Tanaman karet (Hevea brasilliensis) merupakan salah satu komoditi perkebunan yang menduduki posisi cukup penting sebagai sumber devisa non migas bagi Indonesia, sehingga memiliki prospek yang cerah. Oleh sebab itu upaya peningkatan produktifitas usaha tani karet terus dilakukan terutama dalam bidang teknologi budidayanya.
Tanaman karet (Hevea brasilliensis) telah dikenal orang semenjak abad ke-15 setelah colombus menemukan Benua Amerika. Tanaman ini termasuk dalam family Euphorbiaccae (Purseglove, 1984). Dikjim and Wehlburg (1970) menyatakan bahwa tanaman karet merupakan tanaman tahunan yang bercabang banyak, berdaun lebar, dan tergolong trifoliolate artinya mempunyai tiga helai daun, dan tingginya dapat mencapai 15 sampai 26 meter.
Klasifikasi botani tanaman karet adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Hevea
Spesies : Hevea brassilliensis Muell. Arg.
Tanaman karet ( Hevea brassilliensis Muell Arg ) adalah tanaman getah-getahan. Dinamakan demikian karena golongan ini mempunyai jaringan tanaman yang banyak mengandung getah ( lateks ) dan getah tersebut mengalir keluar apabila jaringan tanaman terlukai. Tanaman karet dapat diperbanyak secara generatif (biji) dan vegetatif. Tetapi perbanyakan dengan biji mempunyai kelemahan antara sifat keturunan yang dihasilkan tidak sama dengan induk, namun perbanyakan dengan biji bagi tanaman karet diperlukan untuk penggandaan batang bawah. Untuk mendapatkan keseragaman dan mempertahan kan sifat yang baik dari pohon induk, tanaman karet diperbanyak secara vegetatif. Dari beberapa cara perbanyakan vegetatif dari tanaman karet yang umum digunakan perkebunan-perkebunan besar di Indonesia. Karena memberikan pertumbuhan lebih cepat dibandingkan dengan bibit yang berasal dari biji (Djojopranoto,1976).
Morfologi Tanaman Karet
Akar
akar tanagaman karet merupakan akar tunggang. Akar ini mampu menopang batang tanaman yang tumbuh tinggi dan besar.
Batang
Tanaman karet merupakan pohon yang tumbuh tinggi dan berbatang cukup besar, tinggi pohon dewasa mencapai 15-25 meter. Batang tanaman biasanya tumbuh lurus dan memiliki percabangan yang tinggi diatas. Dibeberapa kebun karet ada beberapa kecondongan arah tumbuh tanamanya agak miring kearah utara. Batang tanaman ini mengandung getah yang dikenal dengan nama lateks.
Daun
Daun karet terdiri dari tangkai daun utama dan tangkai anak daun. Panjang tangkai daun utama 3-20 cm. Panjang tangkai anak daun sekitar 3-10 cm dan pada ujungnya terdapat kelenjar. Biasanya ada tiga anak daun yang terdapat pada sehelai daun karet. Anak daun berbentuk eliptis, memanjang dengan ujung meruncing, tepinya rata dan gundul.
Bunga
Bunga karet terdiri dari bunga jantan dan bunga betina yang terdapat dalam mali payung tambahan yang jarang, pangkal tenda bunga berbentuk lonceng. Pada ujungnya terdapat lima tajuk yang sempit, panjang tenda bunga 4-8 mm, bunga betina berambut vil, ukurannya lebih besar sedikit dari yang jantan yang mengandung bakal buah yang beruang tinggi. Kepala putik yang akan dibuahi dalam posisi duduk juga berjumlah tiga buah. Bunga jantan mempunyai sepuluh benang sari yang tersususun menjadi satu liang. Kepala sari terbagi dalam dua karangan, tersusun satu lebih tinggi dari yang lain. Paling ujungnya adalah suatu bakal buah yang tidak tumbuh sempurna.
Biji
Biji karet terdapat dalam setiap ruang buah. Jadi jumlah biji biasanya ada tiga kadang enam sesuai dengan jumlah ruang. Ukuran biji besar dengan kulit keras. Warnaya coklat kehitaman dengan bercak-bercak berpola yang khas. Sesuai dengan sifat dikotilnya
Syarat Tumbuh Tanaman Karet
Pada dasarnya tanaman karet memerlukan persyaratan terhadap kondisi iklim untuk menunjang pertumbuhan dan keadaan tanah sebagai media tumbuhnya.
Iklim
Daerah yang cocok untuk tanaman karet adalah pada zone antara 150 LS dan 150 LU. Diluar itu pertumbuhan tanaman karet agak terhambat sehingga memulai produksinya juga terlambat.
Curah hujan
Tanaman karet memerlukan curah hujan optimal antara 2.500 mm sampai 4.000 mm / tahun, dengan hari hujan berkisar antara 100 sd. 150 HH / tahun. Namun demikian, jika sering hujan pada pagi hari, produksi akan berkurang.
Tinggi tempat
Pada dasarnya tanaman karet tumbuh optimal pada dataran rendah dengan ketinggian 200 m dari permukaan laut. Ketinggian > 600 m dari permukaan laut tidak cocok untuk tumbuh tanaman karet. Suhu optimal diperlukan berkisar antara 25ºC sampai 35ºC.
Angin
Kecepatan angin yang terlalu kencang pada umumnya kurang baik untuk penanaman karet
Tanah
Lahan kering untuk pertumbuhan tanaman karet pada umumnya lebih mempersyaratkan sifat fisik tanah dibandingkan dengan sifat kimianya.
Berbagai jenis tanah dapat sesuai dengan syarat tumbuh tanaman karet baik tanah vulkanis muda dan tua, bahkan pada tanah gambut < 2 m.
Tanah alluvial biasanya cukup subur, tetapi sifat fisikanya terutama drainase dan aerasenya kurang baik. Reaksi tanah berkisar antara pH 3,0 - pH 8,0 tetapi tidak sesuai pada pH < 3,0 dan > pH 8,0.
Tanaman karet (Hevea brasilliensis) telah dikenal orang semenjak abad ke-15 setelah colombus menemukan Benua Amerika. Tanaman ini termasuk dalam family Euphorbiaccae (Purseglove, 1984). Dikjim and Wehlburg (1970) menyatakan bahwa tanaman karet merupakan tanaman tahunan yang bercabang banyak, berdaun lebar, dan tergolong trifoliolate artinya mempunyai tiga helai daun, dan tingginya dapat mencapai 15 sampai 26 meter.
Klasifikasi botani tanaman karet adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Hevea
Spesies : Hevea brassilliensis Muell. Arg.
Tanaman karet ( Hevea brassilliensis Muell Arg ) adalah tanaman getah-getahan. Dinamakan demikian karena golongan ini mempunyai jaringan tanaman yang banyak mengandung getah ( lateks ) dan getah tersebut mengalir keluar apabila jaringan tanaman terlukai. Tanaman karet dapat diperbanyak secara generatif (biji) dan vegetatif. Tetapi perbanyakan dengan biji mempunyai kelemahan antara sifat keturunan yang dihasilkan tidak sama dengan induk, namun perbanyakan dengan biji bagi tanaman karet diperlukan untuk penggandaan batang bawah. Untuk mendapatkan keseragaman dan mempertahan kan sifat yang baik dari pohon induk, tanaman karet diperbanyak secara vegetatif. Dari beberapa cara perbanyakan vegetatif dari tanaman karet yang umum digunakan perkebunan-perkebunan besar di Indonesia. Karena memberikan pertumbuhan lebih cepat dibandingkan dengan bibit yang berasal dari biji (Djojopranoto,1976).
Morfologi Tanaman Karet
Akar
akar tanagaman karet merupakan akar tunggang. Akar ini mampu menopang batang tanaman yang tumbuh tinggi dan besar.
Batang
Tanaman karet merupakan pohon yang tumbuh tinggi dan berbatang cukup besar, tinggi pohon dewasa mencapai 15-25 meter. Batang tanaman biasanya tumbuh lurus dan memiliki percabangan yang tinggi diatas. Dibeberapa kebun karet ada beberapa kecondongan arah tumbuh tanamanya agak miring kearah utara. Batang tanaman ini mengandung getah yang dikenal dengan nama lateks.
Daun
Daun karet terdiri dari tangkai daun utama dan tangkai anak daun. Panjang tangkai daun utama 3-20 cm. Panjang tangkai anak daun sekitar 3-10 cm dan pada ujungnya terdapat kelenjar. Biasanya ada tiga anak daun yang terdapat pada sehelai daun karet. Anak daun berbentuk eliptis, memanjang dengan ujung meruncing, tepinya rata dan gundul.
Bunga
Bunga karet terdiri dari bunga jantan dan bunga betina yang terdapat dalam mali payung tambahan yang jarang, pangkal tenda bunga berbentuk lonceng. Pada ujungnya terdapat lima tajuk yang sempit, panjang tenda bunga 4-8 mm, bunga betina berambut vil, ukurannya lebih besar sedikit dari yang jantan yang mengandung bakal buah yang beruang tinggi. Kepala putik yang akan dibuahi dalam posisi duduk juga berjumlah tiga buah. Bunga jantan mempunyai sepuluh benang sari yang tersususun menjadi satu liang. Kepala sari terbagi dalam dua karangan, tersusun satu lebih tinggi dari yang lain. Paling ujungnya adalah suatu bakal buah yang tidak tumbuh sempurna.
Biji
Biji karet terdapat dalam setiap ruang buah. Jadi jumlah biji biasanya ada tiga kadang enam sesuai dengan jumlah ruang. Ukuran biji besar dengan kulit keras. Warnaya coklat kehitaman dengan bercak-bercak berpola yang khas. Sesuai dengan sifat dikotilnya
Syarat Tumbuh Tanaman Karet
Pada dasarnya tanaman karet memerlukan persyaratan terhadap kondisi iklim untuk menunjang pertumbuhan dan keadaan tanah sebagai media tumbuhnya.
Iklim
Daerah yang cocok untuk tanaman karet adalah pada zone antara 150 LS dan 150 LU. Diluar itu pertumbuhan tanaman karet agak terhambat sehingga memulai produksinya juga terlambat.
Curah hujan
Tanaman karet memerlukan curah hujan optimal antara 2.500 mm sampai 4.000 mm / tahun, dengan hari hujan berkisar antara 100 sd. 150 HH / tahun. Namun demikian, jika sering hujan pada pagi hari, produksi akan berkurang.
Tinggi tempat
Pada dasarnya tanaman karet tumbuh optimal pada dataran rendah dengan ketinggian 200 m dari permukaan laut. Ketinggian > 600 m dari permukaan laut tidak cocok untuk tumbuh tanaman karet. Suhu optimal diperlukan berkisar antara 25ºC sampai 35ºC.
Angin
Kecepatan angin yang terlalu kencang pada umumnya kurang baik untuk penanaman karet
Tanah
Lahan kering untuk pertumbuhan tanaman karet pada umumnya lebih mempersyaratkan sifat fisik tanah dibandingkan dengan sifat kimianya.
Berbagai jenis tanah dapat sesuai dengan syarat tumbuh tanaman karet baik tanah vulkanis muda dan tua, bahkan pada tanah gambut < 2 m.
Tanah alluvial biasanya cukup subur, tetapi sifat fisikanya terutama drainase dan aerasenya kurang baik. Reaksi tanah berkisar antara pH 3,0 - pH 8,0 tetapi tidak sesuai pada pH < 3,0 dan > pH 8,0.
0 Response to "Taksonomi Tanaman Karet (Hevea brassiliensis) "
Post a Comment