Berita Hangat Hari Ini

Tangisan Seorang Anak Sulung

Setiap pasangan hidup tentu akan mengharapkan yang namanya momongan, dan ketika pasangan itu diberi satu harapan terindah dalam hidupnya yaitu seorang anak pertama maka sangatlah bahagia yang terpancar  dari raut seorang ibu, mereka dengan penuh kasih sayang untuk membesarkan anak ini karena memang hanya dia satu satunya anak yang masih mereka punya, lalu setelah berusaha sekitar 2 tahun anak pertama mereka menambah keturunan lagi maka ketika ini nanti lahir maka anak pertama tadi berubah nama menjadi si sulung atau anak paling besar atau tertuah.

 Setelah lahir anak ke dua mereka dua -dua bertumbuh besar menjadi seorang anak dewasa, mereka masih penuh kasih sayang dari seorang ibu yang sederhana hidupnya dan juga seorang ayah penuh dengan kerja keras dan penyabar, namun satu hal yang membuat si sulung kurang beruntung yaitu setelah tamat sekolah dari tingkat sma dia tak bisa di sekolahkan ibunya sampai tingkat sarnana dan teman teman sebayanya semua pada melanjut keperguran tinggi, lalu karena si sulung tahu keberadaan orang tuanya yang tidak akan mampu untuk menyekolahkan dia ke tingkat sarjana, dia bilang pada ibunya, ibu aku mau mencari pekerjaanlah ke negeri orang semoga nanti aku bisa kuliah sambil kerja, dengan wajah yang sedih orang tuanya pun mengiakan anaknya untuk berantau kesebuah kota besar yang ada di Indonesia.

Dia berpamitan kepada kedua orang tuaya, dan orang tuanya pun hanya menitipkan pesan kamu harus sabar ya anakku ketika kamu udah sampai di perantauan dan sambil di peluk mamanya dengan derai tangis dan air mata sangat kelihatan sekali dari wajah ibunya, dan si sulung pun menyalami ayahnya dan adeknya si bungsu, dia bilang sama ke dua orang tuanya saya harus bisa kelak mama jadi anak sarjana.

Sisulung pun tiba di kota besar yang dia tujuh dan kota itu memang betul -betul kota yang sama sekali belum pernah dia kunjungi sebelumnya, dia tinggal di rumah keluarganya sekitar beberapa bulan dengan biaya yang masih dia bawah dari desa yang dititipkan ke dua orang tuanya, lalu dia bilang ke keluarganya agar di cari sebuah pekerjaan baru buat dia, namun apa yang terjadi bukan seperti apa yang dia harapkan segera mendapatkan pekerjaan baru, semua keluarga dia tanyakan tapi satupun tak ada yang bisa membantunya untuk bisa bekerja. 

Si sulung minta dicarikan pekerjaan karena dia sama sekali tak tahu harus cari kemana pekerjaan karena tak tahu jalan- jalan di kota itu, tapi karena dia sudah sadari tak ada cara lain selain harus dia sendiri yang cari, maka sisulung mulai mepelajari jalan -jalan di kota itu dan memberanikan diri untuk bertanya kepada setiap orang ketika dia tak tahu jalan pulang ketika dia mencari pekerjaan, lalu pertama sekali dia mendapatkan pekerjaan menjadi seorang sales marketing di sebuah perusahaan, kerjanya tiap hari menawarkan produk ke rumah rumah orang kaya, dan disana si sulung hanya bekerja selama 1 (satu) bulan, setelah itu dia kembali mencari pekerjaan baru karena udah mulai banyak tahu tentang jalan jalan di kota itu, diapun udah mulai berani jalan ke mana mana mencari pekerjaan walau dngan bahasa Indonesia yang masih se adanya.

Lalu dia melamar sebuah pekerjaan di sebuah perusahaan pengolahan seng sebagai karyawan lepas dengan gaji satu hari Rp 22,000 / hari dan si sulung bekerja disana sekitar satu tahun namun apa yang dia harapkan untuk menjadi seorang anak sarjana belum lah mampu dia ujukan, namun dalam hatinya tetap ada niat agar bisa kuliah.

Dari perkenalan dengan seorang temannya dia diberitahukan ada sebuah lowongan kerja baru ditempat dia, lalu esoknya si sulung mempersiapkan surat lamarannya dan diapun berangkat bersama temannya ke tempat perusahaan itu, lalu disana si sulung di interview dan langsung diterima bekerja dengan gaji sekitar Rp 1 juta perbulan dan si sulungpun  merasakan kebahagiaan karena dalam hatinya dia pasti bisa kuliah, setelah bekerja disana selama satu tahun dia kuliah mengambil D1 di sebuah kampus swasta mengambil jurusan komputer dan tak terasa diapun menyelesaikan studinya. 

Setelah berselang beberapa tahun kemudian dari tempat kerja yang sama si sulung kembali mengambil perkuliahan malam di sebuah Sekolah tinggi mengambil jurusan komunikasi dan sampai hari ini masih berlangsung belum selesai, namun pekerjaannya sudah dia tinggalkan dan bekerja di tempat lain sambil meneruskan perkuliahannya , namun singkat cerita di tempat kerja baru ini saat ini dia semakin sering mengalami banyak pergumulan hidupnya terkadang dia ingin menangis, ingin rasanya menyerah, kerena tempat ini juga tak membuatnya merasa tenang, namun apa yang dilakukan si sulung saat ini adalah memulai membangun sibuah bisnis online dan dia berharap tahun 2014 ini juga dia mau resign dari tempat kerjanya dia berharap dia bisa menjadi mandiri sambil melanjutkan perkuliahannya sampai selesai jadi seorang sarjana.

Perjalanan ini masih terus berlanjut hingga saat ini, semoga harapan si sulung bisa menjadi mandiri, memiliki usaha sendiri agar tangisan nya tak terus menerus.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Tangisan Seorang Anak Sulung "

Post a Comment