tanaman tersebut menunjukkan adanya kandungan senyawa fitokimia yang aktif, seperti alkaloid, glikosida,  flavonoid, fenol, dan saponin. Fenol dan flavonoid merupakan senyawa aktif yang paling banyak ditemukan.23
Di Indonesia, ekstrak etanol 30% dari daun Lawsonia inermis L yang berasal dari Bekasi telah diperiksa kandungan fitokimianya pada uji pendahuluan di Laboratorium Kimia Analitik Jurusan Kimia FMIPA IPB Bogor. Hasil yang  diperoleh adalah: crude tanin (40,34%), crude alkaloid (32,64%), K2O (3,65%), crude saponin (3,55%), Nitrogen total (0,90%), dan P2O5 (0,73%). Selain itu, infusa daun Lawsonia inermis L terbukti efektif sebagai antibakteri terhadap Actinobacillus actinomycetemcomitans secara in vitro.5

       Zubardiah dkk.24 juga melakukan penelitian pada infusa daun Lawsonia inermis L yang berasal dari Pulau Batam, yang dibagi dalam 3 bagian berdasarkan posisi daun pada dahannya yaitu pucuk, tengah, dan pangkal. Setelah diuji dengan tes minimum inhibitory concentration(MIC) dan minimum bactericidal concentration (MBC), didapat hasil yaitu kelompok daun bagian pangkal paling efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans. Dari uji fitokimia infusa daun Lawsonia inermis L ditemukan golongan senyawa yang bersifat antibakteri seperti flavonoid, minyak atsiri, saponin, steroid & triterpen, dan tanin.  

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :

0 Response to "Kasiat Tanaman Lawsonia inermis L"

Post a Comment