Berita Hangat Hari Ini

Sifat dan keterbatasan laporan keuangan



Karena laporan keuangan adalah dasar bagi kebanyakan upaya analisis tentang suatu usaha, pertama-tama kita harus mengerti sifat, cakupan, dan batasannya sebelum kita menggunakan data dan observasi yang diturunkan dari laporan itu untuk penilaian analisis kita.

Munawir (1995) menyatakan, “Laporan keuangan adalah bersifat historis serta menyeluruh dan sebagai suatu progress report laporan keuangan terdiri dari dat-data yang merupakan hasil dari suatu kombinasi antara :

1. Fakta yang telah dicatat ( recorded fact )



Berarti bahwa laporan keuangan ini dibuat atas dasar fakta dari catatan akuntansi, seperti jumlah uang kas yang tersedia dalam perusahaan maupun yang disimpan dibank, jumlah piutang, persediaan barang dagangan, hutang maupun aktiva tetap yang dimiliki perusahaan.



2. Prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan didalam akuntansi ( accounting convention and postulate )

Berarti data yang dicatat itu didasarkan pada prosedur maupun anggapan-anggapan tertentu yang merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim (General Accepted Accounting Principles); hal ini dilakukan dengan tujuan memudahkan pencatatan atau untuk keseragaman.

3. Pendapat pribadi ( personal judgement )



Dimaksudkan bahwa walaupun pencatatan transaksi telah diatur oleh konvensi- konvensi atau dalil-dalil dasar yang sudah ditetapkan yang sudah menjadi standar praktek pembukuan, namun penggunaan dari konvensi-konvensi dan dalil dasar tersebut tergantung daripada akuntan atau management perusahaan yang bersangkutan” (h. 6-8).

Munawir (1995) menyatakan, “Dengan mengingat atau memperhatikan sifat-sifat laporan keuangan tersebut diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa laporan keuangan itu mempunyai beberapa keterbatasan antara lain :

1. Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan interim report ( laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya sementara ) dan bukan merupakan laporan yang final.

2. Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang kelihatannya bersifat pasti dan tepat, tetapi sebenarnya dasar penyusunannya dengan standar nilai yang mungkin berbeda atau berubah-ubah.

3. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi keuangan atau nilai rupiah dari berbagai waktu atau tanggal yang lalu, dimana daya beli (purchasing power) uang tersebut semakin menurun, dibandingkan dengan tahun-



tahun sebelumnya, sehingga kenaikkan volume penjualan yang dinyatakan dalam rupiah belum tentu menunjukkan atau mencerminkan unit yang dijual semakin besar, mungkin kenaikan itu disebabkan naiknya harga jual barang tersebut yang mungkin juga diikuti kenaikan tingkat harga-harga.

4. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan karena faktor-faktor tersebut tidak dapat dinyatakan dengan satuan uang (dikwantifisir); misalnya reputasi dan prestasi perusahaan, adanya beberapa pesanan yang tidak dapat dipenuhi atau adanya kontrak-kontrak pembelian maupun penjualan yang telah disetujui, kemampuan serta integritas managernya dan sebagainya” (h. 9-10).


II.5. Metode Analisis Laporan Keuangan

Mengacu pada pendapat Munawir dan Tunggal, ada dua metode analisis yang digunakan oleh setiap penganalisa laporan keuangan, yaitu :

1. Analisis horizontal atau analisis dinamis atau time series analysis



Analisis horizontal adalah analisis dengan mengadakan pembandingan laporan keuangan untuk beberapa periode atau beberapa saat, sehingga akan diketahui perkembangannya. Digunakan kata dinamis, oleh karena yang dipelajari adalah perkembangan dari tahun ketahun jadi bukan situasi pada suatu saat saja, sehingga dapat dipelajari perubahan tertentu.

2. Analisis vertikal atau analisis statis


Analisis vertikal yaitu apabila laporan keuangan yang dianalisa hanya meliputi satu periode atau satu saat saja, yaitu dengan memperbandingkan antara pos yang satu dengan pos lainnya dalam laporan keuanngan tersebut, sehingga hanya akan


diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada saat itu saja. Analisis vertikal ini disebut juga sebagai metode analisis yang statis karena kesimpulan yang dapat diperoleh hanya untuk periode itu saja tanpa mengetahui perkembangannya.


II.6. Teknik Analisis Laporan Keuangan



Ada bermacam-macam teknik analisis laporan keuangan yang dikemukakan oleh para ahli. Namun sebenarnya semua teknik analisis tersebut mempunyai tujuan yang sama, yaitu untuk menyederhanakan data keuangan sehingga bisa lebih dimengerti, untuk menentukan dan mengukur hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan keuangan sehingga dapat diketahui perubahan dari masing-masing pos tersebut bila dibandingkan dengan laporan keuangan dari beberapa periode.

Mengacu pada pendapat Munawir, Tunggal, dan Woelfel ada beberapa macam teknik analisis yang biasa digunakan dalam analisis laporan keuangan yaitu sebagai berikut :

1. Analisis perbandingan laporan keuangan (comparative financial statement )



Adalah teknik analisis dengan cara memperbandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih. Teknik analisis tersebut sering juga disebut dengan analisis naik turun karena dengan analisis tersebut diketahui kenaikkan atau penurunan dari masing-masing pos.

2. Trend atau Tendensi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan (trend ratio) Dinyatakan dalam prosentase (trend percentage analysis), adalah suatu teknik analisis untuk mengetahui tendensi daripada keadaan keuangannya, apakah menunjukkan tendensi tetap, naik atau bahkan turun. Dalam menghitung persentase,



umumnya dipergunakan tahun pertama sebagai dasar pengukuran. Data dalam tahun tersebut dinyatakan dengan angka 100 %.

3. Laporan dengan persentase per komponen (common size statement atau common size percentages atau component percentages )

Adalah suatu teknik analisis untuk mengetahui prosentase investasi pada masing- masing aktiva terhadap total aktivanya, juga untuk mengetahui struktur permodalannya dan komposisi pengeluaran yang terjadi dihubungkan dengan jumlah penjualannya.

4. Analisis sumber dan penggunaan modal kerja



Adalah suatu analisis untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan modal kerja atau untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya modal kerja dalam periode tertentu.

5. Analisis sumber dan penggunaan kas ( cash flow statement analysis )



Adalah suatu analisis untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas atau untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan uang kas selama periode tertentu. Analisis ini khususnya digunakan dalam mengevaluasi keputusan kredit dan investasi karena ia memfokuskan pada hubungan likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas.

6. Analisis rasio

Adalah suatu teknik analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan rugi laba secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut. Analisis rasio dapat mengungkapakan hubungan yang menyatakan kondisi dan trend yang sering tidak diperhatikan dalam pemeriksaan komponen tersendiri dari rasio tersebut.

7. Analisis perubahan laba kotor (gross profit analysis)


Adalah suatu analisis untuk mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan dari periode ke periode yang lain atau perubahan laba kotor suatu periode dengan laba yang dibudgetkan untuk periode tersebut. Analisis ini memberikan sudut pandang khusus terhadap performa operasi sebuah perusahaan.

8. Analisis titik impas (break-even analysis)


Adalah suatu analisis untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tersebut tidak menderita kerugian, tapi juga belum memperoleh keuntungan. Analisis ini mengungkapkan hubungan antara pendapatan dengan pola tindak-tanduk biaya untuk pengeluaran-pengeluaran tetap dan variabel.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Sifat dan keterbatasan laporan keuangan"

Post a Comment